well.sejak jadi ketum hmi fisip,postingan mulai ngadat,aku jarang nulis,cuma baca tetap,jadi ceritanya kemarin baru rangking 4 lomba dbat,aku masuk satu tim Himip,sama yani dan tia, adek di jurusan ip,juara 1 nya UI,juara 2 UGM,juara tiga UGM,,,salut buat unpad,kawan kawan dari stt pln jakarta,dan kawan kawan bem fisip unsyah kuala aceh,serta kawan kawan unair,,,
"AKu yakin bila satu orang saja,yg punya pengalaman yang berbeda beda bisa menuliskan nya dalam bentuk karangan ,bayangkan betapa banyak jejak jejak hidup yang unik tersebut bisa merekam kehidupan yang tidak abadi ini dalam tinta keabadian,sebagai kado kehidupan yang ditinggalkan,mulailah menuliskannya ..."
Pages
▼
Monday, December 2, 2013
Sunday, June 9, 2013
hari ini cukup melelahkan,konvensi sudah diatr,hasilnya tetap sama ,dua kader terbaik komisariat gak mau nyatu,hmm,agak segan sama mpk-pk,cuma ya begitu,kami pikir pengurus tetap putuskan ,komisariat akan mendukung ke dua duanya,dalam catatan tidak turut campur,tetap semangat,dan jgn lupa komisariat,atau den hantam
Monday, June 3, 2013
Makalah Pemikiran Politik Nurcholish Madjid
Pemikiran
Nurcholish Madjid tentang Islam dan Politik
Oleh
:Wiriyanto Aswir
A.Pengantar
Nurcholish
Madjid atau Cak Nur (1939-2005) dikenal sebagai pemikir islam yang paling
controversial.Pandangannya tentang :Sekulerisasi,Islam Yes Partai Islam
No,tidak ada Negara Islam ,hingga pluralism,telahmenyulut perdebatan panjang.Ia
mendobrakkebekuan politik dengan seruan oposisi ,Pancasila sebagai ideology
terbuka,dan pencalonan dirinya sebagai presiden dengan modal pikiran.Belakangan
ia dikenal sebagai guru bangsa lantaran seruan-seruan yang memberi arah masa
depan bangsa.
Peta
bumi intelektual Indonesia cukup kaya dengan kehadiran para pionir, raksasa
pemikir, dan para martir yang mempersembahkan diri demi pengayaan kecerdasan
rakyat nusantara. Mereka tak semuanya melewati karpet merah sejarah —berujung
dengan penghormatan dan pengakuan mulia. Tak kurang-kurang pula tokoh yang
perlaya dengan penistaan degil, serta selalu berbuntut dengan
kontroversi.Potret kultural seperti inilah yang menjadi lahan semai gagasan-gagasan
progresif dari seorang Santri Jombang yang juga nyantri di Chicago University,
yaitu Nurcholis Madjid.
Oposisi
ide terhadap Cak Nur, dengan hormat kita menyebut yang bersumber dari: Endang
Saefudin Anshari, HM. Rasyidi, Ridwan Saidi, Daud Rasyid, atau bahkan Akhmad
Soemargono, serta sayap radikal kelompok-kelompok Islam lain, menurut saya
benar ketika mengatakan bahwa Cak Nur tidak orisinil.
Tapi
sama sekali tak boleh menyedot takaran persembahan ide Cak Nur yang
artikulatif. Cak Nur tak terbang sendiri dengan keresahan untuk memberangus
sikap ber-Islam yang jumud, taklid, dan anti intelektual. Sebab, sebagaimana
dipaparkan dalam buku ini, dalam epilog oleh Buddy Munawar Rachman, bahwa Bung
Karno pun jauh-jauh hari sudah menggagas perlunya menyerap Api Islam. Si Bung
Besar itu berdakwah bahwa Umat Islam Indonesia hanya bisa menangkap abu dan
arang Islam.
