"AKu yakin bila satu orang saja,yg punya pengalaman yang berbeda beda bisa menuliskan nya dalam bentuk karangan ,bayangkan betapa banyak jejak jejak hidup yang unik tersebut bisa merekam kehidupan yang tidak abadi ini dalam tinta keabadian,sebagai kado kehidupan yang ditinggalkan,mulailah menuliskannya ..."
Pages
▼
Wednesday, July 4, 2012
Kuncinya adalah MEMBACA
2010,awal kumasuki dunia kampus,aku mengenal banyak kawan,senior sejurusan,se-fisip,bahkan kawan se-unri.
disini aku cuma mau sharing apa yang kudapat dan kurasakan.yang mungkin bisa katakanlah untuk ungkapkan,betapa pentingnya membaca.nama dan tokoh dalam postingan ini adalah asli,dan mungkn belum semuanya bisa kuingat,karena aku memang bukan pengingat yang baik-maklum sakit (bukan gila,tapi terserahlah,lebih cocoknya holic)
Aku bakal buat beberapa orang yang pernah kukenal,bagaimana mereka dikampus,dan bagaimana serta apa saja kelebihan mereka dalam berinteraksi atau dan sebagainya.
Waktu itu aku pergi ke UIN,mendengar orasi WAmdi,ketua senat UIN kala itu,orasinya luar biasa,diruang PKM UIN.Terakhir,aku tahu dia seorang pembaca aktif.dan juga anggota FLP
Setelah itu di fisip,aku kenal Bg Tito,sekarang asdos,juga kisah bang zailani,mantan bup ip yang udah dosen di tabrani,atau bahkan nurcholis madjid? atau bahkan hidayat nur wahid? bg..Kaka,dia ketua di mah.Ip,juga hobi baca.bang Ari,juga ketua di Ip,juga hobi baca,bukunya banyak.Tak jauh beda dengan Adi hamdani,presma,yg kebetulan dulu bersebelahan kos,koleksi bukunya sama bg alwira juga banyak,bg wira ini mantan ketua almadani fisip.Juga tak jauh beda dengan bang akmam,dia juga mantan ketua almadani.tak jauh beda sama bg febri siswandi,ketua umum hmi fisip dem.dia hobi baca juga..tak kalah seru saa bg lindra,mantan wagub fsip,juga banyak pengetahuan,juga baca..lalu bg pii,lihat kayak mana dia di konstitusi,aku yakin juga pembaca yang baik.Lalu,cobalah ke kos bg yulan,bukunya juga banyak,seperti itu pula sama bang ucup,ketum hmi sekarang,juga hobi baca,bahkan jgn tinggakan ato pinjamin buku ama dia,buku holic..haha.terus siapa lagi...ada begitu banyak contoh dikampus,terlepas itu kontroversinya dikampus,di faperta,bg jaswandi,mantan mentor pertama pas asistensi dulu,gub faperta,di teknik ada bang rido ,faperika bag zulpikar,di fkip ada tanteku yang npemuncak di fkip ahasa inggris,dan tak sedikit contoh di fisip sendiri
Kesimpulannya,maka benarlah apa yang diutarakan di dalam ayat itu,Bacalah! baca dan baca!
lalu,aku juga kenal kawanyg sering buat tulisan menarik di forum kompasiana,mereka juga pada hobi baca,terlepas kadang tulisan mereka cenderung aneh,malah parahnya ada yang atheis.
Juga cobalah lihat dan perhatikan bagaimana seseorang itu bisa berbeda,dari segi ilmu atau sebagainya,cara bicara,cara berperilaku,
Atau kalau mau kita semua sada perhatikan tokoh besar dunia,bahkan dahlan iska,hobi baca,Soekarno pun dalam bukunya ku baca dia menemukan pancasila juga membaca ideologi di Rusia,Bahkan jerman dan Amerika pada saat itu,intinya apa? baca baca baca!
