"AKu yakin bila satu orang saja,yg punya pengalaman yang berbeda beda bisa menuliskan nya dalam bentuk karangan ,bayangkan betapa banyak jejak jejak hidup yang unik tersebut bisa merekam kehidupan yang tidak abadi ini dalam tinta keabadian,sebagai kado kehidupan yang ditinggalkan,mulailah menuliskannya ..."
Pages
▼
Sunday, April 21, 2013
Wednesday, April 17, 2013
@ Rabu Santai HIMAKOM
yang kiri namanya andi arivai,adekku yang jadi wakil ketua himpunan mahasiswa ilmu komunikasi Fisip unri,yang tengah aku baru sehat dari Malaria.dan yang paling kanan jaket hitam,Rio Sahera,sekretaris umum di hmi Fisip,sekum aku.Foto betiga ini ku ambil dari hastag BB Ari.Yang motoin anak komunikasi,adek kom 2012 ,adek tingkat si Ari. Ahahaha,,
Monday, April 15, 2013
Makalah MPP
TUGAS INDIVIDU
NAMA :WIRIYANTO ASWIR
NIM :1001120219
MASALAH PEMBANGUNAN POLITIK DAN
EKONOMI
A.PENGANTAR
Pembangunan
politik dan Ekonomi adalah dua hal yang saling berkaitan satu dan lainnya.Hal
ini dikarenakan dalam melakukan suatu pembangunan politik yang baik,yang
bertujuan membentuk suatu tata politik suatu negara yang mencapai
kemakmuran,sisi ekonomi yang akan melakukan perbaikan kesejahteraan dalam hal
ini tidak bisa dipandang enteng.
Dan
untuk mencapai kemakmuran tersebut,diperlukan penegakan keadilan.Pembangunan
harus diisi dengan keadilan.[1]Keadilan
sosial dan keadilan Ekonomi bagi seluruh masyarakat yang ada suatu negara.
B.Teori
Dalam
studi pembangunan politik ada beberapa konsep yang perlu dipahami sebelum
menjelaskan defenisi pembangunan politik, yaitu, perubahan, pembangunan dan
modernisasi politik. Pembangunan dan modernisasi politik merupakan perubahan
politik, bukan sebaliknya (Ramlan Surbakti, 1992).[2]
Menurut
Hungtinton dan Dominguez (dalam Afan Gaffar, 1989) konsep pembangunan politik
dikatakan mempunyai konotasi secara geografis, deveriatif, teologis dan
fungsional [3]:
1. Pembangunan politik dalam konotasi geografis berarti terjadi proses perubahan politik pada Negara-negara sedang berkembang dengan menggunakan konsep-konsep dan metoda yang pernah digunakan oleh Negara-negara maju, seperti konsep mengenai sosialisasi politik, komunikasi politik dan sebagainya.
2.
Pembangunna politik dalam arti derivative dimaksudkan bahwa pembangunan politik
merupakan aspek dan konsekuensi politik dari proses perubahan yang menyeluruh,
yakni modernisasi yang membawa konsekuensi pada pertumbuhan ekonomi,
urbanisasi, peningkatan pendidikan, media massa, perubahan status sosial dan
aspek-aspek lainnya.
3. Pembangunan politik dalam arti teologis
dimaksudkan sebagai proses perubahan menuju pada suatu atau beberapa tujuan
dari sistem politik
Defenisi Pembangunan Politik
menurut Ahli:
Pembangunan
Politik Sebagai Prasyarat Politik Bagi Pembangunan Ekonomi Para ahli ekonomi
telah menunjukan bahwa kondisi-kondisi sosial dan politik bisa memainkan
peranan penting dalam menghambat atau meningkatkan pendapatan per kapita
sehingga Pembangunan Politik dipandang sebagai keadaan masyarakat politik yang
dapat memperlancar pertumbuhan ekonomi (Paul A. Baran, 1975)
Pembangunan
Politik Sebagai Stabilitas dan Perubahan Teratur. Banyak orang merasa bahwa
demokrasi tidak sesuai dengan pembangunan. Mereka memandang bahwa pembangunan
hampir seluruhnya sebagai proses ekonomi dan proses tertib sosial. Komponen
politik dari pandangan ini biasanya berpusat pada stabilitas politik yang
didasarkan pada kemampuan melaksanakan perubahan secara tertib dan terarah.
