MAKALAH KOMUNIKASI POLITIK
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA INDONESIA
DISUSUN OLEH:
NAMA :WIRIYANTO ASWIR
NIM :
MK :
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.3 MANFAAT PENULISAN
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 DEFENISI KOMUNIKASI ,POLITIK DAN PANCASILA
2.2 BENTUK DAN HUBUNGAN KOMUNIKASI POLITIK PANCASILA DI INDONESIA
BAB III: PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa karena dengan limpahan karunialah ,saya dapat menyelesaikan tugas individu yang berjudul MAKALAH KOMUNIKASI POLITIK PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA INDONESIA.
Selanjutnya saya menyadari bahwasanya masih terdapat kejanggalan dan kekurangan di dalam makalah ini.Makadari itu kepada siding pembaca diharapkan masukannya demi kesempurnaaan makalah ini adanya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makalah ini ditulis karena keperluan kita untuk menggali lebih dalam sejarah bangsa dan dasar Negara kesatuan Republik Indonesia.Dalam hal ini Pancasila sebagai ideology bangsa sesungguhnya telah diajarkan dan diwarisi oleh para pendiri bangsa yang digali dari nilai nilai budaya bangsa kita sendiri.Akan tetapi minimnya minat kita mempelajarinya membuat kita kurang memahami apa itu Pancasila dan nilai nilai bagaimana yng dikandung didalamnya.
1.2 Tujuan Penulisan
Tulisan makalah ini ditujukan kepada rekan rekan siding pembaca untuk menambah bahan berpikir kita dalam hal dan wacana yang membahas mengenai Komunikasi Politik Pancasila.Selain itu makalah ini berisi rujukan dari berbagai sumber yang kami harapkan akan berguna bagi diri kami sendiri dan juga diharapkan kepada siding pembaca
1.3 Manfaat penulisan
Manfaat yang kami harapkan dengan ditulisnya makalah ini tentulah bermaksud baik kehendak ingin mendalami ilmu pengetahuan mengenai komunikasi politik pancasila itu sendiri.Selain itu manfaat penulisan ini memotivasi kita semua untuk kembali membuat karya karya tulis yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFENISI KOMUNIKASI ,POLITIK DAN PANCASILA
a.Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)
Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut Harold Lasswell Sat, 10/11/2007 - 6:54pm — Rejals Analisis Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1. Who? (siapa/sumber). Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan). Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media). Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima). Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut Tujuan
5. With What Effect? (dampak/efek). Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Contoh: Komunikasi antara guru dengan muridnya. Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Kesimpulan: Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect
b.Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.[1] Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
• politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
• politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
• politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
• politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
c.Komunikasi Politik
Secara sederhana, komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara ”yang memerintah” dan ”yang diperintah”.
d.Pancasila
Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar falsafah negara Republik Indonesia, baik ditinjau dari sudut bahasa maupun sudut sejarah.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi Pancasila:
IR. SOEKARNO
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia
PANITIA LIMA Pancasila adala lima asas yang merupakan ideologi negara. Kelima sila itu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hubungan antara lima asa erat sekali, berangkaian, dan tidak berdiri sendiri.
PROF. DRS. MR NOTONEGORO
Pancasila merupakan dasar falsafah negara Indonesia
PADA LAMBANG NEGARA RI "GARUDA PANCASILA"
Pancasila adalah dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia
BUNG YAMIN
Pancasila adalah weltanschauung, falsafah negara Republik Indonesia, bukan satu agama baru!
2.2 BENTUK DAN HUBUNGAN KOMUNIKASI POLITIK PANCASILA DI INDONESIA
A.Komunikasi Politik dan Ideologi Politik
Pentingnya ideologi dalam pembentukan serta befungsi dan berperannya Opini Publik dalam suatu negara, telah terbukti dalam sejarah.Ideologi adalah suatu pandangan hidup atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalamyang dipunyai dan dipegang oleh suatu masyarakat tentang bagaimana cara yang sebaiknyamengatur tingkah laku bersama dalam segi kehidupan manusiawi (Alfian, 1980:109). Ideologi juga dapat diartikan sebagai pandangan hidup, filsafat hidup atau sikap menal yang dapatdimiliki oleh indivedu atau masyarakat dalam kehidupan bersama.Ideologi selalu menjadi sumber yang pokok terjadinya kebebasan informasi dalamkomunikasi politik, sehingga ideologi akan membentuk proses terbentuk dan terbinanya OpiniPublik suatu bangsa.Demokrasi mengharuskan adanya kebebasan informasi yang mencakup kebebasanmenyatakan pendapat dan kebebasan pers. Meskipun demikian masih ada negara yang menganutatau masih berpola ideologi otoritarian, yang belum memberikan kebebasan yang luas kepadarakyat dalam menyatakan pendapat dan menyampaikan informasi terutama melalui media massa(surat kabar, film, radio, dan televisi).
Komunikasi Politik dan Ideologi Pancasila
σPengelola sumber-sumber komunikasi lebih tinggi frekuensinya berada pada Presiden, baik sebagai kepala pemerintahan (eksekutif) maupun sebagai kepala negara.
σKehidupan infrastruktur komunikasi berkembang sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai
lembaga input bagi suprastruktur komunikasi.
σPendapat umum dijamin oleh ketentuan peraturan yang berlaku, sesuai dengan sifatnyabahwa Negara Indonesia adalah sebagai negara hukum (rachts staat).
σPengaturan hak-hak asasi manusia sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di Indonesia. Halini sebagai suatu identitas bahwa sistem komunikasi Indonesia berbeda dengan sistem lain.Dalam hal kesertaan masyarakat di bidang media massa, maka masyarakat diberi
kesempatan untuk mengelolanya.
σPers yang berorientasi, bersikap dan bertingkah laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila danUndang-Undang Dasar 1945 (Dewan Pers, 1984).
σHakekat pers Pancasila menurut dewan pers : pers yang bebas dan bertanggung jawab dalammenjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi yang benar dan objektif, penyaluraspirasi rakyat dan control sosial yang konstruktif.
σPers Pancasila dilatarbelakangi oleh filsafat Pancasila dan sistem sosial dan politik sertasistem hukum sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945, hal ini menunjukkan bahwapers Pancasila memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan sistem pers di negaralain. Pers Pancasila diluar paham liberal dan otoriter yang dikenal luas di seluruh dunia
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah bahwasanya Ideologi Pancasila telah mengatur pola korelasi antara Komunikasi politik dalam system politik Indonesia itu sendiri.Hal ini bias kita saksikan pada dewan pers yang terbentuk melindungi dan bertanggung jawab akan komunikasi yang terjadi dalam proses komunikasi politik itu sendiri
3.2 SARAN
Saran kami adalah marilah kita bersama memperkaya khazanah pengetahuan kita mengenai nilai nilai kounikasi politik Pancasila itu sendiri
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/85335021/Komunikasi-Politik-Dan-Ideologi-Politik
http://id.shvoong.com/social-sciences/1897611-pengertian-komunikasi-politik/
http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2157547-definisi-dan-pengertian-politik/
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_definisi_komunikasi
http://www.scribd.com/doc/85335021/Komunikasi-Politik-Dan-Ideologi-Politik
"AKu yakin bila satu orang saja,yg punya pengalaman yang berbeda beda bisa menuliskan nya dalam bentuk karangan ,bayangkan betapa banyak jejak jejak hidup yang unik tersebut bisa merekam kehidupan yang tidak abadi ini dalam tinta keabadian,sebagai kado kehidupan yang ditinggalkan,mulailah menuliskannya ..."
Pages
▼
Sunday, May 20, 2012
TUGAS INDIVIDU NAMA :WIRIYANTO ASWIR NIM :1001120219 MATA KULIAH :PEMIKIRAN-PEMIKIRAN POLITIK JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS RIAU
TUGAS INDIVIDU
NAMA :WIRIYANTO ASWIR
NIM :1001120219
MATA KULIAH :PEMIKIRAN-PEMIKIRAN POLITIK
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS RIAU
1. Bagaimana pendapat saudara tentang perkuliahan ini dan tugas yg diberikan oleh pak muchid (dosen pmbimbing)
Perkuliahan mengenai Pemikiran-pemikiran politik yang diajarkan oleh Pak Muchid ,menurut saya adalah materi yang cukup menarik.Hal ini dikarena akan menambah wacana berpikir mahasiswa Ilmu Pemerintahan yang sangat perlu mengetahui dan memilah milah pemikiran pemikiran politik tersebut.Dalam pemberiannya,pak Muchid menggunakan metoda diskusi,yang sebenarnya lebih memeratakan pemahaman individu mahasiswa untuk menguasai konsep yang ajarkan.
Tugas yang diberikan Pak Muchid lebih banyak diberikan dalam bentuk wacana berpikir bersama,yang akan dipresentasikan melalui diskusi kelompok.Tentunya akan membuat jalinan kerjasama antar sesame mahasiswa dalam hal ini.
2. Jelaskan korelasi antara ideologi, aktor politik, intitusi politik, dan pemikiran politik!
a.Ideologi
Ahli filsuf barat,Rene Descartes pernah menyatakan bahwa Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia .Jadi ideologi Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung),
b.Aktor politik
Dalam terjemahan kasarnya Aktor politik adalah seseorang yang berkecimpung baik langsung maupun tidak langsung dalam politik praktis.Sedangkan peran dari actor politik itu sendiri dibahas dan di bedakan menjadi komunikator politik yang akan berperan sebagai propagandis
“Friedrich (dalam Winarno, 2005:16) bahwa,“kebijakan sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang,kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikanhambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan yangdiusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatutujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu”.”
Dari teori diatas jelaslah bahwa actor politik memberikan pengaruh besar dalam hal hal yang berbau politik itu sendiri,apakah ini dalam pembagian kekuasaan,atau dalam bidang pembuatan keputusan.
c.Institusi Politik
Istilah institusi berasal daripada perkataan Latin, instituere yang membawa maksud sesuatu yang diwujudkan atau ditubuhkan. Ini bermaksud bahawa institusi adalah satu corak kegiatan atau aktiviti manusia yang wujud dan berterusan. Istilah ini begitu popular di kalangan sarjana sains politik, kerana institusi menjadi pusat kepada segala tindak tanduk manusia. Fahaman mengenai institusi dipelopori oleh ahli sosiologi. Walau bagaimanapun istilah ini diubahsuai dan digunakan oleh ahli sains politik untuk menjelaskan kegiatan politik.
d.Pemikiran politik
Pemikiran adalah hasil dari kegiatan berpikir.Maka dari itu pemikiran politik merupakan hasil dari pemikiran dibidang politik.Hal ini terjadi diakibatkan banyaknya cara dalam berpolitik,dan berbagai interaksi serta proses yang berbeda dalam menanggapi hal hal yang berkaitan dengan kegiatan politik itu sendiri.
Jadi ,umumnya kita dapat menyimpulkan bahwa terdapat korelasi antara ideology politik,pemikiran politik ,actor politik dan institusi politik.Yang mana.Ideologi merupakan cara berpikir politik berupa pemikiran politik seorang atau sekelompok actor politik.Yang akan mereka gunakan di dalam institusi – institusi politik tersebut.Maka dari itu,bagaimana cara seorang actor politik akan ia jewantahkan dalam wadah institusi politik sesuai dengan ideology yang dianutnya dalam berpolitik.
3. Jelaskan kontribusi pemikiran- pemikiran politik dalam perpsektif dasar negara/ideology
Kontribusi pemikiran politik dalam perspektif ideology sebenarnya sangatlah kompleks,hal ini dikarenakan terbentuknya suatu ideology dalam suatu Negara dipengaruhi oleh proses pemikiran politik tersebut.Yang dirancang oleh Founding father suatu Negara,atau bahkan suatu kekuasaan dalam suatu Negara.
Pemikiran politik juga berpartisipasi aktif dalam mengembangkan ideology suatu Negara dalam mengatur dan atau menata Negara itu sendiri.Sebagai contoh pemikiran politik Pancasila yang terbentuk sebagai Ideologi bangsa Indonesia.Tentunya awalnya terbentuknya pemikiran tersebut adalah cara pandangan hidup kedepan.Nah dalam hal ini konstribusi pemikiran politik juga bias dimanfaatkan sebagai dasar menta Negara disemua sector dan bidang.