B.Teori
Ideologi
politik adalah himpunan nilai-nilai,ide-ide atau norma-norma,kepercayaan atau
keyakinan,suatu weltanchaung,yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang atas
dasar mana ia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problematika politik
yang dihadapinya dan yang menentukan perilaku politiknya.[1]
Kesadaran pemahaman manusia –diakui-
tidak akan pernah sedemikian mandiri dan terlepas dari realitas dari ruang
lingkupnya (Hans Georger Gadamer:1975) Hal itu dikarenakan keberadaan manusia
berikut pemahamannya selalu berada pada ranah situasional.[2]
Pada dasarnya,sebagaimana yang
diakui ahli psikologi,apa yang diuraikan oleh seseorang, adalah terkait
berbagai problem yang ada di dalam kehidupannya.Hal ini mencerminkan bahwa
mereka adalah mereka termasuk ke dalam kategori mahkluk yang tak bisa
melepaskan diri dari kecenderungan dasarnya untuk memberi makna ,berarti
berusaha untuk memahami dan “memahami” adalah kegiatan yang tidak bisa
dilepaskan dari faksinitas eksistensi maupun nilai-nilai miliki dan ruang waktu
yang melingkupinya[3]
C.Pembahasan
Cak Nur bukan saja raksasa
intelektual yang pernah dimiliki negeri ini. Ia, seperti halnya intelektual
sejati lainnya, hidup dalam nuansa kesahajaan yang patut diteladani. Ia hidup
sederhana. Bahkan pernah tak mampu mengobati anaknya yang sakit (mengingatkan
kita kepada tokoh Agus Salim, yang meski dihargai di mana-mana, tetapi hidup
dari kontrakan ke kontrakkan, juga terhadap Bung Hatta). Ia juga seorang
intelektual organik, yang tahu berbuat konkret. Termasuk bertindak secara gigih
dalam melawan arus. Di saat orang ramai-ramai membuat sakralisasi terhadap
partai islam, ia berkibar dengan kredo: Islam Yes, Partai Islam No! Atau
tatkala banyak orang “bedol desa” ke Partai Golkar, ia malah berkampanye untuk
PPP. Karena, menurutnya, demokrasi butuh kekuatan pengimbang, dan PPP adalah
ban kempes yang harus dipompa[4]Daya
dobrak ide Cak Nur pertama-tama menohok pada sikap puritan Ummat Islam
Indonesia, yang ideologis-politis, apologetik, dan terperangkap dalam
formalism-legalisme. Dalam jangka pendek, kadang sikap ini memang terkesan
heroik dan memuaskan nafsu. Sayangnya, tak ada kreativitas dan inovasi apapun di
sana, kecuali mengulang-ulang lagu lama. Pada akhirnya, terlihat bahwa opini
sedemikian adalah palsu, dan menjadi bumerang yang memukul balik Ummat Islam[5]
Jika
Islam menjadi kekuatan politik, maka ia akan sektarian, terbatas dan ekslusif.
Sementara Islam, menurut Cak Nur, bukanlah agama formalistik, melainkan
substansinya berpijak pada nilai, moral dan etik. Dengan demikian, kekuatan
Islam adalah kekuatan budaya, yang maknanya terlihat pada penghormatan terhadap
keadilan, kesetaraan, kebebasan, dan pluralisme. Agenda-agenda seperti itu,
tentu akan berkesuaian dan sinergik dengan kelompok lain[6]
Kegentingan
yang memaksa Cak Nur untuk menggulirkan ide-ide pembaruannya berawal dari
imprasse politik Islam Pasca Orde Lama.Turut andil dalam memberi jalan bagi
kelahiran Orde Baru,harapan kalangan aktivis politik Islam bagi rehabilitas
PartaiMasyumi yang dibekukan rezim
Sukarno bagai pungguk merindukan bulan,Setelah Suharto menolaknya pada bulan
Januari 1967.Kenyataan ini melambungkan kekecewaan politik yang mendalam
terutama di kalangan para tokoh dan aktivis politik Islam dari angkatan tua [7]
Pergeseran
pemikiran Cak Nur kea rah pemikiran Islam yang lebih prograsif merupakan hasil
dari dinamika diri dan lingkungan intelektualnya ,Seperti yg dikatakan Wahib (1961:160-161)
:”Nurcholis Madjid adalah orang yang senang belajar dan membaca.Buku adalah
pacarnya yang pertama .Walau dia sudah merasa benar,tapi karena kesediaannya
untuk senantiasa belajar,memaksanya lama – lama untuk mempersoalkan kembali apa
yang telah diyakininya ‘.Karena hobi membacanya ,kata Wahib,Madjid adalah orang
yang cukup punya peralatan ilmu sehingga dengan suatu perubahan mental saja dia
sudah sanggup meloncat jauh ke depan mengejar ketinggalan-ketinggalannya