Ini adalah awalnya kawan..atau siapapun lah
Ruang waktu
ada yang harus mengerti dan menerima,diantara panasnya cakrawala berpikir sana sini kini dan nanti.Satu kata kukutip dari baik sebuah tawa,ia berkata,pertarungan apapun yang terjadi hari ini,tak lain hanyalah sebuah pengulangan dari masa lalu,sebagai contoh:adanya kaum yang menyukai hedoisme,homoseks,atheisme,pemuja setan,pemuja batu ,pemuja api? padahal secara ogis harusnya manusia bisa berpikir lebih jernih dari msa lalu.Bukankah kaum Tsamut,masa Musa,masa Nuh,masa Ibrahim,masa Isa,dan masa Muhammad dahulu ujuga berdinamika hal yang sama?
Lalu,ia menambahkan..
kita yang kini hidup diantara jarak yang begitu jauh dari pusat peradaban Barat dan Timur,kita yang pernah dijajah untuk sebuah kata lupa akan jati diri bangsa...maka sudah waktunya kita berpikir sebagaimana cara kita berpikir,dan menjadi aktor aaktor sejarah untuk kehidupan berikutnya
sebuah penjernihan pikiran dalam dialog ini,atau bahkan cuma sebuah onani pikiran?
terserahlah,
alu ku baca lembaran lembaran kitab ini dan itu
perlahan..apa yang pernah disampaikannya terbukti
kehidupan itu tak ubahnya seperti pengulanga dimasa lalu
hanya konsep fisik manusianya saja yang berubah usia
namun pola lakunya seolah ditanamkan oleh DNA aktor terdahulunya
oh
semakin ku pikir,semakin pusing
tapi disisi lain
semakin pusing,senyumku semakin menyungging...
betapa nikmatnya bisa berpindah raga antar jiwa
betapa indahnya bisa berjalan melintasi masalalu ,kini dan masa depan
namun
betapa indahnya bisa hidup saling memahami dan saling mencoba untuk mengerti satu dan lainnya..
hubungan tanpa nama
Lalu kujemput usia belia
hingar bingar lengkap persis suka dan duka
Kala yang yang lain memadu kasih
Kucermin diri dan ukur bayang
Kau datang di masa muda,menyambutku dalam hangatnya sebuah masa
Lalu aku bertanya
ini rasa apa,pikirku tak mampu menerjemahkanya
Kaupun diam bak tak bernyawa
lalu berkata?
nikmati saja dan jalani saja
Kunikmati perlahan lahan,kujalani perlahan lahan
dari mulai masa bersuka,kala kita bercengkrama,berceritera tentang ribuan nama
Sampai pada masa duka,kala kau dan aku putuskan untuk tak pernah lagi bersua
Kini terulang sebuah masa
dalam usia tak lagi sama
untuk mengerjar sebuah rasa
yang mungkin satu dan dua pastilah sama
Aku bertanya
Hubungan ini untuk apa?
akan kubawa kau kemana?
setelah kau milikku disebuah singgasana rasa?
Akan kuperbuat apa?
Lalu kutanya pada cermin pengukur bayang
apakah kau akan kubuat sama seperti manusia lainnya yang terkungkung dalam sebuah kata
apakah kau akan kuperlakkan sama seperti dengan yang mereka lakukan untuk tunjukkan cinta?
Aku diam sejenak didepan cermin pengukur bayang
masih dengan ribuan tanya
Rasaku yag berbeda
Pikirku tidak lah sama
bila mereka sebut ini cinta?
maka kusebut ini daun
bila mereka sebut ini pacaran?
maka kusebut ini dedaunan
Bersuapun kita tak pernah
walau cerita terus terjaga,hingga kisah terus bertahta
bersentuhanpun kita tak pernah
Walau pikirku geranyangi pikirmu dan sebaliknya
rasaku dan rasamu menyatu didepan layar yang jaraknya entah berapa
Hingga pada akhir sebuah malam
Aku berhenti pikirkan “hubungan ini hubungan macam apa”
Dan cerminpun retak sembari berikan ku kepastian
“hubungan kalian hubungan tanpa nama”