Pemikiran politik tentu saja akan mengatur arah organisasi Negara dalam mencapai tujuan tujuannnya
4. jelaskan perbedaan antara pemikiran dan ideologi & isme/ajaran dgn institusi politik serta persamaannya.
Perbedaan antar a pemikiran ,isme dan ideology tersebut terletak pada cakupan maknanya,yang mana Ideologi merupakan kumpulan dari pemikiran itu sendiri yang dijadikan landasan dan tolak ukur dalam memandang sesuatu .Sedangkan isme-Pada mulanya sufiks -isme memang dipungut dari bahasa asing, akan tetapi lambat laun afiks itu menjadi produktif, sehingga bentuk -isme dianggap layak diterapkan juga pada dasar kata yang menjadikannya berbeda,isme biasanya diajarkan oleh seorang individu,atau seseorang yang memiliki charisma tertentu sehingga akan berpengaruh dan diikuti oleh mereka yang percaya isme tersebut
Sedangkan persamaannya adalah ,baik itu isme,pemikiran dan ideology adalah bersumber dari hasil karya berpikir seseorang atau suatu kelompok tertentu yang tidak bersifat given by,akan tetapi sama sama dicari dan dipelajari sehingga mereka dalam hal ini tiga bentuk diatas timbul sebagai sesuatu konsep yang mereka percayai.
5. jelaskan aktor politik dgn hasil pemikiran politik, institusi politiknya dan bagaimana lingkungan internal dan eksternal mempengaruhinya
Dalam hal ini saya mengambil contoh K.H Abdurrahman Wahib (Gus Dur)
Gus Dur dalam hal ini merupakan seorang tokoh Islam keturuan salah seorang pembesar Islam Wahid Hasyim,yang beraliran nahdatul ulama (NU).Akan tetapi hasil pemikiran Gus Dur yang banyak mengandung point yang controversial dalam hal ini keterbukaan,toleransinya dan kebijakan yang diambilnya banyak mengarah ke Liberalistis tentunya bertentangan dengan didikannya yang berekam jejak di timur tengah (mesir).Dalam hal ini pula,Gus Dur memiliki Institusi politik para ulama di NU dan juga berafiliasi pada partai PKB.Lingkungan internal NU dalam ini merupakan lingkungan yang sarat akan muatan politik islam yang sangat tradisional.Sedangkan pergaulan Gus Dur yang luas mempengaruhi nya untuk bertindak lebih arif bahkan bagi sebagian kalangan dianggap keterlaluan .Dalam hal inipun Gus dur lebih banyak memasukkan muatan muatan pemikiran politik barat dan menjunjung tinggi nilai nilai universalisme,Pluralisme yang merupakan komoditi utama paham paham liberalistis dan paham pembaharuan.
Nah dari sketsa diatas,dapat kami paparkan bahwa Aktor politik tersebut dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternalnya.Dalam hal ini ia pun akan dipengaruhi oleh institusi politik yang ia ayomi.Akan tetapi Aktor politik tersebut secara langsung/pun tidak juga mempengaruhi institusi politik dimana ia memperjuangkan nilai nilai yang dia anggap cocok dan layak untuk diperjuangkan.
Sumber tulisan:
http://jogloabang.com/content/apa-yang-salah-dari-ideologi
http://www.slideshare.net/moviedz/bab-01-pemikiran-politik-gus-dur
Wikipedia.org
http://mindapengarang.wordpress.com/2009/06/23/definisi-institusi-politik/
Obrolan anjing penjaga rumah tua
Suatu hari yang mungkin biasa saja,segerombolan mahluk berkaki dua bertanya tanya soal arah kakiku melangkah,ada yang bilang aku berniat naik tangga A bersama adik asuhan ku.Ada pula yang berbisik bisik ,bahwa aku berniat naik tangga B bersama adik asuhanku lainnya.
Ditangga yang sama menuju gerbang yang sama.Aku dan adikku membawa sekantong kecil pelastik berisi bekal yang akan kusuguhkan di rumah miskin yang tak terurus dengan baik.Rumah itu diisi anjing gila keparat yang mengumbar umbar tipu muslihat.Anjing anjing itu beragam bentuk dan rupanya.
Anjing pertama menyalakkan gonggongannya kepadaku,aku menatap matanya seolah aku dapat menerka apa yang ia bicarakan.begini kira kira katanya
"hai,manusia keparat...Selama ini apa yang telah kau lakukan sehingga kau berani menaiki tangga ini? "
lalu anjing kedua menyalak pula kepadaku
"hai,manusia sialan..aku lebih memilih manusia bertubuh bonsor dibelakang kau,karena ia lebih bisa berkata manis dalam berbicara"
lalu Anjing sialan yang ketiga menyalak
"hai babi hutan,bukankah kau yang setahun lalu ingin menjadi rivalku,kini aku telah menjadi anjing penguasa,maka kau takkan kubiarkan menaiki tangga rumah ini"
lalu anjing yang keempat berbahasa
"hai,laknat! bukankah kau yang memecahkan kaca rumah sebelah dideretan rumah kami? bekal apa yang kan kau bawa? sedang kau tak pernah bermanis muka kepada kami?"
lalu anjing kelima menatap ku dalam dalam
"hai sialan,aku lebh memilih manusia yang disini adalah mereka yang menjanjikan,kembalilah bersama adikmu"
Sejenak ,aku melangkah mundur,rumah tua tinggallah rumah
ku pikir aku hendak bersurut
sedang bekalku tak pernah terbuka
anjing anjing ini lebih menyukai disuapi makanan manis
walaupun sebenarnya berisi nanah dan darah hina
anjing anjing disini lebih menyukai nyanyian sepi
walaupun sebenarnya lagunya dinyanyikan pelacur tua
anjing -anjing malang
lalu adikku berbisik
"kakak majulah,kita sudah terlalu jauh melangkah,sayang sekali bila bersurut,anjing anjing biarkan menggong gong"
dan aku melangkah dan meniti tangga rumah tua
entah siapa yang dahulu sampai
entahlah
Ditangga yang sama menuju gerbang yang sama.Aku dan adikku membawa sekantong kecil pelastik berisi bekal yang akan kusuguhkan di rumah miskin yang tak terurus dengan baik.Rumah itu diisi anjing gila keparat yang mengumbar umbar tipu muslihat.Anjing anjing itu beragam bentuk dan rupanya.
Anjing pertama menyalakkan gonggongannya kepadaku,aku menatap matanya seolah aku dapat menerka apa yang ia bicarakan.begini kira kira katanya
"hai,manusia keparat...Selama ini apa yang telah kau lakukan sehingga kau berani menaiki tangga ini? "
lalu anjing kedua menyalak pula kepadaku
"hai,manusia sialan..aku lebih memilih manusia bertubuh bonsor dibelakang kau,karena ia lebih bisa berkata manis dalam berbicara"
lalu Anjing sialan yang ketiga menyalak
"hai babi hutan,bukankah kau yang setahun lalu ingin menjadi rivalku,kini aku telah menjadi anjing penguasa,maka kau takkan kubiarkan menaiki tangga rumah ini"
lalu anjing yang keempat berbahasa
"hai,laknat! bukankah kau yang memecahkan kaca rumah sebelah dideretan rumah kami? bekal apa yang kan kau bawa? sedang kau tak pernah bermanis muka kepada kami?"
lalu anjing kelima menatap ku dalam dalam
"hai sialan,aku lebh memilih manusia yang disini adalah mereka yang menjanjikan,kembalilah bersama adikmu"
Sejenak ,aku melangkah mundur,rumah tua tinggallah rumah
ku pikir aku hendak bersurut
sedang bekalku tak pernah terbuka
anjing anjing ini lebih menyukai disuapi makanan manis
walaupun sebenarnya berisi nanah dan darah hina
anjing anjing disini lebih menyukai nyanyian sepi
walaupun sebenarnya lagunya dinyanyikan pelacur tua
anjing -anjing malang
lalu adikku berbisik
"kakak majulah,kita sudah terlalu jauh melangkah,sayang sekali bila bersurut,anjing anjing biarkan menggong gong"
dan aku melangkah dan meniti tangga rumah tua
entah siapa yang dahulu sampai
entahlah
Catatan Malam oleh Deny Rendra
Catatan Malam
oleh Deny Rendra
sumber: http://www.denyrendra.net/2011/11/catatan-malam
Ratusan abad yang lalu, Aristoteles mengatakan pendapatnya tentang
hubungan manusia. Dengan sebuah pernyataan bahwa human is zoon
politicon. Bagi yang terbiasa bergelut di dunia sosial politik ataupun
filsafat mungkin kalimat ini tidak asing lagi dan sudah menjadi kalimat
yang selalu digadang-gadangkan.
Menurut literatur, Aristoteles yang merupakan murid dari plato ini
mendefinisikan spesies manusia sebagai ZOON POLITIKON, yang arti umumnya
adalah social animal(makhluk sosial) / political animal(makhluk
politik). Secara sederhana artinya adalah manusia makhluk sosial karena
manusia tidak dapat hidup sendiri; mereka membutuhkan orang lain dan
membutuhkan rasa untuk dibutuhkan oleh orang lain.
Secara implisit yang saya pahami kemudian adalah bahwa setiap manusia
memiliki jejaring kehidupan dengan manusia lain, baik itu secara
langsung ataupun tidak secara langsung. Setiap manusia memiliki peran,
dan setiap manusia memiliki manfaat untuk manusia yang lain. Dan saya
ulangi lagi dengan penegasan, baik itu peran dan manfaat secara langsung
ataupun tidak secara langsung.
Dengan tidak bermaksud mengecilkan makna seorang budak, saya juga ingin
menyatakan bahwa budak/ hamba sahaya saja itu juga punya manfaat dan
peran penting untak kehidupan manusia lain. Tanpa mereka, siapa yang mau
dan rela mengerjakan hal-hal yang kotor dan menjijikkan, atau pekerjaan
yang cuma remeh temeh dan pekerjaan-pekerjaan yang tidak mungkin mau
dikerjakan oleh seorang raja/ penguasa.
Lalu haruskah kita menampikkan peran dan manfaat mereka, hanya karena mereka seorang budak?!
Jika seorang budak saja punya manfaat dan peran terhadap manusia lain,
lalu bagaimana dengan sang Raja/ Penguasa?! Tentu saja, dengan penegasan
kembali karena Ia juga adalah manusia, maka sedikit ataupun banyak -
besar ataupun kecil - langsung ataupun tidak langsung, ia juga memiliki
peran dan manfaat bagi manusia yang lain. Bahkan Raja Ramses II yang
dikenal sebagai Firaun terdzolim pun juga memberi peran dalam kehidupan.
Maka, terlalu naif kita sebagai manusia jika membuat sebuah penyangkalan
bahwa manusia lain tidak ada memberi manfaat terhadap kita. Apalagi
jika manfaat itu sebenarnya pernah kita rasakan secara langsung.
Makna implisit berikutnya yang saya pahami adalah ketika ada jejaring
kehidupan antara manusia satu dengan manusia yang lain, maka interaksi
itu akan memberi warna tersendiri terhadap manusia tersebut. Bisa saja
terjadi interaksi yang baik, dan mungkin juga interaksi yang tidak baik.
Tapi yang perlu di pahami adalah walaupun terjadi interaksi yang tidak
baik, kita juga tidak bisa menyangkal bahwa manusia tersebut tidak
memberi peran dan manfaat bagi kita. Karena kata kuncinya tadi adalah
setiap manusia adalah makhluk sosial, setiap manusia terhubung dalam
sebuah jejaring kehidupan dan setiap manusia memberi peran dan manfaat
kepada manusia lain secara langsung maupun tidak secara langsung.
Ini cuma sekedar catatan malam menjelang tidur karena kegelisahan
melihat manusia yang menganggap hanya ada satu manusia superior sehingga
mata hatinya menjadi buta dan tidak melihat manfaat dan peran manusia
yang lain. Tidak ada maksud menggurui dan menganggap paling benar. Tapi
paling tidak saya sudah mencoba memberi manfaat dan peran sebagai
manusia untuk memberikan sebuah pemahaman. Lalu masihkah manusia tidak
mau berpikir?!