(h.163).Madjid juga merupakan seorang individu yang independen yang tidak
memiliki mentor khusus.Bagi seoprang mahasiswa IAIN ,menjadi ketua HmI
merupakan sesuatu yang tak lazim dan ini juga mencerminkan kekuatan
pribadinya.Cak Nur juga menunjukkan kecenderungan kuat di kalangan para
mahasiswa IAIN dan pesantren tradisional untuk tidak terlalu radikal dan sangat
mendambakan melek pengetahuan saintifik Barat dan bahasa “wacana intelektual’
modern.Namun,impetus utama bagi pembaruan pemikirannya merupakan berkah atas
kunjungannya secara langsung ke Amerika Serikat dan Timur Tengah ,Pada bulan
Oktober 1968,dia diundang untuk mengunjungi Amerika Serikat oleh Departemen
Luar Negeri Pemerintah Amerika Serikat dibawah sponsor Council for Leaders and
Specialist (CLS).ALasan dibalik undangan ini ,menurut seorang pejabat Kedutaan
Besar Amerika di Jakarta,ialah sekedar memperlihatkan apa yang dia benci selama
ini’(Wahib ,1981:161) .Selama dua bulan perjalanannya di Amerika ,dia
mengunjungi universitas-universitas dan belajar tentang kehidupan akademis dari
para mahasiswa,mengikuti seminar-seminar dan diskusi-diskusi dengan beberapa
tokoh akademis dan politik,dan menyaksikan langsung prestasi-prestasi peradaban
Barat .Dia juga berkesimpulan untuk menemui kompratriotnya ,seorang intelektual
sosialis berpengaruh ,Soejatmoko .Yang saat itu menjadi duta Besar Indonesia di
AS,yang menyambut kunjungannya dengan ramah.[8]
Perubahan
mental Cak Nur mulai terjadi, meski tidak berlangsung secara radikal dan
serta-merta. Bulan-bulan berikutnya di tahun 1969 merupakan bulan-bulan yang
kritis bagi pemikiran Cak Nur mengenai liberalisme Islam. Dia masih terus
melakukan refleksi diri, apakah akan berpihak kepada usaha integrasi ummat
ataukah terlibat dalam gerakan pembaharuan. Sebuah faktor yang berpengaruh
dalam langkahnya menuju gerakan pembaharuan datang dari ‘komunitas
epistemiknya’, berupa lingkaran-lingaran diskusi kelompok kecil secara
informal, yang diikuti oleh rekan-rekan terdekatnya.Salah seorang tokoh kunci
yang terlibat dalam proses ini adalah Utomo Dananjaya. Dia adalah seorang
pemimpin PII (1967-1969) yang moderat dan menjadi seorang sahabat dekat Cak
Nur. Pada tahun 1969 itu, Utomo mengaktifkan kembali tradisi mengundang ketua
HMI (pada saat itu Madjid) untuk memberikan ceramah di hadapan Kongres Nasional
PII (yang diadakan di Bandung pada tahun itu). Pada tahun yang sama, pada saat
acara halal bihalal setelah ‘Idul Fitri, Utomo mengadakan sebuah diskusi dengan
tema ‘Integrasi Ummat Islam’ yang diikuti oleh Subchan Z.E. (dari NU), H.M.
Rasjidi (dari Muhammadiyah), Anwar Tjokroaminoto (dari PSII), dan Rusli Khalil
(dari Perti). Namun, setelah diskusi itu, Dananjaya menangkap kesan bahwa
agenda integrasi belum diterima dengan baik. Maka, dia pun mulai mengadakan
diskusi-diskusi kelompok kecil, yang melibatkan rekan-rekan terdekatnya:
seperti Nurcholish Madjid (dari HMI), Usep Fathuddin (dari PII), dan Anwar
Saleh (dari GPII), untuk memecahkan dilema apakah mendukung tujuan integrasi
yang tak praktis ataukah berpihak kepada gerakan pembaharuan yang bisa
menciptakan perpecahan.[9]Selain
diskusi-diskusi kelompok kecil, Cak Nur juga mengadakan diskusi-diskusi dengan
para pemimpin Masjumi seperti Prawoto Mangkusasmita, Mohamad Roem, dan Osman
Raliby, dan dari mereka, dia mendapat kesan bahwa orang-orang ini tidak
benar-benar menganggap ide mengenai negara Islam sebagai harga mati atau
prioritas yang mendesak. Dalam pandangannya: ‘Mereka memang memiliki sebuah ide
mengenai bagaimana kira-kira negara Islam, namun hal itu harus dicapai lewat
mekanisme-mekanisme demokratis. Bahkan seorang seperti Roem tidak
mencita-citakan negara Islam, meskipun dia tetap simpati dengan para pendukung
cita-cita itu’.[10]Meskipun
diskusi-diskusi kelompok kecil itu tidak mencapai hasil konklusif apapun,
diskusi-diskusi tersebut cukup memberikan inspirasi baru bagi para pesertanya.