Stabilitas yang hanya merupakan stagnasi dan dukungan sepihak terhadap status
quo jelas bukan pembangunan, kecuali jika pilihanya adalah penciptaan keadaan
yang lebih buruk. Tetapi stabilitas dapat dihubungkan dengan pembangunan dalam
arti bahwa setiap bentuk kemajuan ekonomi dan sosial umumnya tergantung pada
suatu lingkungan yang lebih banyak memiliki kepastian dan perencanaan yang
didasarkan pada prediksi yang cukup aman (Karl W. Deutsch, 1963)
Studi
Ekonomi Mempelajari
bagaimana orang/keluarga/ masyarakat/perusahaan (micro) dan
negara/pemerintah (macro) memilih (choice) dan menggunakan
sumberdaya (resources) produktif (productive) yang langka (disefeciency),
karena dianggap memiliki manfaat (utilities) atau alternatif prioritas (priority)
untuk menghasilkan barang (goods) dan jasa (service) dengan
mendistribusikan (distribution) sebagai sesuatu yang bersifat konsumtif
(consumtive) untuk kebutuhan sekarang (saving) dan masa depan (investasi)
dengan menggunakan uang (money) maupun dengan tukar menukar sesuatu (barter/
exchange)
C.Pembahasan
Dalam
teori diatas kita bisa memperhatikan adanya hubungan antara masalah pembangunan
politik dan Ekonomi.Yang mana beberapa masalah pembangunan politik yang kita
hadapi adalah beberapa masalah pembangunan di Indonesia :
1. Tingginya jumlah pengangguran
2. Kesenjangan pembangunan
3. Rendahnya kualitas SDM
4. Menurunnya kualitas SDA
5. Rendahnya penegakan hukum dan keadilan
6. Rendahnya kualitas pelayanan kepada publik
7. Belum optimalnya fungsi kelembagaan
8. Ancaman separatisme dan terorisme
9. Tingginya tingkat kejahatan/kriminalitas/korupsi
(konvensional, transnasional)
10. Rendahnya kemampuan Hankam
Sepuluh
hal di atas adalah persoalan yang tengah kita hadapi dalam sistem politik
Indonesia,ditambah lagi kita perlu mengingat beberapa tuntutan reformasi yang
digulirkan dalam dinamikan politik di Indonesia,antara lain ;
• Perbaikan Ekonomi
• Perbaikan Tata Pemerintahan (Governance)
• Supremasi dan Taat Hukum (Rule of Law)
• Demokrasi, dan
• Bersih dari KKN
• Aparat Birokrasi yang Netral (A-Poilitis) dan
Profesional
• Efesiensi, Transparan, dan Akuntabel
Dalam
point pertama ,disebutkan tuntutan perbaikan Ekonomi,dalam hal ini kita bisa
melihat bagaimana pendekatan ekonomi dalam memandang persoalan politik yang ada
saat ini.
Metode/Pendekatan
|
Substansi/Fenomena Ekonomi
|
Substansi/Fenomena
Politik
|
Ilmu
Ekonomi
|
Ekonomi Makro
Ekonomi Produksi
|
Public Choice
|
Ilmu
Politik
|
Pendekatan Kekuasaan
terhadap Ekonomi
(Rational Choice)
|
Ilmu Politik
|
Berbagai macam bentuk pemerintahan
yang terjadi di negara dunia ini mengalami perubahan dengan mencoba
memformulasikan konsep tatanan pemerintahan yang baik yang juga dapat
mengembangkan pembangunan ekonomi yang stabil di masing-masing negara.
Pemerintahan demokrasi ialah pemerintahan yang di impikan oleh berbagai negara
karena system pemerintahan ini dianggap baik untuk kestabilan suatu bangsa
dalam menjalankan roda pemerintahan negara. Segala sesuatu berasal dari, oleh
dan untuk rakyat adalah inti dari konsep pemerintahan yang demokratis, sehingga
dapat menjamin kebebasan masing-masing individu dalam suatu negara untuk
bergerak mengembangkan dan melakukan hal yang mereka inginkan.[4]
Robert Dahl menyatakan bahwa
setidaknya ada lima standar yang dapat digunakan untuk mengukur apakah suatu
proses politik berlangsung secara demokratis atau tidak. Kelima criteria
tersebut adalah: a. partisipasi yang efektif, b. persamaan dalam memberikan
suara, c. pemahaman yang jernih dari warga negara atau kelompok asosiasi, d.
pengawasan agenda dan, e. mencakup orang dewasa.