CATATAN KAKI TENTANG METAFISIKA KEBANGSAAN : PERJALANAN DARI LUMBUNG SAMPAI CAKRAWALA JALA SUTRA UNTUK KEMBALI MENJADI BANGSA INDONESIA Oleh : Romo Jansen Boediantono*
CATATAN KAKI TENTANG METAFISIKA KEBANGSAAN : PERJALANAN DARI LUMBUNG SAMPAI CAKRAWALA JALA SUTRA UNTUK KEMBALI MENJADI BANGSA INDONESIA
Oleh : Romo Jansen Boediantono*
Apabila ada yang sekonyong - konyong bertanya arti bangsa, apakah yang berkelebat dibenak kita ?? Dua tanda tanya tersebut memberikan peluang pada dua jawaban yang terlintas dipikiran kita. Pertama, menunjuk pada kelompok manusia yang mendiami sebuah tempat tertentu dengan ciri - ciri khas sendiri, sedangkan yang kedua melukiskan adanya tujuan yang terdapat pada kelompok tersebut. Maka ditengah hiruk pikuk persoalan – persoalan yang menyerang bangsa indonesia dari segala arah, skala dan kompleksitas kerumitan pemecahan jangka panjang untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa indonesia dibuminya sendiri semakin sulit diabaikan. Bisa dikatakan sebuah kemustahilan bila kita ingin membuat jalan setapak yang mampu menembus bayang – bayang suram masa depan bangsa, tanpa memperhitungkan keragaman budaya, prespektif teologi, filsafat sampai pada unsur mesianis untuk kemudian menata kembali hubungan bangsa dan negara dalam kaitannya dengan Tuhan, alam maupun manusia itu sendiri
Tulisan ini merupakan upaya ‘penyelamatan bangsa Indonesia ditanah kelahirannya sendiri’ dengan membuka tabir ‘ kasyf al-mahjub’ bangsa indonesia, melihat hal – hal yang luput dari perhatian banyak orang, yang terdapat dibalik sesuatu yang tampak, keluar dari dunia empiris dan bergerak terus untuk mencari kebijaksanaannya dengan cara inovatif, reflektif dan revolusioner. Dengan demikian yang akan ditawarkan adalah sebuah ‘ada dalam kemungkinan’, yaitu sesuatu yang dalam realitas belum ada tapi secara potensial dapat diwujudkan. Agar ada dalam kemungkinan ini benar – benar bisa terwujud, metafisika kebangsaan yang dipakai mengikuti prinsip – prinsip keteraturan semesta seperti yang telah ditetapkan Tuhan ( sunatullah ) untuk mengantarkan perjalanan bangsa indonesia selamat sampai tujuannya. Pola berpikir deduktif ini memberi isyarat adanya Kebenaran relatif yang didekatkan pada kebenaran absolut sehingga diharapkan menghasilkan sebuah pemikiran kebangsaan yang pasti, tetap dan dapat diterima semua pihak
Bangsa sebagai kumpulan manusia - demikian Suhrawardi al-Maqtul menyimpulkan – baik jasad maupun ruhnya merupakan produk dari proses illuminasi Tuhan yang disebut sebagai isyraq. Paham isyraq ini menyatakan bahwa alam berwujud melalui penyinaran illuminasi. Kemudian menurutnya,kosmos terdiri dari susunan bertingkat – tingkat berupa pancaran cahaya. Cahaya tertinggi sebagai sumber segala cahaya atau Nur al-Anwar. Dia adalah Tuhan yang azali. Manusia berasal dari nur al-anwar yang mewujud melalui pancaran cahaya dengan proses yang relatif sama dengan pelimpahan ( emanasi ). Oleh karena itu antara Tuhan dengan Manusia memiliki relasi ontologis substanstif yang bersifat dialektik. Ada hubungan dari atas kebawah ( proses tanazzul ) dan dari bawah keatas ( proses taraqi ) untuk kembali bersatu pada ‘sangkan paraning dhumadi’ ( ittihad ). Implikasi teologis dari paham ini adalah, perjalanan sebuah bangsa sesungguhnya adalah pergerakan dari nol kembali kepada nol sebagai bentuk keseimbangan dan pemaknaan kehidupan sebuah bangsa adalah nilai yang yang lahir dari pergerakan angka satu sampai sembilan sebagai bentuk kesempurnaan. Keseimbangan dan kesempurnaan merupakan kesadaran sebuah bangsa mengikuti hukum – hukum kesemestaan seperti yang telah ditetapkan Tuhan ( sunatullah ), agar ia mengenali diri sendiri. Dan dengan pengenalan tersebut, sebuah bangsa akan mengenal penciptanya sebagai sumber dari segala macam sumber cahaya
Keseimbangan dan kesempurnaan ini akan penulis bagi dalam empat ruang yang berjalan mengikuti gerakan hukum – hukum kesemestaan dengan berputar melawan arah jarum. Ruang I proses kelahiran bangsa, Ruang II Lumbung / sehat jasmani dan rohani, Ruang III negara, Ruang IV kapital / masyarakat adil dan sejahtera
Kembali Menjadi Bangsa Indonesia Agar Tidak Terperangkap Dalam Keadaan ‘Merugi’
Perasaan senasib akibat penindasan yang dialami dan keinginan untuk hidup lebih baik dimasa depan inilah yang mendorong kaum terjajah, pada tanggal 28 oktober 1928 menyatakan dirinya sebagai Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia pun lahir setelah sebelumnya dihinakan dan dibuat frustasi oleh dominasi imperialis - kolonial, dengan satu tujuan “ mengangkat harkat dan martabat KAUM PRIBUMI “. Inilah Ruang I proses kelahiran bangsa indonesia
Persoalan pun muncul, setelah bangsa ini lahir ternyata tidak pernah membangun lumbung yang merupakan kearifan budaya dan koherensi manusia dengan alam, sekaligus merefleksikan kedaulatan rakyat dalam membangun diri dan lingkungannya, tetapi langsung mendirikan negara. Terjadi loncatan yang menyimpang dimana ruang I langsung menuju Ruang III. Akibatnya, negara tidak tegak berdiri diatas kedaulatan rakyat dan dibangun berdasarkan nafsu kekuasaan belaka. Inilah awal penyimpangan bangsa indonesia untuk pertama kalinya dalam perjalanan sejarah : negara yang dibentuk tidak dapat menjadi sebuah organisasi yang mampu mengimplementasikan nilai – nilai kebijaksanaan sebuah bangsa sebagai suatu sistem nilai yang tetap dan terintegrasi, yang mampu mendorong adanya etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
KAUM PRIBUMI sengaja ditulis dengan huruf besar karena istilah tersebut menunjukan pada sarkasme sebuah bangsa akibat penyimpangan loncatan diatas, yang kemudian secara psikologis melahirkan keinginan penguasaan atas tanah tempat manusia hidup serta menciptakan sifat eksploitatif pada sumber – sumber kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Akibatnya, pada gilirannya nanti istilah kaum pribumi ini membuat diskrepansi antara keinginan mengangkat harkat dan martabat hidup dengan ketidak adilan dan ketidak sejahteraan dari adanya sifat eksploitatif dan kompetitif dalam ‘penguasaan hak atas tanah’.
Kondisi ini bertambah parah dengan adanya pergantian dari UUD’45 menjadi konstitusi RIS, kemudian berlanjut menjadi UUDS 50, yang akhirnya berganti nama menjadi ‘ Amandemen UUD’45 ‘. UUD’45 yang dibangun dari filsafat, budaya dan spritualitas bangsa digantikan oleh konstitusi yang berisi semangat kapitalisme. Bangsa indonesia pun masuk dalam jaring - jaring dunia kapitalisme yang serba materi dengan lingkaran setan kebutuhan untuk membutuhkan. Negara direduksi sedemikian rupa sehingga terjebak dalam drainase kapitalisme untuk menguasai sumber daya alam yang ada. Dan elit politik yang menguasai negara berubah menjadi ' leviathan ' yang memiliki kekuasaan begitu besar sehingga memiliki wewenang dalam menentukan hukum – hukumnya sendiri. Kapitalisme yang melahirkan sikap hidup serba materialistis, kompetitif , pragmatis yang dilengkapi dengan kerakusannya, tentu saja berseberangan jalan dengan sifat asli bangsa indonesia yang welas asih, nrimo ing pandum, sepi ing pamrih meski rame ing gawe juga. Jadilah Indonesia menjadi bangsa yang asing dengan dirinya sendiri. Kelihatannya aneh dan lucu, di ruang III ini antara bangsa indonesia dengan negaranya berdiri berhadapan dengan masing – masing pihak saling memalingkan muka. Perjalanan bangsa pun menjadi stagnan karena negara tak mampu menjadi jembatan yang mampu mengantarkan bangsa indonesia pada masyarakat adil dan sejahtera.
Suatu penilaian lain yang dramatis dalam ruang III mengenai negara indonesia dengan kapitalisme sebagai kiblatnya, menampilkan banyak wajah yang tidak sesuai dengan gambaran budaya bangsa indonesia itu sendiri. Dalam konteks uraian hegemoni kapitalis terjadilah situasi yang manipulatif, keadilan berarti ketidaksamaan, akal berarti pemenuhan kepentingan pribadi, kemerdekaan berati keserakahan. Impian tentang masyarakat yang ‘ gemah ripah loh jinawi ‘ meskipun masuk akal untuk diwujudkan, sayangnya tidak dapat menjadi tujuan ideologis negara dan hanya menjadi sekedar retorika belaka. Kondisi ini menjadi semakin parah dengan adanya praktek – praktek kapitalisme yang direstui negara untuk menerapkan ukuran – ukuran ‘ demi kemanusiaan ‘, bersandiwara seolah – olah mematahkan ujung pisau tajam persaingan bebas agar bisa menjadi topeng yang menyembunyikan wajah buruk mereka dari bangsa indonesia.