Sudah sejak akhir November 1969, Cak Nur menulis surat-surat pribadi kepada
Ahmad Wahib dan Djohan Effendi, dua tokoh utama pemikiran liberal yang telah
mengundurkan diri dari HMI pada tanggal 30 September dan 10 Oktober 1969, karena
ketidaksepakatannya dengan kelompok Islamis dalam tubuh HMI. Dalam suratnya,
dia menyatakan kesepakatannya dengan ide-ide pokok dari kedua individu
tersebut, namun juga meminta pengertian mereka tentang sulitnya
mengimplementasikan ide-ide semacam itu di HMI (Wahib 1981: 165-166). Kemudian,
dalam persiapan acara halal bihalal setelah ‘Idul fitri pada tahun 1970, yang
diorganisir bersama oleh empat organisasi mahasiswa-pelajar dan sarjana Muslim,
yaitu HMI, GPI, PII, dan Persami, pihak panitia yang antara lain terdiri dari
para peserta diskusi kelompok kecil tersebut, sepakat untuk memilih
‘pembaharuan pemikiran dan integrasi’ sebagai tema diskusi silaturahmi. Tujuan
awal pemilihan tema tersebut sekadar untuk menstimulus diskusi dan
menggarisbawahi keinginan dari pemimpin kelompok-kelompok pemuda Muslim
tersebut untuk menemukan solusi bagi problem-problem ummat yang sangat
berat. Awalnya, intelektual yang diundang untuk memberikan ceramah pada
kesempatan itu adalah Alfian (seorang intelektual Muslim dari Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia). Namun dia berhalangan hadir. Karena itu, Harun Nasution
(seorang sarjana Islam yang rasionalis dari IAIN) dipilih sebagai pengantinya.
Ternyata, Nasution juga berhalangan. Akhirnya, Cak Nur ditunjuk sebagai
pembicara.[11]
Dalam
acara halal bihalal itu, yang diadakan pada tanggal 2 Januari 1970, Cak Nur
mempresentasikan sebuah makalah berjudul ‘Keharusan Pembaharuan Pemikiran
Islam dan Masalah Integrasi Ummat’. Dalam ceramah itu, dia menjelaskan
bahwa dalam pandangannya, agenda integrasi merupakan pendekatan yang tak
praktis. Struktur peluang politik Orde Baru mengharuskan adanya perubahan dalam
kondisi perilaku dan emosional ummat Muslim, sementara pendekatan integrasi
yang bersifat idealistik hanya akan mengabadikan kemandulan dan kejumudan
intelektual dalam ummat. Dia percaya bahwa hilangnya apa yang dia sebut sebagai
‘psychological striking force’ dari diri ummat Muslim telah menyebabkan
‘kemunduran 25 tahun’ bagi ummat, dan hal ini terlalu kompleks untuk
diselesaikan lewat sebuah pendekatan berorientasi integrasi. Maka, dia
menganggap agenda pembaharuan pemikiran Islam sebagai obat bagai malaise yang
dialami ummat. Isu-isu kontroversial dari agenda ini mungkin akan menghalangi
usaha-usaha untuk menciptakan integrasi, namun dalam penilaiannya, risiko
tersebut memang pantas untuk ditanggung. Bahkan meskipun proyek tersebut gagal
untuk melahirkan hasil seperti yang diharapkan, proyek tersebut masih berguna
paling tidak sebagai upaya untuk menyingkirkan beban kejumudan intelektual.
Ditambahkannya, proyek ini menjadi lebih mendesak lagi jika dipertimbangkan
adanya kenyataan bahwa organisasi-organisasi Islam reformis yang mapan, seperti
Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis dan yang lainnya, telah kehilangan semangat
pembaharuan dan élan vital-nya sehingga menyebabkan mereka menjadi tak
ada bedanya dengan, dan bahkan kalah progresif dari, organisasi-organisasi
Muslim tradisionalis.Saat menjelaskan garis besar pemikirannya mengenai
‘pembaharuan’, Cak Nur sampai pada sebuah poin yang krusial. Dia yakin bahwa
proses pembaharuan ini haruslah dimulai dengan membebaskan ummat dari
‘nilai-nilai tradisional’-nya dan menggantinya dengan ‘nilai-nilai yang
berorientasi masa depan’. Menurutnya, proses pembebasan ini mengharuskan ummat
untul mengadopsi ‘sekularisasi’, mempromosikan kebebasan intelektual,
menjalankan ‘ide tentang kemajuan’ (idea of progress), dan mengembangkan
sikap-sikap terbuka. Apa yang dia maksudkan dengan istilah ‘sekularisasi’ di
sini tidaklah identik dengan sekularisme karena sekularisme itu, dalam