Secara tradisional, tujuan penyelenggaraan
pemerintahan demokrasi adalah untuk mencegah akumulasi kekuasaan kedalam satu
atau beberapa orang. Demokrasi sebagaimana dikemukakan Winston Churchill
sebagai 'least bad' form of government, artinya bahwa pemerintahan
demokrasi bertujuan mengurangi ketidakpastian dan instabilitas serta menjamin
warga negara dalam mendapatkan kesempatan yang berkala.
Dalam hal perekonomian, sistem
ekonomi didalam negara yang demokrasi berjalan menuju perekonomian yang
liberal. Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh
penemu liberal klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats. Sistem
ekonomi liberal tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan
alami". Konsep dari ekonomi liberal ialah bergerak kearah suatu sistem
ekonomi pasar bebas dan sistem berpaham perdagangan bebas.
Hubungan
Pemerintahan dan Kemajuan suatu Negara
Sikap suatu pemerintah dapat terlihat dari
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan tersebut untuk mencapai
kepentingan nasional negaranya. Termasuk didalamnya adalah hal perekonomian,
pemerintah Indonesia pernah menerapkan kebijakan deregulasi ekonomi yang
menyangkut 3 aspek, diantaranya: untuk menyehatkan persaingan pasar dengan
membuka kesempatan bagi pendatang baru, mengurangi campur tangan pemerintah
dalam hal pengelolaan badan usaha dan pengambilan keputusan produksi maupun
harga, pemerintah telah mulai merombak status BUMN menjadi persero dan
mengalihkan saham dari perusahaan negara pada sektor swasta. Dengan demikian
pemeintah Indonesia secara langsung telah menerapkan kebijakan ekonomi yang
liberal meskipun tidak diimbangi dengan kestabilan industry dalam negeri.
Kemajuan ekonomi suatu negara pasti memiliki
keterkaitan rezim disuatu negara karena, rezim suatu negara memiliki kekuasaan
penuh dalam menentukan sistem ekonomi yang diinginkan. Kebijakan rezim suatu
negara dalam memajukan ekonomi memiliki dua tipe kebijakan didalamnya, menurut
Mynt yang pertama kebijakan melihat keluar (outward looking policy) dan kedua
kebijakan melihat ke dalam (inward looking policy). Kebijakan ke dalam
berhubungan dengan intervensi negara yang besar dalam wilayah ekonomi yang
dihubungkan dengan kebijakan ekonomi yang direncanakan, dengan memenuhi
permintaan pasar dalam negeri. Sebaliknya, melihat kebijakan keluar lebih
mengandalkan intensif ekonomi dan peran yang lebih besar pada mekanisme pasar
perdagangan luar negeri.
Pembangunan Ekonomi Indonesia
Dalam
laporan-laporan internasional banyak dijumpai konsep “economic growth”. Konsep
tersebut dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai pertumbuhan ekonomi
yang diakibatkan sebagai adanya pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi berarti pertumbuhan kapasitas produksi dalam perekonomian
suatu negara secara keseluruhan. Secara matematis definisi ini menyiratkan
gerakan keluar dari kurva kemungkinan produksi dalam perekonomian.
Menurut
Meier dan Baldwin (dalam Safril, 2003:142) bahwa “Pembangunan ekonomi adalah
suatu proses, dengan proses itu pendapatan nasional real suatu perekonomian
bertambah selama suatu periode waktu yang panjang”.
Hal
senada dikemukakan pula oleh Djojohadikusumo (1991) bahwa “Pembangunan ekonomi
adalah usaha memperbesar pendapatan per kapita dan menaikkan produktivitas per
kapita dengan jalan menambah peralatan modal dan menambah skill”.
Bila dianalisa lebih lanjut diperoleh beberapa kesimpulan umum tentang pembangunan ekonomi, sebagai berikut:
Bila dianalisa lebih lanjut diperoleh beberapa kesimpulan umum tentang pembangunan ekonomi, sebagai berikut:
- Pembangunan ekonomi diarahkan pada perubahan stuktural yang bersifat kualitatif.
- Pembangunan ekonomi tidak hanya menghasilkan out put yang lebih banyak, tetapi juga terdapat perubahan dalam lembaga dan teknik produksi maupun skill dalam menghasilkan output.
- Pembangunan ekonomi meliputi perubahan-perubahan dalam struktur output sebagai akibat adanya alokasi input pada sektor perekonomian.
Dari beberapa definisi tersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu kegiatan yang
diarahkan kepada kehidupan perekonomian yang lebih baik bagi masyarakat suatu
bangsa.
a.