Dari perjalanan bangsa yang terjadi dari mulai lahir sampai saat ini, dari ruang I sampai ruang lainnya, kita melihat bangsa indonesia mengalami ketidak keseimbangan karena tidak ada ekuivalensi antara keinginan untuk mengangkat harkat dan martabat dengan keadilan dan kesejahteraan dalam realitasnya. Disamping itu, bangsa ini pun mengalami ketidak sempurnaan karena bergerak hanya diwilayah materi dan mengabaikan sumber – sumber rohani dalam memberikan makna hidupnya. Bangsa ini pun mengalami ketidak seimbangan dan ketidak sempurnaan, maka “ demi waktu, sesungguhnya bangsa indonesia dalam keadaan merugi bila situasi dan kondisi ini diteruskan “
Situasi dan kondisi itulah yang melahirkan sebuah kesadaran baru pada segelintir anak – anak bangsa untuk menggali sumber – sumber pemikiran yang ada pada tradisi, filsafat dan religiuisitas bangsa indonesia, sebagai upaya menjaga keberlangsungan hidup bangsa indonesia itu sendiri dalam sebuah tema “ Kembali Menjadi Bangsa Indonesia “yang dipelopori oleh Agus Salim HK, Pemimpin Revolusi Kembalinya Jatidiri Bangsa dan Sistem Mula NKRI serta Hans Setyabudhi, Penggali Cakrawala Jala Sutra. Bentuk khas kesadaran ini adalah pemahaman yang mendalam tentang akar budaya pada ruang konkret yang menjadi simbol suatu cara pemahaman, pola berpikir yang bergerak mengikuti hukum – hukum kesemestaan, cara hidup serta pandangan dunia yang jauh dari pilihan filantropis. Hasil konkret dari pemahaman pada akar budaya yang dihasilkan berupa pengetahuan yang mendalam tentang potensi manusia dan kekuatan alam dimana manusia hidup, bahkan batas antara manusia dengan alam seringkali samar karena adanya timbal balik dan saling menerima budaya dan alam yang merangsang keinginan untuk menata kembali cara berpikir, bertindak , termasuk pola – pola hidup yang biasa dilakukan
Aspek lain tak kalah penting yang ada pada kesadaran ini adalah keharmonisan didalam interaksi sosial kehidupan berbangsa dan bernegara, keselarasan didalam keragaman tradisi, persaudaraan ditengah perbedaan sesama anak bangsa. Ikatan – ikatan primodial pun terjalin sebagai konstiitutif dari keberadaannya sebagai sebuah bangsa. Menurut penulis, Ini merupakan karakteristik asli bangsa Indonesia yang menunjukan sikap hormat pada yang transenden bukannya kepemilikan atas alam dalam pandangan dunia, kesetiakawanan sosial melalui jalinan komunikasi dialogis dan bukan persaingan dalam hubungan antar manusia, pengenalan jatidiri dan bukan keterasingan dalam pengalaman hidupnya. Bila kemajuan material yang menjadi tujuan negara telah merusak karakteristik bangsa Indonesia mulai dipertanyakan, kesadaran untuk kembali menjadi bangsa indonesia dapat menjadi angin segar yang membawa harapan baru bagi bangsa Indonesia menyelamatkan diri dari keadaannya yang merugi
Lumbung Sebagai Upaya Rakyat Membangun Bangsa Dan Negara
“ Negara itu seperti sebuah perahu yang sedang berlayar. Kita tak dapat memperbaikinya sekaligus langsung selesai tapi sedikit demi sedikit, bagian demi bagian“, sebuah pernyataan yang sering diucapkan oleh para tekhnokrat negeri untuk mencari pembenaran terhadap apa yang dilakukannya. Pernyataan tu sepintas benar tapi tidak menjawab persoalan secara mendasar bila kita melihat kerusakan yang sudah sedemikian parah disertai arah yang melenceng dari tujuan yang telah ditetapkan. “ Menarik kembali perahu kegalangan untuk diperbaiki secara total, agar bisa berlayar kembali sesuai tujuan “, itulah pesan yang secara implisit hendak disampaikan dari tema kembali menjadi bangsa Indonesia. Ruang pertama harus dikaji kembali secara benar agar ada aksentuasi yang kuat terhadap arti berbangsa, untuk kemudian meluruskan fungsi negara sehingga dapat menjadi kunci yang membuka pintu gerbang kemerdekaan yang sesungguhnya. Kembali menjadi bangsa indonesia, adalah gerakan mengembalikan bangsa dan negara pada posisi seperti waktu dilahirkan agar dapat mencapai ruang empat, yaitu masyarakat adil dan sejahtera
Pribumi – demikian yang penulis tangkap dari pemikiran Agus Salim HK – memberikan makna adanya 19 wilayah regional sistem tanah adat yang merentang dari sabang sampai merauke beserta manusia yang hidup didalamnya. Dengan demikian secara sosio-historis, istilah pribumi merujuk pada manusia - manusia yang ada dalam wilayah bangsa indonesia baik itu orang indonesia asli maupun keturunan bangsa lain yang telah beranak pinak sebelum indonesia merdeka, untuk tumbuh berkembang menjadi dirinya sendiri dibumi tempatnya berpijak dan bebas dari penjajahan bangsa lain. Struktur budaya, alam dan kepercayaan yang terdapat dalam wilayah kaum pribumi sangat penting dalam menentukan karakteristik dan menjadi ‘batuan segar’ tempat ia berdiri tegak menghadapi segala macam persoalan – persoalan hidup serta bagaimana mengatasinya. Inilah yang kemudian kita namakan Pancasila dan karena itu Pancasila menjadi dasar kaum pribumi merdeka sekaligus menjadi sifat bangsa indonesia baik dalam tataran berpikir maupun praksis
Selanjutnya menurut Agus Salim HK, peranannya sebagai sifat bangsa tersebut membuat pancasila berfungsi sebagai sumber dari segala sumber hukum yang berlaku dan segala macam bentuk aturan - aturan yang akan dibangun harus memperkuat komitmen mengangkat harkat dan martabat kaum pribumi. Fungsi pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum inilah membuat pancasila menjadi keyakinan standar bangsa indonesia. Apabila keyakinan standar bangsa indonesia distandarkan dari keyakinan yang ada baik itu menyangkut hubungan dengan budaya, alam dan kepercayaannya dalam hukum yang pasti, tetap dan dapat diterima semua pihak maka pancasila mengambil bentuk sebagai filsafat bagi bangsa indonesia
Sebagai filsafat bangsa tentu saja pancasila mengungkapan sikap keberpihakan bangsa indonesia didalam membangun kehidupan dengan mendekatkan kebenaran relatif pada kebenaran absolut. Apabila makna dari harkat dan martabat merupakan refleksi dari adanya posisi manusia dalam membangun aturan – aturan dasar didalam kehidupan yang tidak bertentangan dengan hukum – hukum semesta seperti yang ditetapkan Tuhan ( sunatullah ) atau yang sering disebut kedaulatan rakyat, maka negara yang harus dibangun oleh bangsa indonesia adalah negara yang berdiri tegak diatas kedaulatan rakyat serta memuat nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila
Agar pancasila menjadi sebuah dimensi dalam kehidupan, sikap keberpihakan diatas harus terukur dalam suatu ukuran yang pasti sehingga dapat menstandarkan budaya. Standar nilai budaya inilah yang dinamakan kreativisme pancasila yang pada gilirannya nanti akan melahirkan aturan dasar yang disebut gotong royong. Mufakat sebagai bentuk kesetiakawanan sosial akan diperoleh dari pola hubungan antar manusia yang distandarkan oleh gotong royong. Dengan demikian dinamaka politik akan bersifat komunikasi dialogis atau biasa disebut musyawarah. Kondisi ini akan tercapai bila dinamika politik yang ada distandarkan oleh mufakat
Musyawarah merupakan faktor penting dan bukan hanya merupakan standar dinamika politik tetapi juga mempengaruhi kegiatan – kegiatan ekonomi. Lumbung sebagai standar nilai ekonomi bangsa tumbuh dan berkembang dari pembangunan ekonomi bangsa yang menekankan aspek musyawarah. Oleh karena itu lumbung berfungsi sebagai tempat masyarakat bermusyawarah untuk mufakat dalam menetapkan segala apa yang akan dikerjakannya berdasarkan kelebihan dan kekurangannya dalam waktu yang telah disepakati bersama, untuk kemudian diimplementasikan dengan bentuk pengelolaan sumber daya alam dan manusia yang dilakukan secara wajar, sesuai kebutuhan dan bermanfaat bagi semua anak bangsa, sehingga terciptalah masyarakat yang sehat sejahtera baik jasmani dan maupun rohaninya. Pola distribusi pembangunan lumbung harus ditentukan oleh sistem tanah adat sebagai standar nilai pengembangan lingkungan sehingga perubahan lingkungan tidak merusak budaya yang terdapat ditiap - tiap lumbung
Hal yang paling menarik dari lumbung yang digagas Agus Salim HK ini adalah bagaimana bangsa indonesia memberikan makna hidupnya dengan mengolah semua kebaikan yang muncul baik dari hubungan dengan sesamanya maupun lingkungan dimana manusia hidup. Lumbung menunjukan kehidupan berbangsa pada interaksi fungsional kultural. Dimensi pancasila dalam lumbung menampakan ‘ rohnya ‘ dalam kerjasama yang dinamis dan mutual, kegiatan – kegiatan ekonomi yang kreatif, pandangan tentang dunia yang harmonis, sehingga dimensi tersebut berperan aktif mengembangkan budaya yang ada pada lumbung itu sendiri. Dari lumbung ini pula lahir kedaulatan rakyat untuk menegakan negara, garis – garis besar haluan negara yang memuat anggaran pendapatan belanja rakyat serta dasar – dasar hukum yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian dalam ruang III, negara berfungsi melindungi kepentingan rakyat dengan kepemimpinan yang berpihak pada rakyat, membuat anggaran pendapatan negara yang sesuai dengan kebutuhan rakyat, serta membangun aturan – aturan hukum yang memperkuat komitmen mengangkat harkat dan martabat hidup rakyat.
Agar negara dapat menjalankan fungsinya dengan baik maka kapital yang berada pada ruang IV harus dikuasai oleh negara. Maknanya, segala macam kekayaaan alam yang terkandung dibumi indonesia harus dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar – besarnya untuk kepentingan rakyat dengan cara yang adil dan bertujuan mensejahterakan rakyat
Dari seluruh perjalanan dan pemaknaan hidup bangsa Indonesia yang diabstraksikan diatas, bisa dibayangkan gagasan agus salim HK memiliki potensi membawa kelahiran kembali bangsa indonesia, sehingga pada ruang I setelah mengalami proses perjalannya kita dapat melihat bangsa indonesia menemui dirinya sendiri sebagai sebuah bangsa yang adil dan sejahtera, berkarakter kuat karena dibangun dari kondisi budaya dan alam serta spritualitasnya dalam sebuah negara yang berdiri tegak diatas kedaulatan rakyat. Inilah keseimbangan dalam bangsa Indonesia yang ditandai adanya ekuivalensi antara keinginan untuk mengangkat harkat dan martabat kaum pribumi sebagai bentuk statis dengan keadilan dan kesejahteraan dalam bentuk dinamis sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Bilamana Pancasila menampakan wajahnya dalam kearifan lumbung, fungsi negara yang membawa amanat rakyat, pengelolaan sumber – sumber daya alam yang wajar, Pancasila merupakan dasar bangsa indonesia memberikan makna bagi kehidupannya dan menjadi wujud kesempurnaan bangsa Indonesia. Menurut penulis, Gagasan – gagasan Agus salim HK dalam membangun keseimbangan dan kesempurnaan bagi bangsa Indonesia ini, kelak akan menjadi embrio lahirnyanya ‘ post modernism state ‘ yang tidak pernah ada dalam belantara sistem kenegaraan manapun didunia, jauh melampui negara modern yang dibangun oleh peradaban barat melalui revolusi perancisnya
Cakrawala Jala Sutra Menembus Batas Dunia Realitas
Apabila agus salim HK menggunakan kekuatan karakteristik bangsa, potensi alam dan spritualitas manusia yang kemudian membentuk lumbung untuk membangun bangsa dan negara indonesia, hans setyabudhi pun menggunakan kekuatan yang sama untuk tujuan yang sama pula dengan lebih menekankan aspek kesadaran transendental yang terdapat pada manusia. Kesadaran transendental inilah yang kemudiaan memancarkan cahaya pada ruang – ruang sehingga membuat bangsa indonesia berpotensi menjadi sebuah bangsa yang mampu ‘ memayu hayuning bawana ‘.
Kesadaran transendental tersebut merupakan buah hasil keyakinan bangsa indonesia atas kepercayaan pada Tuhan yang mahaesa sebagai dzat maha pengasih yang membawa bangsa indonesia mencapai pencerahan tertinggi manusia dalam hidup yang seimbang dan sempurna. Oleh karena itu ia akan menjadi ruang ke V, pusat pengendali ruang – ruang yang akan dilalui bangsa indonesia dalam perjalanan hidupnya. Kemudian Hans Setyabudi memberikan pemaknaan pada titik – titik yang bergerak dari ruang I ke ruang lainnya. Titik – titik diantara ruang I adalah api ( agni ) yang menggambarkan kemanusiaan dengan titik angin ( maruts ) yang menggambarkan keadilan. Kemudian ruang II terbentuk diantara titik angin dengan titik air ( yamuna ) yang menggambarkan kedaulatan rakyat. Lalu titik air bergerak menuju titik tanah ( prthivi ) yang menggambarkan persatuan manusia didalam ruang III, sementara ruang IV menjadi pergerakan diantara titik tanah kembali pada titik api untuk melahirkan makna keadilan dan kesejahteraan. Inilah yang dinamakan Pancasila. Kembali menjadi bangsa indonesia, adalah kembali pada pancasila sebagai sebuah keyakinan hidup bangsa indonesia yang terbangun dari jalinan erat manusia dengan alam, yang diikuti rasa tunduk pada Dzat maha pengasih yang memberinya kehidupan dan pengharapan.