pandangannya, sangat asing bagi pandangan dunia Islam. Cak Nur meminjam
penafsiran seorang teolog Kristen, Harvey Cox, dan seorang sosiolog Amerika,
Robert N. Bellah, bahwa yang dimaksud dengan sekularisasi itu ialah proses
temporalisasi terhadap nilai-nilai yang memang temporal, namun yang cenderung
dianggap ummat sebagai bersifat ukhrawi. Istilah ini juga bermakna
‘desakralisasi’ atas segala sesuatu yang selain dari yang benar-benar
transendental. Yang terakhir namun juga penting, dalam merespon kian
meningkatnya ketertarikan orang terhadap Islam di satu sisi dan mandulnya Islam
politik di sisi lain, dia sampai pada kesimpulan bahwa bagi banyak Muslim pada
saat itu: ‘Islam, yes; partai Islam, No!’[12]
Salah
satu kenyataan yang menggembirakan tentang islam di Indonesia dewasa ini ialah
perkembangannya yang pesat,terutama dari segi jumlah pengikut
(formal).Daerah-daerah yang dahulunya tidak mengenal agama ini dahulunya
mengenalnya.Malahan menjadikannya sebagai agama utama bagi penduduknya
disamping agama lainnya yang telah ada sebelumnya.Dan kalangan dari tingkat
social yang lebih tinggi sekarang ini semakin menunjukkan perhatiannya kepada
ISlam;jika tidak mengamalkannya sendiriv msetidak-tidaknya demikianlah sikap
–sikap resmi mereka.Tetapi,sebuah pertanyaan dari pihak kita tetap meminta
jawaban.Yaitu,sampai dimanakah perkembangan akibat daya tarik yang jujur dari
ide-ide Islam yang dikemukakan oleh para pemimpin-pemimpinnya itu,lisan maupun
tulisan?Ataukah perkembangan kuantitatif ISlam itu dapat dinilai sebagai tidak
lebih dari pada gejalan adaptasi social karena perkembangan politik di tanah
air akhir-akhir ini,yaitu kalahnya kaum Komunis,yang memberikan kesan
kemenangan di pihak Islam ?(dan adaptasi social juga telah terjadi pada zaman
orde lama,sebab presiden Soekarno pada waktu itu selalu dengan penuh kegairahan
,menunjukkan Interestnya kepada Islam –juga kepada Marxisme ,apapun dugaaan
orang tentang motif yang ada dibelakangnya .[13]
Jawaban
atas pertanyaan itu mungkin sekali dapat ditemukan dengan meletakkan pertnyaaan
berikutnya;sampai dimanakah mereka tertarik dengan
partai-partai/organisasi-organisasi Islam?Kecuali sedikit saja ,sudah terang
mereka sama sekali tidak tertarik kepada partai-partai /organisasi – organisasi
Islam.Sehingga perumusan sikap mereka kira-kira berbunyi :Islam ,yes,partai
Islam,no!.Jadi,jika partai Islam merupakan wadah ide-ide yang hendak
diperjuangkan berdasarkan Islam,jelaslah bahwa ide itu sekarang dalam kedaaan
tidak menarik.Dengan perkataan lain,ide-ide itu sekarang menjadi
basolut,memfosil,kehilangan dinamika.DItambah lagi ,patai-partai Islam tidak
mampu membangun citranpositif dan simptik,bahkan yang ada ialah
sebaliknya.(Reputasinya sebagian umat Islam di bidang ,korupsi,umpamanya ,makin
lama ,makin menanjak).[14]
D.Biografi
Cak Nur
Prof. Dr. Nurcholish Madjid (lahir
di Jombang, Jawa Timur, 17 Maret 1939 – meninggal di Jakarta, 29
Agustus 2005 pada umur 66 tahun) atau populer dipanggil Cak Nur, adalah seorang
pemikir Islam, cendekiawan, dan budayawan Indonesia. Pada masa mudanya sebagai
aktifis Himpunan Mahasiswa Islam, ide dan gagasannya tentang sekularisasi dan
pluralisme pernah menimbulkan kontroversi dan mendapat banyak perhatian dari
berbagai kalangan masyarakat. Nurcholish pernah menjabat sebagai Wakil Ketua
Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, dan sebagai Rektor
Universitas Paramadina, sampai dengan wafatnya pada tahun 2005
Masa
kecil dan pendidikan
Ia dibesarkan di lingkungan keluarga
kiai terpandang di Mojoanyar, Mojokerto, Jawa Timur. Ayahnya, KH Abdul Madjid,
dikenal sebagai pendukung Masyumi. Setelah melewati pendidikan di berbagai
pesantren, termasuk Gontor, Ponorogo, menempuh studi kesarjanaan IAIN Jakarta
(1961-1968), tokoh HMI ini menjalani studi doktoralnya di Universitas Chicago,
Amerika Serikat (1978-1984), dengan disertasi tentang filsafat dan kalam Ibnu
Taimiyah.