Pembangunan Ekonomi Indonesia
Pembangunan
ekonomi yang dilaksanakan bangsa Indonesia meliputi seluruh aspek perekonomian
masyarakat, baik kehidupan masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan,
dengan tujuan utama mempebaiki dan meningkatkan taraf hidup seluruh rakyat
Indonesia. Pembangunan ekonomi tersebut dilaksanakan dengan menitikberatkan
pada upaya pertumbuhan sektor ekonomi dengan memanfaatkan segala potensi yang
dimiliki, baik potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya.
Agar
pelaksanaan pembangunan ekonomi dapat menyentuh seluruh aspek perekonomian
masyarakat dan pemerataan hasil-hasilnya, maka pemerintah mengeluarkan beberapa
arah kebijaksanaan pembangunan di bidang ekonomi.
b.
Arah Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi
Indonesia
Pembangunan
yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya
mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan sosial,
politik yang demokratis, yang telah menyebabkan krisis moneter dan ekonomi,
yang nyaris berlanjut dengan krisis moral yang memprihatinkan. Hal tersebut
kemudian menjadi penyebab timbulnya krisis nasional (tahun 90-an), yang
membahayakan persatuan dan kesatuan serta mengancam kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Oleh karena itu, reformasi di segala bidang harus dilakukan untuk
bangkit kembali dan memperteguh kepercayaan diri dan kemampuan untuk melakukan
langkah-langkah penyelelamatan, pemulihan, pemantapan, dan pengembangan
pembangunan ekonomi dengan paradigma baru Indonesia yang berwawasan kerakyatan.[5]
Selain
dari arah pembangunan Ekonomi Indonesia,kita juga dapat melihat bagaimana
formulasi kebijakan bidang pembangunan dalam hal ini fokus bidang ekonomi dalam
strategi pembangunan Ekonomi nasional Indonesia
MACAM–MACAM STRATEGI PEMBANGUNAN INDONESIA[6]
Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan
dalam mempelajari perekonomian suatu negara adalah mengetahui tentang strategi
pembangunan ekonomi. Beberapa strategi pembangunan ekonomi yang dapat
disampaikan adalah :
1. Strategi
Pertumbuhan
Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan
terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara
seimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek
pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh
golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle – down – effect )
pendistribusian kembali. Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan hal
tersebut merupakan syarat terciptanya pertumbuhan ekonomi. Kritik paling keras
dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah
ketimpangan yang semakin tajam.
2. Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan
ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering,
seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3. Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua
mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965
muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari
konsep strategi ketergantungan adalah :
- Kemiskinan di negara – negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak atau negara lainnya.
- Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “Teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (Self Development).
4. Strategi yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman,
yang mengemukakan sebab – sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang
secepat daerah yang lebih kaya atau lebih maju. Menurut mereka, kurang mampunya
daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan atau
pengaruh pendistribusian dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil
daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya
(Back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa
Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai.
Sedangkan Hirschman, mempercayai pandangan tersebut walaupun baru akan tercapai
dalam jangka panjang.
5. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi
kemiskinan secara massal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi
Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok
manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat
kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya
usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan
pokok dan sejenisnya.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Strategi Pembangunan[7]
Dalam melakukan pembangunan suatu negara atau bangsa
diperlukan strategi yang bagus untuk mencapai hasil yang memuaskan. Tetapi di
dalam strategi itu pasti ada faktor – faktor yang memperngaruhinya. Faktor – faktor
tersebut adalah :
- Sumber Daya Alam ( SDA ), adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, jika SDA mencukupi dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara akan .
- Sumber Daya Manusia ( SDM ), merupakan salah satu faktor berikutnya yang sangat penting untuk pembangunan ekonomi, jika semakin baik SDM, maka akan semakin cepat jalannya suatu pembangunan.
- Tenaga Ahli, disini tenaga ahli bisa di samakan dengan SDM, tetapi tenaga ahli adalah SDM yang dilatih dan di didik sehingga lebih mempunyai skill dan keterampilan.
- Teknologi, merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan, karena penggunaan teknologi yang semakin canggih akan mempercepat pertumbuhan dan pembangunan suatu bangsa atau negara.
STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
1. Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia
dengan cara membangun pusat-pusat perekonomian di setiap pulau. Selain
mengembangkan klaster industri berbasis sumber-sumber superior. Baik komoditas
maupun sektor. Koridor pembangunan ekonomi Indonesia terbagi dalam empat tahap
:
- Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi.
- Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti trafik barang.
- Validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni pengaturan area tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas.
- Menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misalnya menghubungkan area pertambangan dengan kawasan pemrosesnya.
2. Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal
maupun internasional. Hal ini bisa mengurangi biaya transaksi, menciptakan
sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan dan menyadari perlunya akses-akses ke
sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan
serta pintu perdagangan dan pariwisata internasional. Integrasi ekonomi
merupakan hal terbaik untuk mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi
produksi. Serta dalam jangka panjang, meningkatkan standar kehidupan. Saat ini,
aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan Sumatra.
Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak menjangkau
pelosok. Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah
TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan
tersebut diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi kemiskinan di Jawa yang
melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra yang sekitar tujuh juta
jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3. Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu
pengetahuan nasional atau Iptek. Selain tiga strategi utama ini, juga ada
beberapa strategi pendukung seperti kebijakan investasi, perdagangan dan
finansial. Beberapa elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan kualitas
pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan
level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan aktivitas riset dan
pengembangan, baik pemerintah maupun swasta, dengan memberikan insentif serta
menaikkan anggaran. Kemudian mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk
pembiayaannya. Saat ini, masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan riset dan
pengembangan yang digunakan untuk mencari solusi teknologi. Kemampuan pengguna
untuk menyerap teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset dan
pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun
dengan baik.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN[8]
1. Manfaat Perencanaan Pembangunan
Fungsi atau manfaat perencanaan yaitu, sebagai
penuntun arah, minimalisasi ketidakpastian, minimalisasi inefisiensi sumber
daya, dan penetapan standar dalam pengawasan kualitas. Adapun syarat
perencanaan harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:
- Tujuan akhir yang dikehendaki.
- Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).
- Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
- Masalah-masalah yang dihadapi.
- Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya.
- Kebijakan – kebijakan untuk melaksanakannya.
- Individu, organisasi, atau badan pelaksananya.
- Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.
2. Periode Perencanaan Pembangunan
Perjalanan dokumen perencanaan pembangunan nasional
sebagai kompas pembangunan sebuah bangsa, perkembangannya secara garis besar
dapat dilihat dalam beberapa periode yakni :
- Dokumen Perencanaan Periode 1958-1967
Pada masa pemerintahan presiden Soekarno (Orde Lama)
antara tahun 1959-1967, MPR Sementara (MPRS) menetapkan sedikitnya tiga
ketetapan yang menjadi dasar perencanaan nasional yaitu TAP MPRS No.I/MPRS/1960
tentang Manifesto Politik republik Indonesia sebagai Garis-Garis Besar Haluan
Negara, TAP MPRS No.II/MPRS/1960 tentang Garis-Garis Besar Pola Pembangunan
Nasional Semesta Berencana 1961-1969, dan Ketetapan MPRS No.IV/MPRS/1963
tentang Pedoman-Pedoman Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan Haluan
Pembangunan.
- Dokumen Perencanaan Periode 1968-1998
Landasan bagi perencanaan pembangunan nasional periode
1968-1998 adalah ketetapan MPR dalam bentuk GBHN. GBHN menjadi landasan hukum
perencanaan pembangunan bagi presiden untuk menjabarkannya dalam bentuk Rencana
Pembangunan Lima Tahunan (Repelita), proses penyusunannya sangat sentralistik
dan bersifat Top-Down, adapun lembaga pembuat perencanaan sangat didominasi
oleh pemerintah pusat dan bersifat ekslusif. Pemerintah Daerah dan masyarakat
sebagai subjek utama out-put perencanaan kurang dilibatkan secara aktif.
Perencanaan dibuat secara seragam, daerah harus mengacu kepada perencanaan yang
dibuat oleh pemerintah pusat walaupun banyak kebijakan tersebut tidak bisa
dilaksanakan di daerah. Akibatnya mematikan inovasi dan kreatifitas daerah
dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakatnya. Distribusi anggaran negara
ibarat piramida terbalik, sedangkan komposisi masyarakat sebagai penikmat
anggaran adalah piramida seutuhnya.