Kesadaran transendental ini tentu saja keluar dari wilayah dunia realitas yang cenderung mengikuti kebudayaan barat yang bersifat imanen, dengan begitu segala pengalaman yang asli yang telah dan akan dialami bangsa indonesia tidak digambarkan dalam bentuk simbol – simbol diskursif yang bersifat nalar, tetapi melalui simbol presentasional – menggunakan istilah susanne K Langer – yang bersifat intuisi langsung untuk menggambarkan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari pemahaman metafisis pada ruang – ruang yang ada, melalui simbol warna merah untuk titik api, putih untuk titik angin, hitam untuk titik air dan kuning untuk titik tanah. Pemahaman metafisis itulah yang membuat jala sutra menjadi sebuah cakrawala yang keluar dari dunia realitas dengan mengubah pola induktif menjadi deduktif melalui jalan abstraksi yang total, serta membangun ilusi primer bukan ilusi sekunder seperti yang terdapat dalam buku – buku yang ditulis banyak orang tentang masa depan indonesia.
Melalui Ilusi primer inilah, jala sutra mengungkapkan proses kelahiran bangsa indonesia sebagai olah kreasi manusia. Kreasi menunjukan pengadaan dari sesuatu yang belum ada sebelumnya. Ia menuntut kreativitas manusia untuk mengolah sumber – sumber yang ada, baik material maupun spritual agar manusia dapat mengembangkan diri. Dengan demikian bangsa indonesia lahir bukan sekedar naluri manusia mengatasi persoalan hidupnya dengan mengolah sumber – sumber yang dimiliki. Tapi ada sesuatu yang harus dilakukan agar perjalanan bangsa indonesia sesuai dengan konsep yang telah dibuatnya sendiri. Ini dilukiskan oleh simbol – simbol yang terdapat dalam jala sutra. Simbol merah pada titik api yang bertemu dengan warna putih dititik angin melahirkan energi yang membuat semangat, kesadaran dan kecerdasan dalam diri manusia untuk membaca tanda – tanda alam yang terjadi disekitarnya, maka ketika energi tersebut meruang ia akan melahirkan bangsa indonesia yang memiliki tujuan yang pasti dan merupakan bentuk kesadaran dari olah akal budi manusia yang disinari cahaya ilahi. Inilah ruang I, kelahiran bangsa indonesia dengan tujuan : Mengangkat harkat dan martabat kaum pribumi
Persepsi yang lahir dari bentangan antara titik api dengan titik angin ini melahirkan perluasan makna pada istilah pribumi, menunjuk pada manusia yang memiliki atom ( api ) sebagai energi mahluk hidup dan ion – ion ( angin ) yang bergerak membawa kehidupan dimuka bumi. Pribumi, adalah manusia yang memiliki energi untuk selalu bersemangat dalam komitmennya pada keragaman hayati, habitat – habitat alami, pemeliharaan alam sebagai suatu kenyataan yang koheren dengan bumi tempat ia berpijak. Pribumi melukiskan manusia yang memiliki kemanusiaan dan keadilan dan tunduk pada hukum – hukum alam yang ditetapkan Tuhan ( sunatullah ). Oleh karena itu, pribumi perlu terlibat dalam membuat aturan – aturan dasar kehidupan yang tidak bertentangan dengan hukum hukum tersebut, agar bumi tempat ia hidup tidak luluh lantak oleh keserakahan manusia. Lalu titik angin pun harus bersentuhan dengan titik air, warna putih bertemu warna hitam, sehingga membuka ruang – ruang untuk kaum pribumi dalam mengangkat harkat dan martabat hidupnya.
Pertemuan air dengan angin akan menimbulkan reaksi H2O dengan dengan O2 dan akan melahirkan unsur H3O3 yang dikenal dengan nama ozon, air yang sehat yang membuat bangsa indonesia sehat jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani dan rohani sangat diperlukan, agar perjalanan bangsa ini diantara jalan terang (putih ) dengan kegelapan ( hitam ) bisa membedakan yang baik serta yang buruk dengan penuh pertimbangan melalui lumbung, sebuah tempat anak – anak bangsa bertukar kabar tentang kebaikan, kebenaran dan kesabaran untuk membangun dirinya. Manusia yang sehat jasmani dan rohaninya inilah yang membuat lumbung menjadi tempat keberfihakan pada nasib rakyat. Lumbung adalah pembentuk kedaulatan rakyat, inilah makna dari ruang II. Dan perjalanan bangsa pun berlanjut menuju ruang III negara
Dalam ruang III, Negara terbentuk dari titik air ( hitam ) dan titik tanah ( kuning ), sebagai simbol dari perwujudan fisik dari materi ( tanah ) yang disinari ‘ roh ‘ kedaulatan rakyat ( air ), oleh karena itu negara membawa amanat bangsa indonesia untuk mengeluarkan rakyat indonesia dari kegelapan ( hitam ) menuju cahaya keemasan ( kuning ). Negara harus menjadi perwujudan tanah air yang sering disebut nusa. Bila istilah nusa yang berasal dari kata manusa memiliki pengertian adanya persamaaan antara manusia dengan alam, negara memiliki tugas mulia untuk melindungi manusia dan wilayah indonesia. Maknanya, negara harus memberikan jaminan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat serta menjaga bumi indonesia karena merupakan tempat rakyat untuk tumbuh berkembang menjadi dirinya sendiri
Lebih lanjut hans Setyabudi menjelaskan, secara metafisis istilah nusa sebagai persamaan manusia dengan alam ditunjukan dengan sepertiga unsur manusia terdiri dari tanah dan dua pertiganya berisi air. Demikian pula dengan alam, sepertiga wilayah indonesia adalah kepulauan dan dua pertiganya lautan, sepertiga wilayah bumi adalah daratan dan dua pertiganya lautan. Kesamaan unsur - unsur ini memberikan makna nusa sebagai ibu pertiwi ( Mother Earth ), yang membuat bangsa indonesia memiliki tanggungjawab menjaga keharmonisan manusia dibumi. Untuk itu titik tanah ( kuning ) harus menyambung dengan titik api ( merah ), agar bangsa indonesia bisa menciptakan keadilan dan kesejahteraan bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga masyarakat dunia
Titik kuning yang bergerak menuju titik api merupakan kesadaran spritual bangsa indonesia yang tersempurnakan, siap melepaskan unsur material ( tanah ) kembali kepada titik awal perjalanan ( api ). Bangsa Indonesia dalam ruang IV telah mengalami perkembangan sedemikian rupa dari hasil perjalanan ruang satu ke ruang lainnya akan mampu bertahan didalam hubungan pada dirinya sendiri dan bangsa – bangsa lain sebagai kecerdasan alam semesta yang menjadi penyebab utama keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia. Kondisi ini akan membuat harkat dan martabat bangsa indonesia naik derajat ke jajaran khusus sebagai khalifah Tuhan dimuka bumi, menjadi cermin keilahian yang memantulkan cahaya-Nya. Cermin tersebut adalah hatinya bangsa indonesia. Ketika ‘karat – karat’ sudah dibersihkan dari permukaan cermin, bangsa indonesia akan memancarkan keindahan Tuhan yang mampu menahan sinar yang muncul dari keilahian. Tujuan Tuhan memberikan keadilan dan kesejahteraan didalam menciptakan manusia dibumi pun terselesaikan, karena Tuhan melihat pantulan-Nya dan mengetahui diri-Nya ada pada bangsa indonesia
Apabila titik api ( merah ) bertemu titik angin ( putih ), bangsa indonesia mengalami proses kelahirannya kembali, menjadi alat ditangan Tuhan yang hampa dari keinginan subyektif, menjadikan kehidupan dunia sebagai sebuah kasunyatan sejati. Setelah kelahirannya kembali, bangsa Indonesia melihat Tuhan menjadi “ mata yang melaluinya dia melihat, telinga yang melaluinya dia mendengar, tangan yang melaluinya dia memegang “. Dan inilah keseimbangan manusia sebagai mahluk Tuhan, dari nol kembali pada nol. Dunia realitas kekinian yang terbangun dari ruang – ruang perjalanan bangsa indonesia dengan segala kelebihan dan kekuranganannya, untuk mencapai kemajuan material tertinggi, itulah bentuk ketidak kesempurnaan yang menjadi kesempurnaan itu sendiri. Bila dunia realitas yang terjadi saat ini lebih banyak menampilkan keburukan sebagai bentuk ketidak sempurnaan, maka cakrawala jala sutra merupakan upaya manusia mendatangkan kebaikan sebagai bentuk kesempurnaan. Keburukan dan kebaikan adalah dua sisi dari sekeping mata uang yang sama sebagai perwujudan kesempurnaan Tuhan itu sendiri. Segala sesuatu – demikian kesimpulan seorang sufi - jika telah mencapai tingkat sempurna akan terlihat ketidak sempurnaannya. Tanda gading gading yang tulen adalah retaknya. Niscahya, kalau tidak ada yang bernama tidak sempurna maka Tuhan tidak sempurna karena tidak mampu menciptakan sesuatu yang bernama tidak sempurna. Cakrawala jala sutra merupakan penjelmaan pancasila yang membuat bumi berputar dengan bangsa indonesia sebagai porosnya, menjadi proton yang dikelilingi oleh bangsa – bangsa lain sebagai neutronnya. Bila cakrawala jala sutra menjadikan peradaban bangsa indonesia sebagai kutub positif, peradaban yang dibangun oleh bangsa – bangsa lain adalah kutub negatifnya. Pertemuan kutub positif dengan kutub negatif inilah yang akan memancarkan percikan asma Ilahi. Dan bila ini kelak terjadi, semua umat manusia akan bersama – sama mengucapkan “ Inna Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji’uun “, ada berasal dari tiada maka yang ada akan kembali menjadi tiada
*Tulisan ini merupakan sentuhan personal dari pokok – pokok pikiran yang disampaikan Agus Salim HK dan Hans Setyabudhi dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Paguyuban Masyarakat Tanpa Partai dengan Komunitas Segoro di rembang dan Rumah Pancasila di Surabaya medio akhir 2011. Penulis adalah Pimpinan Paguyuban Masyarakat Tanpa Partai dan Mantan Deklarator Gerakan Mahasiswa tahun 1990an. Saat ini menjadi manusia freelance yang datang dan pergi hanya sekedar untuk memberikan catatan – catatan kaki yang tak beraturan kepada orang – orang yang kebetulan saja mengenalnya
Oleh : Romo Jansen Boediantono*
Apabila ada yang sekonyong - konyong bertanya arti bangsa, apakah yang berkelebat dibenak kita ?? Dua tanda tanya tersebut memberikan peluang pada dua jawaban yang terlintas dipikiran kita. Pertama, menunjuk pada kelompok manusia yang mendiami sebuah tempat tertentu dengan ciri - ciri khas sendiri, sedangkan yang kedua melukiskan adanya tujuan yang terdapat pada kelompok tersebut. Maka ditengah hiruk pikuk persoalan – persoalan yang menyerang bangsa indonesia dari segala arah, skala dan kompleksitas kerumitan pemecahan jangka panjang untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa indonesia dibuminya sendiri semakin sulit diabaikan. Bisa dikatakan sebuah kemustahilan bila kita ingin membuat jalan setapak yang mampu menembus bayang – bayang suram masa depan bangsa, tanpa memperhitungkan keragaman budaya, prespektif teologi, filsafat sampai pada unsur mesianis untuk kemudian menata kembali hubungan bangsa dan negara dalam kaitannya dengan Tuhan, alam maupun manusia itu sendiri
Tulisan ini merupakan upaya ‘penyelamatan bangsa Indonesia ditanah kelahirannya sendiri’ dengan membuka tabir ‘ kasyf al-mahjub’ bangsa indonesia, melihat hal – hal yang luput dari perhatian banyak orang, yang terdapat dibalik sesuatu yang tampak, keluar dari dunia empiris dan bergerak terus untuk mencari kebijaksanaannya dengan cara inovatif, reflektif dan revolusioner. Dengan demikian yang akan ditawarkan adalah sebuah ‘ada dalam kemungkinan’, yaitu sesuatu yang dalam realitas belum ada tapi secara potensial dapat diwujudkan. Agar ada dalam kemungkinan ini benar – benar bisa terwujud, metafisika kebangsaan yang dipakai mengikuti prinsip – prinsip keteraturan semesta seperti yang telah ditetapkan Tuhan ( sunatullah ) untuk mengantarkan perjalanan bangsa indonesia selamat sampai tujuannya. Pola berpikir deduktif ini memberi isyarat adanya Kebenaran relatif yang didekatkan pada kebenaran absolut sehingga diharapkan menghasilkan sebuah pemikiran kebangsaan yang pasti, tetap dan dapat diterima semua pihak