Ide
pembaharuan Islam
Cak Nur dianggap sebagai ikon
pembaruan pemikiran dan gerakan Islam di Indonesia. Gagasannya tentang
pluralisme telah menempatkannya sebagai intelektual Muslim terdepan di masanya,
terlebih di saat Indonesia sedang terjerumus di dalam berbagai kemorosotan dan
ancaman disintegrasi bangsa.
Reformasi 1998
Namun
demikian, ia juga berjasa ketika bangsa Indonesia mengalami krisis kepemimpinan
pada tahun 1998. Cak Nur sering diminta nasihat oleh Presiden Soeharto terutama
dalam mengatasi gejolak pasca kerusuhan Mei 1998 di Jakarta setelah Indonesia
dilanda krisis hebat yang merupakan imbas krisis 1997. Atas saran Cak Nur,
Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya untuk menghindari gejolak
politik yang lebih parah.Ide dan Gagasan Cak Nur tentang sekularisasi dan
pluralisme tidak sepenuhnya diterima dengan baik di kalangan masyarakat Islam
Indonesia. Terutama di kalangan masyarakat Islam yang menganut paham tekstualis
literalis (tradisional dan konservatif) pada sumber ajaran Islam. Mereka
menganggap bahwa paham Cak Nur dan Paramadinanya telah menyimpang dari
teks-teks Al-Quran dan Al-Sunnah. Gagasan Cak Nur yang paling kontroversial
adalah saat dia mengungkapkan gagasan "Islam Yes, Partai Islam No?"
yang ditanggapi dengan polemik berkepanjangan sejak dicetuskan tahun 1960-an ,
sementara dalam waktu yang bersamaan sebagian masyarakat Islam sedang gandrung
untuk berjuang mendirikan kembali partai-partai yang berlabelkan Islam.
Konsistensi gagasan ini tidak pernah berubah ketika setelah terjadi reformasi
dan terbukanya kran untuk membentuk partai yang berlabelkan agama.
E.Kesimpulan
Ide-ide
Cak Nur. Pengaruh gerakan pembaruan Islam yang menekankan keterbukaan dan
insklusivisme dengan kuat mempengaruhi mental model dari partai-partai politik.
Bahkan partai-partai yang berasas Islam sekalipun perlu menyatakan dalam
Anggaran Dasarnya bahwa partainya bersifat terbuka. Terbukti pula, sejak Pemilu
1998, partai-partai Islam tak kunjung mencapai suara mayoritas bahkan cenderung
merosot dari Pemilu ke Pemilu. Suatu perkembangan yang membuat partai Islamis
seperti PKS pun tergoda untuk bermetamorfosis menuju partai terbuka yang
bercorak nasionalistis. Menurunnya perolehan suara partai-partai Islam tersebut
justru berbanding terbalik dengan meningkatnya apresiasi terhadap Islam dalam
kehidupan dan wacana publik, sehingga partai-partai ”nasionalis-sekular”
sekalipun tak ketinggalan memberi perhatian khusus pada aspirasi dan
representasi keislaman.Yang paling penting dari nya soal politik dan Islam
adalah menekankan esensi keislaman,bukan pada partai Islam
Daftar
Pustaka
Madjid,Nurcholish.2010.Islam,Keindonesiaan,kebangsaan.
Paramadina:Jakatrta
Pandji
Masyarakat nomer 28, 29 dan 30, artikel-artikel itu bertanggal 1 Muharram 1388
H./29 Maret 1968.
Gauf,Ahmad.Api
Islam Nurcholish Madjid: Jalan Hidup Seorang Visioner.Penerbit Kompas:Jakarta
Harper
and Brow,dalam Being and Time.1962.Hal.19-24.J,Marquarrie (terj.):New York
[1]Jean
Paul.dalam Eksistensi and Humanisme.London:Methuen and Co ltd.1968.pp.34
[1] Ibid.Hal 45
[2] Harper and Brow,dalam Being and Time.1962.Hal.19-24.J,Marquarrie
(terj.):New York
[3]Jean Paul.dalam Eksistensi
and Humanisme.London:Methuen and Co ltd.1968.pp.34
[4]Gauf,Ahmad.Api
Islam Nurcholish Madjid: Jalan Hidup Seorang Visioner.Penerbit Kompas:Jakarta .Halaman
141
[5] Ibid.halaman
121
[6]
Ibid.Halaman 155.
[7] Ibid.Halaman
xii
[8] Ibid.halaman xviii
[9] Pandji
Masyarakat nomer 28, 29 dan 30, artikel-artikel itu bertanggal 1 Muharram 1388
H./29 Maret 1968.
[10]
Ibid.
[11]
Ibid.