- Dokumen Perencanaan Periode 1998-2000
Pada periode ini yang melahirkan perubahan dramatis
dan strategis dalam perjalanan bagsa Indonesia yang disebut dengan momentum
reformasi, juga membawa konsekuensi besar dalam proses penyusunan perencanaan
pembangunan nasional, sehingga di periode ini boleh dikatakan tidak ada dokumen
perencanaan pembangunan nasional yang dapat dijadikan pegangan dalam
pembangunan bangsa, bahkan sewaktu pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
terbersit wacana dan isu menyangkut pembubaran lembaga Perencanaan Pembangunan
Nasional, karena diasumsikan lembaga tersebut tidak efisien dan efektif lagi
dalam konteks reformasi.
- Dokumen Perencanaan Periode 2000-2004
Pada sidang umum tahun 1999, MPR mengesahkan Ketetapan
No.IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004. Berbeda
dengan GBHN-GBHN sebelumnya, pada GBHN tahun 1999-2004 ini MPR menugaskan
Presiden dan DPR untuk bersama-sama menjabarkannya dalam bentuk Program
Pembangunan Nasional (Propenas) dan Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) yang
memuat APBN, sebagai realisasi ketetapan tersebut, Presiden dan DPR
bersama-sama membentuk Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional 2000-2004. Propenas menjadi acuan bagi penyusunan rencana
pembangunan tahunan (Repeta), yang ditetapkan tiap tahunnya sebagai bagian
Undang-Undang tentang APBN. sedangkan Propeda menjadi acuan bagi penyusunan
Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (Repetada).
D.Kesimpulan
Masalah
Pembangunan Politik tidak terlepas hubungannya dengan bidang Ekonomi.Dalam hal
ini sangat berkaitan dikarenakan tujuan dari pengentasan permasalahan
pembangunan politik adalah terciptanya kemakmuran dalam suatu sistem politik
suatu negara.
Dalam
perkembangannya,persoalan ekonomi merupakan salah satu tuntutan reformasi di
Indonesia,dalam hal ini pemerintah Indonesia ,telah mengupayakan berbagai
strategi Nasional untuk mengadakan pembangunan di bidang ekonomi,yang tujuannya
selain untuk kesejahteraan bangsa Indonesia yang merupakan amanah UUD 1945 dan
tujuan Negara Republik Indonesia, ,juga merupakan suatu pembangunan Ekonomi
Politik yang terjadi di negara Indonesia melalui berbagai tahapan perkembangan
dalam perjalanannya.
Daftar Pustaka
Harry Azhar Azis,dalam
GAGASAN :Refleksi Kepemimpinan dan Demokrasi.hal.138 Vol.3 Tahun 2012
Djojohadikusumo,
Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.
(DIGITAL
// BOOKS) TAHUN AJARAN ATA// TINGKAT 1 UNIVERSITAS GUNADARMA
http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajianperencanaan/kajianperencanaan/sistemperencanaanpembangunannasionalsppn
terakhir diunggah pada 16 April 2013.pukul 10 .22 wib
http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1344352/tiga-strategi-pembangunan-ekonomi
http://www.karokab.go.id/i/index.php?option=com_content&view=article&id=136&Itemid=112&lang=en
terakhir diunggah pada 16 April 2013 Pkl 10.25
http://azmuharam.blogspot.com/2010/11/ekonomi-politik-pembangunan-i-demokrasi.html
terakhir diunggah pada 6 April 2013 pkl 09.45 wib.
http://mollo-mutis.blogspot.com/2012/11/pengertian-pembangunan-politik.html
terakhir diunggah pada 16 April 2013 Pkl.09.27 wib
[1] Harry
Azhar Azis,dalam GAGASAN :Refleksi Kepemimpinan dan Demokrasi.hal.138 Vol.3 Tahun
2012
[2] http://mollo-mutis.blogspot.com/2012/11/pengertian-pembangunan-politik.html
terakhir diunggah pada 16 April 2013 Pkl.09.27 wib
[3] Ibid.
[4] http://azmuharam.blogspot.com/2010/11/ekonomi-politik-pembangunan-i-demokrasi.html
terakhir diunggah pada 6 April 2013 pkl 09.45 wib.
[5] Djojohadikusumo,
Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.
[6] http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajianperencanaan/kajianperencanaan/sistemperencanaanpembangunannasionalsppn
terakhir diunggah pada 16 April 2013.pukul 10 .22 wib
[7] (DIGITAL
// BOOKS) TAHUN AJARAN ATA// TINGKAT 1 UNIVERSITAS GUNADARMA
[8] http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1344352/tiga-strategi-pembangunan-ekonomi
http://www.karokab.go.id/i/index.php?option=com_content&view=article&id=136&Itemid=112&lang=en
terakhir diunggah pada 16 April 2013 Pkl 10.25