Bangsa sebagai kumpulan manusia - demikian Suhrawardi al-Maqtul menyimpulkan – baik jasad maupun ruhnya merupakan produk dari proses illuminasi Tuhan yang disebut sebagai isyraq. Paham isyraq ini menyatakan bahwa alam berwujud melalui penyinaran illuminasi. Kemudian menurutnya,kosmos terdiri dari susunan bertingkat – tingkat berupa pancaran cahaya. Cahaya tertinggi sebagai sumber segala cahaya atau Nur al-Anwar. Dia adalah Tuhan yang azali. Manusia berasal dari nur al-anwar yang mewujud melalui pancaran cahaya dengan proses yang relatif sama dengan pelimpahan ( emanasi ). Oleh karena itu antara Tuhan dengan Manusia memiliki relasi ontologis substanstif yang bersifat dialektik. Ada hubungan dari atas kebawah ( proses tanazzul ) dan dari bawah keatas ( proses taraqi ) untuk kembali bersatu pada ‘sangkan paraning dhumadi’ ( ittihad ). Implikasi teologis dari paham ini adalah, perjalanan sebuah bangsa sesungguhnya adalah pergerakan dari nol kembali kepada nol sebagai bentuk keseimbangan dan pemaknaan kehidupan sebuah bangsa adalah nilai yang yang lahir dari pergerakan angka satu sampai sembilan sebagai bentuk kesempurnaan. Keseimbangan dan kesempurnaan merupakan kesadaran sebuah bangsa mengikuti hukum – hukum kesemestaan seperti yang telah ditetapkan Tuhan ( sunatullah ), agar ia mengenali diri sendiri. Dan dengan pengenalan tersebut, sebuah bangsa akan mengenal penciptanya sebagai sumber dari segala macam sumber cahaya
Keseimbangan dan kesempurnaan ini akan penulis bagi dalam empat ruang yang berjalan mengikuti gerakan hukum – hukum kesemestaan dengan berputar melawan arah jarum. Ruang I proses kelahiran bangsa, Ruang II Lumbung / sehat jasmani dan rohani, Ruang III negara, Ruang IV kapital / masyarakat adil dan sejahtera
Kembali Menjadi Bangsa Indonesia Agar Tidak Terperangkap Dalam Keadaan ‘Merugi’
Perasaan senasib akibat penindasan yang dialami dan keinginan untuk hidup lebih baik dimasa depan inilah yang mendorong kaum terjajah, pada tanggal 28 oktober 1928 menyatakan dirinya sebagai Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia pun lahir setelah sebelumnya dihinakan dan dibuat frustasi oleh dominasi imperialis - kolonial, dengan satu tujuan “ mengangkat harkat dan martabat KAUM PRIBUMI “. Inilah Ruang I proses kelahiran bangsa indonesia
Persoalan pun muncul, setelah bangsa ini lahir ternyata tidak pernah membangun lumbung yang merupakan kearifan budaya dan koherensi manusia dengan alam, sekaligus merefleksikan kedaulatan rakyat dalam membangun diri dan lingkungannya, tetapi langsung mendirikan negara. Terjadi loncatan yang menyimpang dimana ruang I langsung menuju Ruang III. Akibatnya, negara tidak tegak berdiri diatas kedaulatan rakyat dan dibangun berdasarkan nafsu kekuasaan belaka. Inilah awal penyimpangan bangsa indonesia untuk pertama kalinya dalam perjalanan sejarah : negara yang dibentuk tidak dapat menjadi sebuah organisasi yang mampu mengimplementasikan nilai – nilai kebijaksanaan sebuah bangsa sebagai suatu sistem nilai yang tetap dan terintegrasi, yang mampu mendorong adanya etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
KAUM PRIBUMI sengaja ditulis dengan huruf besar karena istilah tersebut menunjukan pada sarkasme sebuah bangsa akibat penyimpangan loncatan diatas, yang kemudian secara psikologis melahirkan keinginan penguasaan atas tanah tempat manusia hidup serta menciptakan sifat eksploitatif pada sumber – sumber kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Akibatnya, pada gilirannya nanti istilah kaum pribumi ini membuat diskrepansi antara keinginan mengangkat harkat dan martabat hidup dengan ketidak adilan dan ketidak sejahteraan dari adanya sifat eksploitatif dan kompetitif dalam ‘penguasaan hak atas tanah’.
Kondisi ini bertambah parah dengan adanya pergantian dari UUD’45 menjadi konstitusi RIS, kemudian berlanjut menjadi UUDS 50, yang akhirnya berganti nama menjadi ‘ Amandemen UUD’45 ‘. UUD’45 yang dibangun dari filsafat, budaya dan spritualitas bangsa digantikan oleh konstitusi yang berisi semangat kapitalisme. Bangsa indonesia pun masuk dalam jaring - jaring dunia kapitalisme yang serba materi dengan lingkaran setan kebutuhan untuk membutuhkan. Negara direduksi sedemikian rupa sehingga terjebak dalam drainase kapitalisme untuk menguasai sumber daya alam yang ada. Dan elit politik yang menguasai negara berubah menjadi ' leviathan ' yang memiliki kekuasaan begitu besar sehingga memiliki wewenang dalam menentukan hukum – hukumnya sendiri. Kapitalisme yang melahirkan sikap hidup serba materialistis, kompetitif , pragmatis yang dilengkapi dengan kerakusannya, tentu saja berseberangan jalan dengan sifat asli bangsa indonesia yang welas asih, nrimo ing pandum, sepi ing pamrih meski rame ing gawe juga. Jadilah Indonesia menjadi bangsa yang asing dengan dirinya sendiri. Kelihatannya aneh dan lucu, di ruang III ini antara bangsa indonesia dengan negaranya berdiri berhadapan dengan masing – masing pihak saling memalingkan muka. Perjalanan bangsa pun menjadi stagnan karena negara tak mampu menjadi jembatan yang mampu mengantarkan bangsa indonesia pada masyarakat adil dan sejahtera.
Suatu penilaian lain yang dramatis dalam ruang III mengenai negara indonesia dengan kapitalisme sebagai kiblatnya, menampilkan banyak wajah yang tidak sesuai dengan gambaran budaya bangsa indonesia itu sendiri. Dalam konteks uraian hegemoni kapitalis terjadilah situasi yang manipulatif, keadilan berarti ketidaksamaan, akal berarti pemenuhan kepentingan pribadi, kemerdekaan berati keserakahan. Impian tentang masyarakat yang ‘ gemah ripah loh jinawi ‘ meskipun masuk akal untuk diwujudkan, sayangnya tidak dapat menjadi tujuan ideologis negara dan hanya menjadi sekedar retorika belaka. Kondisi ini menjadi semakin parah dengan adanya praktek – praktek kapitalisme yang direstui negara untuk menerapkan ukuran – ukuran ‘ demi kemanusiaan ‘, bersandiwara seolah – olah mematahkan ujung pisau tajam persaingan bebas agar bisa menjadi topeng yang menyembunyikan wajah buruk mereka dari bangsa indonesia.
Dari perjalanan bangsa yang terjadi dari mulai lahir sampai saat ini, dari ruang I sampai ruang lainnya, kita melihat bangsa indonesia mengalami ketidak keseimbangan karena tidak ada ekuivalensi antara keinginan untuk mengangkat harkat dan martabat dengan keadilan dan kesejahteraan dalam realitasnya. Disamping itu, bangsa ini pun mengalami ketidak sempurnaan karena bergerak hanya diwilayah materi dan mengabaikan sumber – sumber rohani dalam memberikan makna hidupnya. Bangsa ini pun mengalami ketidak seimbangan dan ketidak sempurnaan, maka “ demi waktu, sesungguhnya bangsa indonesia dalam keadaan merugi bila situasi dan kondisi ini diteruskan “
Situasi dan kondisi itulah yang melahirkan sebuah kesadaran baru pada segelintir anak – anak bangsa untuk menggali sumber – sumber pemikiran yang ada pada tradisi, filsafat dan religiuisitas bangsa indonesia, sebagai upaya menjaga keberlangsungan hidup bangsa indonesia itu sendiri dalam sebuah tema “ Kembali Menjadi Bangsa Indonesia “yang dipelopori oleh Agus Salim HK, Pemimpin Revolusi Kembalinya Jatidiri Bangsa dan Sistem Mula NKRI serta Hans Setyabudhi, Penggali Cakrawala Jala Sutra. Bentuk khas kesadaran ini adalah pemahaman yang mendalam tentang akar budaya pada ruang konkret yang menjadi simbol suatu cara pemahaman, pola berpikir yang bergerak mengikuti hukum – hukum kesemestaan, cara hidup serta pandangan dunia yang jauh dari pilihan filantropis. Hasil konkret dari pemahaman pada akar budaya yang dihasilkan berupa pengetahuan yang mendalam tentang potensi manusia dan kekuatan alam dimana manusia hidup, bahkan batas antara manusia dengan alam seringkali samar karena adanya timbal balik dan saling menerima budaya dan alam yang merangsang keinginan untuk menata kembali cara berpikir, bertindak , termasuk pola – pola hidup yang biasa dilakukan
Aspek lain tak kalah penting yang ada pada kesadaran ini adalah keharmonisan didalam interaksi sosial kehidupan berbangsa dan bernegara, keselarasan didalam keragaman tradisi, persaudaraan ditengah perbedaan sesama anak bangsa. Ikatan – ikatan primodial pun terjalin sebagai konstiitutif dari keberadaannya sebagai sebuah bangsa. Menurut penulis, Ini merupakan karakteristik asli bangsa Indonesia yang menunjukan sikap hormat pada yang transenden bukannya kepemilikan atas alam dalam pandangan dunia, kesetiakawanan sosial melalui jalinan komunikasi dialogis dan bukan persaingan dalam hubungan antar manusia, pengenalan jatidiri dan bukan keterasingan dalam pengalaman hidupnya. Bila kemajuan material yang menjadi tujuan negara telah merusak karakteristik bangsa Indonesia mulai dipertanyakan, kesadaran untuk kembali menjadi bangsa indonesia dapat menjadi angin segar yang membawa harapan baru bagi bangsa Indonesia menyelamatkan diri dari keadaannya yang merugi
Lumbung Sebagai Upaya Rakyat Membangun Bangsa Dan Negara
“ Negara itu seperti sebuah perahu yang sedang berlayar. Kita tak dapat memperbaikinya sekaligus langsung selesai tapi sedikit demi sedikit, bagian demi bagian“, sebuah pernyataan yang sering diucapkan oleh para tekhnokrat negeri untuk mencari pembenaran terhadap apa yang dilakukannya. Pernyataan tu sepintas benar tapi tidak menjawab persoalan secara mendasar bila kita melihat kerusakan yang sudah sedemikian parah disertai arah yang melenceng dari tujuan yang telah ditetapkan. “ Menarik kembali perahu kegalangan untuk diperbaiki secara total, agar bisa berlayar kembali sesuai tujuan “, itulah pesan yang secara implisit hendak disampaikan dari tema kembali menjadi bangsa Indonesia. Ruang pertama harus dikaji kembali secara benar agar ada aksentuasi yang kuat terhadap arti berbangsa, untuk kemudian meluruskan fungsi negara sehingga dapat menjadi kunci yang membuka pintu gerbang kemerdekaan yang sesungguhnya. Kembali menjadi bangsa indonesia, adalah gerakan mengembalikan bangsa dan negara pada posisi seperti waktu dilahirkan agar dapat mencapai ruang empat, yaitu masyarakat adil dan sejahtera
Pribumi – demikian yang penulis tangkap dari pemikiran Agus Salim HK – memberikan makna adanya 19 wilayah regional sistem tanah adat yang merentang dari sabang sampai merauke beserta manusia yang hidup didalamnya. Dengan demikian secara sosio-historis, istilah pribumi merujuk pada manusia - manusia yang ada dalam wilayah bangsa indonesia baik itu orang indonesia asli maupun keturunan bangsa lain yang telah beranak pinak sebelum indonesia merdeka, untuk tumbuh berkembang menjadi dirinya sendiri dibumi tempatnya berpijak dan bebas dari penjajahan bangsa lain. Struktur budaya, alam dan kepercayaan yang terdapat dalam wilayah kaum pribumi sangat penting dalam menentukan karakteristik dan menjadi ‘batuan segar’ tempat ia berdiri tegak menghadapi segala macam persoalan – persoalan hidup serta bagaimana mengatasinya. Inilah yang kemudian kita namakan Pancasila dan karena itu Pancasila menjadi dasar kaum pribumi merdeka sekaligus menjadi sifat bangsa indonesia baik dalam tataran berpikir maupun praksis