[12]
Ibid.
[13]
Madjid,Nurcholish.2010.Islam,Keindonesiaan,kebangsaan.Halaman
226/Paramadina:Jakatrta
[14]
Ibid,Hlm 227
Minggu –minggu ini
sedikit berbeda,beberapa agenda di internal berjalan,seperti diskusi dan
kunjungan,dan yg hamper rampung adalah bulletin komisariat,yang kurang jalan
,pengelola blog komisariat minim,soal internal itu banyak sekali yg gak teradvokasi
,contoh masalah masalah Hmj,seperti labor himakom,sikap dan keputusan kepada
IMS,persoalan HImapar-Pariwisata,persoalan Komahi yang kbrnya tidak mau pindah ke sekre baru.aku gak tau persoalannya,belum lagi desas desus
soal baju PKA, ini gak ketemu .#mau di kros check.aku bukan seperti aku
ntwitter super goblok tangan tuhan 2013 yang bias nya caci maki begitu.tapi
kata suryadi,wartawan bahana,Fisip memang kurang advokasi,bahkan adek ini
mengkritik mungkin karena di nina bobokkan,yang jelas ini gak boleh lagi
terulang.Soal internal,Al Madani Fisip baik sekali,pengelolaan kegiatan,memang
cukup baik,terlihat dari kegiatan kegiatan yang memang dibutuhkan,focus ke
Islamannya.kemarin Hmi Fisip kunjungan ke Almadani,mereka menyambut kami dengan
ramah.Ada Priandoko,yang mantan
ketum,sekarang jadi tim relawan,bahkan menyambut Isra; mikraj ini Almadani
ngadain event besar lagi.
Bem Fisip
ngadain FI 4,positif ,soalnya temanya mengenai Nusantara,Titahg Negeri Bem
Fisip juga bagus,sekre nya bersih ,nyaman,adem suasananya menyenangkan,boboy
memang bagus soal bagian ini.sedang kan Hmj Hmj juga ada yang buat kegiatan
besar seperti Himip sendiri ,positif,agenda fokermapinya cukup bagus.tapi “ada
tapinya” .haha
Soal Hmi benatr
lagi kami bikin konvensi kader,disana semua kader yang telah didistribusikan di
Bem dan Hmj akan di evaluasi,selain itu kabarnya adek adek pengurus juga akan
buat settingan dari PTKP,anehnya kabid PTKP aku ini juga mau naik,jadi siapa
yang mem-PTKP-kan si Kabid PTKP? Nah ,kalau ditanya si Robi sos,sekretarisnya,nah
dia juga mau naik di IMS ,jadi siapa yang mem-PTKP kan komisariat ,aneh dan
unik,si Ari kom dari departemen Kpp yang wbaup himakom sekarang juga ada
niat,Putra jelas di Himip,Suryadi,dan nama Fenta juga muncul.Si badrun masih
Stay cool focus di komisariat,rencananya kami mau berangkat bareng LK 2 ..
Siapapun yang berniat naik silahkan ,luruskan niat ,pegang prinsip transparansi hehehe
Friday, May 24, 2013
diskusi komisariat baru terlaksana oleh putra di p3a,selain kesibukan nya di organisasi lain,putra akui kalau kelemahannya adalah di internal bidang,cuma kemarin terlaksana juga,pesertanya minim,memang kalau untuk diskusi orang orang pada tak mau,ini salah satu kritik.Tapi ,apakah memang salah semua orang? tidak,bukan salah nya ke orang,sekali lagi ini perlu "pemahaman" bahwa gabung di organisasi kader seperti HmI itu tujuannya apa?anda mau kemana? nah,aku pikir kalau semua kader itu paham sejarah-sebagaimana yang dibilang bang pebri dalam materi kemaren-maka aku yakin,walaupun seribu orang yang nyalonin diri jadi ketumkomisariat,cabang atau PB,itu sama sekali tak mengubah mereka yang kalah jadi manusia kecil,picik dan kurang waras menanggapi persaingan.Karena jelas sekali ,HmI atau organisasi kader lainnya punya sebuah misi yang harus segera diusaikan.
Nah,untuk hal ini kemarin sudah dimulai,kami pengurus emang udah bertekad,diskusi diskusi akan lebih banyak diagendakan,meski kegiatan yang mintinya adalah menghimpun kekeluargaan itu harus pula dilaksanakan,seperti berenang bersama ,itu udah,berolahraga sepak bula futsal bersama dan kegiatan menarik lainnya juga harus dilakukan.