Selanjutnya menurut Agus Salim HK, peranannya sebagai sifat bangsa tersebut membuat pancasila berfungsi sebagai sumber dari segala sumber hukum yang berlaku dan segala macam bentuk aturan - aturan yang akan dibangun harus memperkuat komitmen mengangkat harkat dan martabat kaum pribumi. Fungsi pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum inilah membuat pancasila menjadi keyakinan standar bangsa indonesia. Apabila keyakinan standar bangsa indonesia distandarkan dari keyakinan yang ada baik itu menyangkut hubungan dengan budaya, alam dan kepercayaannya dalam hukum yang pasti, tetap dan dapat diterima semua pihak maka pancasila mengambil bentuk sebagai filsafat bagi bangsa indonesia
Sebagai filsafat bangsa tentu saja pancasila mengungkapan sikap keberpihakan bangsa indonesia didalam membangun kehidupan dengan mendekatkan kebenaran relatif pada kebenaran absolut. Apabila makna dari harkat dan martabat merupakan refleksi dari adanya posisi manusia dalam membangun aturan – aturan dasar didalam kehidupan yang tidak bertentangan dengan hukum – hukum semesta seperti yang ditetapkan Tuhan ( sunatullah ) atau yang sering disebut kedaulatan rakyat, maka negara yang harus dibangun oleh bangsa indonesia adalah negara yang berdiri tegak diatas kedaulatan rakyat serta memuat nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila
Agar pancasila menjadi sebuah dimensi dalam kehidupan, sikap keberpihakan diatas harus terukur dalam suatu ukuran yang pasti sehingga dapat menstandarkan budaya. Standar nilai budaya inilah yang dinamakan kreativisme pancasila yang pada gilirannya nanti akan melahirkan aturan dasar yang disebut gotong royong. Mufakat sebagai bentuk kesetiakawanan sosial akan diperoleh dari pola hubungan antar manusia yang distandarkan oleh gotong royong. Dengan demikian dinamaka politik akan bersifat komunikasi dialogis atau biasa disebut musyawarah. Kondisi ini akan tercapai bila dinamika politik yang ada distandarkan oleh mufakat
Musyawarah merupakan faktor penting dan bukan hanya merupakan standar dinamika politik tetapi juga mempengaruhi kegiatan – kegiatan ekonomi. Lumbung sebagai standar nilai ekonomi bangsa tumbuh dan berkembang dari pembangunan ekonomi bangsa yang menekankan aspek musyawarah. Oleh karena itu lumbung berfungsi sebagai tempat masyarakat bermusyawarah untuk mufakat dalam menetapkan segala apa yang akan dikerjakannya berdasarkan kelebihan dan kekurangannya dalam waktu yang telah disepakati bersama, untuk kemudian diimplementasikan dengan bentuk pengelolaan sumber daya alam dan manusia yang dilakukan secara wajar, sesuai kebutuhan dan bermanfaat bagi semua anak bangsa, sehingga terciptalah masyarakat yang sehat sejahtera baik jasmani dan maupun rohaninya. Pola distribusi pembangunan lumbung harus ditentukan oleh sistem tanah adat sebagai standar nilai pengembangan lingkungan sehingga perubahan lingkungan tidak merusak budaya yang terdapat ditiap - tiap lumbung
Hal yang paling menarik dari lumbung yang digagas Agus Salim HK ini adalah bagaimana bangsa indonesia memberikan makna hidupnya dengan mengolah semua kebaikan yang muncul baik dari hubungan dengan sesamanya maupun lingkungan dimana manusia hidup. Lumbung menunjukan kehidupan berbangsa pada interaksi fungsional kultural. Dimensi pancasila dalam lumbung menampakan ‘ rohnya ‘ dalam kerjasama yang dinamis dan mutual, kegiatan – kegiatan ekonomi yang kreatif, pandangan tentang dunia yang harmonis, sehingga dimensi tersebut berperan aktif mengembangkan budaya yang ada pada lumbung itu sendiri. Dari lumbung ini pula lahir kedaulatan rakyat untuk menegakan negara, garis – garis besar haluan negara yang memuat anggaran pendapatan belanja rakyat serta dasar – dasar hukum yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian dalam ruang III, negara berfungsi melindungi kepentingan rakyat dengan kepemimpinan yang berpihak pada rakyat, membuat anggaran pendapatan negara yang sesuai dengan kebutuhan rakyat, serta membangun aturan – aturan hukum yang memperkuat komitmen mengangkat harkat dan martabat hidup rakyat.
Agar negara dapat menjalankan fungsinya dengan baik maka kapital yang berada pada ruang IV harus dikuasai oleh negara. Maknanya, segala macam kekayaaan alam yang terkandung dibumi indonesia harus dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar – besarnya untuk kepentingan rakyat dengan cara yang adil dan bertujuan mensejahterakan rakyat
Dari seluruh perjalanan dan pemaknaan hidup bangsa Indonesia yang diabstraksikan diatas, bisa dibayangkan gagasan agus salim HK memiliki potensi membawa kelahiran kembali bangsa indonesia, sehingga pada ruang I setelah mengalami proses perjalannya kita dapat melihat bangsa indonesia menemui dirinya sendiri sebagai sebuah bangsa yang adil dan sejahtera, berkarakter kuat karena dibangun dari kondisi budaya dan alam serta spritualitasnya dalam sebuah negara yang berdiri tegak diatas kedaulatan rakyat. Inilah keseimbangan dalam bangsa Indonesia yang ditandai adanya ekuivalensi antara keinginan untuk mengangkat harkat dan martabat kaum pribumi sebagai bentuk statis dengan keadilan dan kesejahteraan dalam bentuk dinamis sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Bilamana Pancasila menampakan wajahnya dalam kearifan lumbung, fungsi negara yang membawa amanat rakyat, pengelolaan sumber – sumber daya alam yang wajar, Pancasila merupakan dasar bangsa indonesia memberikan makna bagi kehidupannya dan menjadi wujud kesempurnaan bangsa Indonesia. Menurut penulis, Gagasan – gagasan Agus salim HK dalam membangun keseimbangan dan kesempurnaan bagi bangsa Indonesia ini, kelak akan menjadi embrio lahirnyanya ‘ post modernism state ‘ yang tidak pernah ada dalam belantara sistem kenegaraan manapun didunia, jauh melampui negara modern yang dibangun oleh peradaban barat melalui revolusi perancisnya
Cakrawala Jala Sutra Menembus Batas Dunia Realitas
Apabila agus salim HK menggunakan kekuatan karakteristik bangsa, potensi alam dan spritualitas manusia yang kemudian membentuk lumbung untuk membangun bangsa dan negara indonesia, hans setyabudhi pun menggunakan kekuatan yang sama untuk tujuan yang sama pula dengan lebih menekankan aspek kesadaran transendental yang terdapat pada manusia. Kesadaran transendental inilah yang kemudiaan memancarkan cahaya pada ruang – ruang sehingga membuat bangsa indonesia berpotensi menjadi sebuah bangsa yang mampu ‘ memayu hayuning bawana ‘.
Kesadaran transendental tersebut merupakan buah hasil keyakinan bangsa indonesia atas kepercayaan pada Tuhan yang mahaesa sebagai dzat maha pengasih yang membawa bangsa indonesia mencapai pencerahan tertinggi manusia dalam hidup yang seimbang dan sempurna. Oleh karena itu ia akan menjadi ruang ke V, pusat pengendali ruang – ruang yang akan dilalui bangsa indonesia dalam perjalanan hidupnya. Kemudian Hans Setyabudi memberikan pemaknaan pada titik – titik yang bergerak dari ruang I ke ruang lainnya. Titik – titik diantara ruang I adalah api ( agni ) yang menggambarkan kemanusiaan dengan titik angin ( maruts ) yang menggambarkan keadilan. Kemudian ruang II terbentuk diantara titik angin dengan titik air ( yamuna ) yang menggambarkan kedaulatan rakyat. Lalu titik air bergerak menuju titik tanah ( prthivi ) yang menggambarkan persatuan manusia didalam ruang III, sementara ruang IV menjadi pergerakan diantara titik tanah kembali pada titik api untuk melahirkan makna keadilan dan kesejahteraan. Inilah yang dinamakan Pancasila. Kembali menjadi bangsa indonesia, adalah kembali pada pancasila sebagai sebuah keyakinan hidup bangsa indonesia yang terbangun dari jalinan erat manusia dengan alam, yang diikuti rasa tunduk pada Dzat maha pengasih yang memberinya kehidupan dan pengharapan.
Kesadaran transendental ini tentu saja keluar dari wilayah dunia realitas yang cenderung mengikuti kebudayaan barat yang bersifat imanen, dengan begitu segala pengalaman yang asli yang telah dan akan dialami bangsa indonesia tidak digambarkan dalam bentuk simbol – simbol diskursif yang bersifat nalar, tetapi melalui simbol presentasional – menggunakan istilah susanne K Langer – yang bersifat intuisi langsung untuk menggambarkan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari pemahaman metafisis pada ruang – ruang yang ada, melalui simbol warna merah untuk titik api, putih untuk titik angin, hitam untuk titik air dan kuning untuk titik tanah. Pemahaman metafisis itulah yang membuat jala sutra menjadi sebuah cakrawala yang keluar dari dunia realitas dengan mengubah pola induktif menjadi deduktif melalui jalan abstraksi yang total, serta membangun ilusi primer bukan ilusi sekunder seperti yang terdapat dalam buku – buku yang ditulis banyak orang tentang masa depan indonesia.
Melalui Ilusi primer inilah, jala sutra mengungkapkan proses kelahiran bangsa indonesia sebagai olah kreasi manusia. Kreasi menunjukan pengadaan dari sesuatu yang belum ada sebelumnya. Ia menuntut kreativitas manusia untuk mengolah sumber – sumber yang ada, baik material maupun spritual agar manusia dapat mengembangkan diri. Dengan demikian bangsa indonesia lahir bukan sekedar naluri manusia mengatasi persoalan hidupnya dengan mengolah sumber – sumber yang dimiliki. Tapi ada sesuatu yang harus dilakukan agar perjalanan bangsa indonesia sesuai dengan konsep yang telah dibuatnya sendiri. Ini dilukiskan oleh simbol – simbol yang terdapat dalam jala sutra. Simbol merah pada titik api yang bertemu dengan warna putih dititik angin melahirkan energi yang membuat semangat, kesadaran dan kecerdasan dalam diri manusia untuk membaca tanda – tanda alam yang terjadi disekitarnya, maka ketika energi tersebut meruang ia akan melahirkan bangsa indonesia yang memiliki tujuan yang pasti dan merupakan bentuk kesadaran dari olah akal budi manusia yang disinari cahaya ilahi. Inilah ruang I, kelahiran bangsa indonesia dengan tujuan : Mengangkat harkat dan martabat kaum pribumi
Persepsi yang lahir dari bentangan antara titik api dengan titik angin ini melahirkan perluasan makna pada istilah pribumi, menunjuk pada manusia yang memiliki atom ( api ) sebagai energi mahluk hidup dan ion – ion ( angin ) yang bergerak membawa kehidupan dimuka bumi. Pribumi, adalah manusia yang memiliki energi untuk selalu bersemangat dalam komitmennya pada keragaman hayati, habitat – habitat alami, pemeliharaan alam sebagai suatu kenyataan yang koheren dengan bumi tempat ia berpijak. Pribumi melukiskan manusia yang memiliki kemanusiaan dan keadilan dan tunduk pada hukum – hukum alam yang ditetapkan Tuhan ( sunatullah ). Oleh karena itu, pribumi perlu terlibat dalam membuat aturan – aturan dasar kehidupan yang tidak bertentangan dengan hukum hukum tersebut, agar bumi tempat ia hidup tidak luluh lantak oleh keserakahan manusia. Lalu titik angin pun harus bersentuhan dengan titik air, warna putih bertemu warna hitam, sehingga membuka ruang – ruang untuk kaum pribumi dalam mengangkat harkat dan martabat hidupnya.
Pertemuan air dengan angin akan menimbulkan reaksi H2O dengan dengan O2 dan akan melahirkan unsur H3O3 yang dikenal dengan nama ozon, air yang sehat yang membuat bangsa indonesia sehat jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani dan rohani sangat diperlukan, agar perjalanan bangsa ini diantara jalan terang (putih ) dengan kegelapan ( hitam ) bisa membedakan yang baik serta yang buruk dengan penuh pertimbangan melalui lumbung, sebuah tempat anak – anak bangsa bertukar kabar tentang kebaikan, kebenaran dan kesabaran untuk membangun dirinya. Manusia yang sehat jasmani dan rohaninya inilah yang membuat lumbung menjadi tempat keberfihakan pada nasib rakyat. Lumbung adalah pembentuk kedaulatan rakyat, inilah makna dari ruang II. Dan perjalanan bangsa pun berlanjut menuju ruang III negara
Dalam ruang III, Negara terbentuk dari titik air ( hitam ) dan titik tanah ( kuning ), sebagai simbol dari perwujudan fisik dari materi ( tanah ) yang disinari ‘ roh ‘ kedaulatan rakyat ( air ), oleh karena itu negara membawa amanat bangsa indonesia untuk mengeluarkan rakyat indonesia dari kegelapan ( hitam ) menuju cahaya keemasan ( kuning ). Negara harus menjadi perwujudan tanah air yang sering disebut nusa. Bila istilah nusa yang berasal dari kata manusa memiliki pengertian adanya persamaaan antara manusia dengan alam, negara memiliki tugas mulia untuk melindungi manusia dan wilayah indonesia. Maknanya, negara harus memberikan jaminan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat serta menjaga bumi indonesia karena merupakan tempat rakyat untuk tumbuh berkembang menjadi dirinya sendiri
Lebih lanjut hans Setyabudi menjelaskan, secara metafisis istilah nusa sebagai persamaan manusia dengan alam ditunjukan dengan sepertiga unsur manusia terdiri dari tanah dan dua pertiganya berisi air. Demikian pula dengan alam, sepertiga wilayah indonesia adalah kepulauan dan dua pertiganya lautan, sepertiga wilayah bumi adalah daratan dan dua pertiganya lautan. Kesamaan unsur - unsur ini memberikan makna nusa sebagai ibu pertiwi ( Mother Earth ), yang membuat bangsa indonesia memiliki tanggungjawab menjaga keharmonisan manusia dibumi. Untuk itu titik tanah ( kuning ) harus menyambung dengan titik api ( merah ), agar bangsa indonesia bisa menciptakan keadilan dan kesejahteraan bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga masyarakat dunia
Titik kuning yang bergerak menuju titik api merupakan kesadaran spritual bangsa indonesia yang tersempurnakan, siap melepaskan unsur material ( tanah ) kembali kepada titik awal perjalanan ( api ). Bangsa Indonesia dalam ruang IV telah mengalami perkembangan sedemikian rupa dari hasil perjalanan ruang satu ke ruang lainnya akan mampu bertahan didalam hubungan pada dirinya sendiri dan bangsa – bangsa lain sebagai kecerdasan alam semesta yang menjadi penyebab utama keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia. Kondisi ini akan membuat harkat dan martabat bangsa indonesia naik derajat ke jajaran khusus sebagai khalifah Tuhan dimuka bumi, menjadi cermin keilahian yang memantulkan cahaya-Nya. Cermin tersebut adalah hatinya bangsa indonesia. Ketika ‘karat – karat’ sudah dibersihkan dari permukaan cermin, bangsa indonesia akan memancarkan keindahan Tuhan yang mampu menahan sinar yang muncul dari keilahian. Tujuan Tuhan memberikan keadilan dan kesejahteraan didalam menciptakan manusia dibumi pun terselesaikan, karena Tuhan melihat pantulan-Nya dan mengetahui diri-Nya ada pada bangsa indonesia
Apabila titik api ( merah ) bertemu titik angin ( putih ), bangsa indonesia mengalami proses kelahirannya kembali, menjadi alat ditangan Tuhan yang hampa dari keinginan subyektif, menjadikan kehidupan dunia sebagai sebuah kasunyatan sejati. Setelah kelahirannya kembali, bangsa Indonesia melihat Tuhan menjadi “ mata yang melaluinya dia melihat, telinga yang melaluinya dia mendengar, tangan yang melaluinya dia memegang “. Dan inilah keseimbangan manusia sebagai mahluk Tuhan, dari nol kembali pada nol. Dunia realitas kekinian yang terbangun dari ruang – ruang perjalanan bangsa indonesia dengan segala kelebihan dan kekuranganannya, untuk mencapai kemajuan material tertinggi, itulah bentuk ketidak kesempurnaan yang menjadi kesempurnaan itu sendiri. Bila dunia realitas yang terjadi saat ini lebih banyak menampilkan keburukan sebagai bentuk ketidak sempurnaan, maka cakrawala jala sutra merupakan upaya manusia mendatangkan kebaikan sebagai bentuk kesempurnaan. Keburukan dan kebaikan adalah dua sisi dari sekeping mata uang yang sama sebagai perwujudan kesempurnaan Tuhan itu sendiri. Segala sesuatu – demikian kesimpulan seorang sufi - jika telah mencapai tingkat sempurna akan terlihat ketidak sempurnaannya. Tanda gading gading yang tulen adalah retaknya. Niscahya, kalau tidak ada yang bernama tidak sempurna maka Tuhan tidak sempurna karena tidak mampu menciptakan sesuatu yang bernama tidak sempurna. Cakrawala jala sutra merupakan penjelmaan pancasila yang membuat bumi berputar dengan bangsa indonesia sebagai porosnya, menjadi proton yang dikelilingi oleh bangsa – bangsa lain sebagai neutronnya. Bila cakrawala jala sutra menjadikan peradaban bangsa indonesia sebagai kutub positif, peradaban yang dibangun oleh bangsa – bangsa lain adalah kutub negatifnya. Pertemuan kutub positif dengan kutub negatif inilah yang akan memancarkan percikan asma Ilahi. Dan bila ini kelak terjadi, semua umat manusia akan bersama – sama mengucapkan “ Inna Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji’uun “, ada berasal dari tiada maka yang ada akan kembali menjadi tiada
*Tulisan ini merupakan sentuhan personal dari pokok – pokok pikiran yang disampaikan Agus Salim HK dan Hans Setyabudhi dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Paguyuban Masyarakat Tanpa Partai dengan Komunitas Segoro di rembang dan Rumah Pancasila di Surabaya medio akhir 2011. Penulis adalah Pimpinan Paguyuban Masyarakat Tanpa Partai dan Mantan Deklarator Gerakan Mahasiswa tahun 1990an. Saat ini menjadi manusia freelance yang datang dan pergi hanya sekedar untuk memberikan catatan – catatan kaki yang tak beraturan kepada orang – orang yang kebetulan saja mengenalnya
Dara
Kau adalah dara
dari rusuk lelaki entah berantah
Lalu tiba tiba aku datang dengan secawan darah merah merekah
lalu kau muntah
aku bingung mengapa kau muncul dan muntah muntah
Aku semakin tidak terarah
Pada suatu masa
kau tiba tiba kembali
ambil sisa memori yang kita jalani bersama
dinegeri sumpah serapah
sekali lagi entah berantah
Dara
Kau tercipta di dunia untuk apakah?
aku terlahir dibumi untuk apakah?
biarlah sang Pencipta jadikan ini bahan pikirNya
Nya yang tidak pernah ingin dibantah
Nya yang tidak ingin sangkarnya ditandingi
Nya yang tak pernah berikan jawaban pasti tentang mengapa kita menjalin hubungan
Dara aku disini berpikir
atau bahkan kuragukan aku sedang berpikir
Dara aku memikirkanmu dari tempat duduk seloroh dengan pertanyaan entah berantah
Dara
malamku tiada henti hentinya
sampai mati mungkin saja iya
Dara
oh dara
Apa disana kau baik baik saja
Apa dunia entah berantah kita baik baik saja
Dara
Walau kau entah berantah
rusuk rusuk lelaki lain tak akan kubiarkan Klaim bahwa mereka adalah bagianmu
ataukah kau bagian dari mereka
Dara kau bukan samah
kau hanya entah berantah
kucatat namamu erat erat di berbagai noktah
yang nanti kuharap anak anak mu tahu
bahwa
Dahulu pernah pada suatu kala diwaktu yang entah berantah
Seorang laki laki hina seperti ku pernah mengklaim bahwa kau bukan entah berantah
Bahwa di suatu kala yang entah berantah
pernah hidup laki laki yang memikirkan kau bukanlah sampah
bahwa pernah suatu kala pernah ada suatu laki laki hina
yang pernah menganggapmu adalah subjek yang bukan tempat pemuas nafsu belaka
Dan bila nanti Tuhan mu,ku dan mereka berkilah
Pernah hidup seorang lalki hina yang menganggap kamu tercipta
Bukan hanya sebagai pelengkap
tapi bagian yang tak terpisah
bagian tak terkilah
bagian terpenting
Dara,
Atas nama nyawaku yang berbatas
atas nama sang Kala yang berbatas
AKu menyukaimu menyanjungmu
lebih dari sekedar tangisan hina binatang binatang bernama manusia
dari rusuk lelaki entah berantah
Lalu tiba tiba aku datang dengan secawan darah merah merekah
lalu kau muntah
aku bingung mengapa kau muncul dan muntah muntah
Aku semakin tidak terarah
Pada suatu masa
kau tiba tiba kembali
ambil sisa memori yang kita jalani bersama
dinegeri sumpah serapah
sekali lagi entah berantah
Dara
Kau tercipta di dunia untuk apakah?
aku terlahir dibumi untuk apakah?
biarlah sang Pencipta jadikan ini bahan pikirNya
Nya yang tidak pernah ingin dibantah
Nya yang tidak ingin sangkarnya ditandingi
Nya yang tak pernah berikan jawaban pasti tentang mengapa kita menjalin hubungan
Dara aku disini berpikir
atau bahkan kuragukan aku sedang berpikir
Dara aku memikirkanmu dari tempat duduk seloroh dengan pertanyaan entah berantah
Dara
malamku tiada henti hentinya
sampai mati mungkin saja iya
Dara
oh dara
Apa disana kau baik baik saja
Apa dunia entah berantah kita baik baik saja
Dara
Walau kau entah berantah
rusuk rusuk lelaki lain tak akan kubiarkan Klaim bahwa mereka adalah bagianmu
ataukah kau bagian dari mereka
Dara kau bukan samah
kau hanya entah berantah
kucatat namamu erat erat di berbagai noktah
yang nanti kuharap anak anak mu tahu
bahwa
Dahulu pernah pada suatu kala diwaktu yang entah berantah
Seorang laki laki hina seperti ku pernah mengklaim bahwa kau bukan entah berantah
Bahwa di suatu kala yang entah berantah
pernah hidup laki laki yang memikirkan kau bukanlah sampah
bahwa pernah suatu kala pernah ada suatu laki laki hina
yang pernah menganggapmu adalah subjek yang bukan tempat pemuas nafsu belaka
Dan bila nanti Tuhan mu,ku dan mereka berkilah
Pernah hidup seorang lalki hina yang menganggap kamu tercipta
Bukan hanya sebagai pelengkap
tapi bagian yang tak terpisah
bagian tak terkilah
bagian terpenting
Dara,
Atas nama nyawaku yang berbatas
atas nama sang Kala yang berbatas
AKu menyukaimu menyanjungmu
lebih dari sekedar tangisan hina binatang binatang bernama manusia