Tapi garis batasnya ujungnya adalah kegiatan perkaderan juga,terutama ,pikirku juga,di komisariat ini kader memang harus kuasai pengetahuan ke -hmi-an secara utuh,sehingga gak jadi kader goblok yang semata mata political an sich,walaupun organisasi ini wajib ambil demikian,tapi political yang jernih donk,bukan sok sok hebat ,dan menggadang gadangkan diri ,kalau kalah jadi iri,dngkin,ini memang tunjukkan manusia manusia ini sudah rusak ,bukan cuma akhlak -walau akupun tak sempurna-tapi juga aku jadi bingung,ini otak dan tujuannya apa? contoh ketika kami pengurus membuat kegiatan,diundang gak pada datang,padahal ,kawan kawan ini masih semester bawahlah,kecuali dgn alasan yang jelas ,seperti persiapkan tugas akhir,,jadi orientasinya kemana memang sulit ditentukan.maka jangan heran kalau masih banyak manusia sinis tentang organisasi ini,kalau toh kita sendiri bergelantungan dan memanfaatkan ia cuma untuk kepentingan "aneh" an sich.gak ada perjuangan riil.kritik tanpa solusi,atau cacian pecah belah di belakang
Sunday, April 21, 2013
Wednesday, April 17, 2013
@ Rabu Santai HIMAKOM
yang kiri namanya andi arivai,adekku yang jadi wakil ketua himpunan mahasiswa ilmu komunikasi Fisip unri,yang tengah aku baru sehat dari Malaria.dan yang paling kanan jaket hitam,Rio Sahera,sekretaris umum di hmi Fisip,sekum aku.Foto betiga ini ku ambil dari hastag BB Ari.Yang motoin anak komunikasi,adek kom 2012 ,adek tingkat si Ari. Ahahaha,,
Monday, April 15, 2013
Makalah MPP
TUGAS INDIVIDU
NAMA :WIRIYANTO ASWIR
NIM :1001120219
MASALAH PEMBANGUNAN POLITIK DAN
EKONOMI
A.PENGANTAR
Pembangunan
politik dan Ekonomi adalah dua hal yang saling berkaitan satu dan lainnya.Hal
ini dikarenakan dalam melakukan suatu pembangunan politik yang baik,yang
bertujuan membentuk suatu tata politik suatu negara yang mencapai
kemakmuran,sisi ekonomi yang akan melakukan perbaikan kesejahteraan dalam hal
ini tidak bisa dipandang enteng.
Dan
untuk mencapai kemakmuran tersebut,diperlukan penegakan keadilan.Pembangunan
harus diisi dengan keadilan.[1]Keadilan
sosial dan keadilan Ekonomi bagi seluruh masyarakat yang ada suatu negara.
B.Teori
Dalam
studi pembangunan politik ada beberapa konsep yang perlu dipahami sebelum
menjelaskan defenisi pembangunan politik, yaitu, perubahan, pembangunan dan
modernisasi politik. Pembangunan dan modernisasi politik merupakan perubahan
politik, bukan sebaliknya (Ramlan Surbakti, 1992).[2]
Menurut
Hungtinton dan Dominguez (dalam Afan Gaffar, 1989) konsep pembangunan politik
dikatakan mempunyai konotasi secara geografis, deveriatif, teologis dan
fungsional [3]:
1. Pembangunan politik dalam konotasi geografis berarti terjadi proses perubahan politik pada Negara-negara sedang berkembang dengan menggunakan konsep-konsep dan metoda yang pernah digunakan oleh Negara-negara maju, seperti konsep mengenai sosialisasi politik, komunikasi politik dan sebagainya.
2.
Pembangunna politik dalam arti derivative dimaksudkan bahwa pembangunan politik
merupakan aspek dan konsekuensi politik dari proses perubahan yang menyeluruh,
yakni modernisasi yang membawa konsekuensi pada pertumbuhan ekonomi,
urbanisasi, peningkatan pendidikan, media massa, perubahan status sosial dan
aspek-aspek lainnya.
3. Pembangunan politik dalam arti teologis
dimaksudkan sebagai proses perubahan menuju pada suatu atau beberapa tujuan
dari sistem politik
Defenisi Pembangunan Politik
menurut Ahli:
Pembangunan
Politik Sebagai Prasyarat Politik Bagi Pembangunan Ekonomi Para ahli ekonomi
telah menunjukan bahwa kondisi-kondisi sosial dan politik bisa memainkan
peranan penting dalam menghambat atau meningkatkan pendapatan per kapita
sehingga Pembangunan Politik dipandang sebagai keadaan masyarakat politik yang
dapat memperlancar pertumbuhan ekonomi (Paul A. Baran, 1975)
Pembangunan
Politik Sebagai Stabilitas dan Perubahan Teratur. Banyak orang merasa bahwa
demokrasi tidak sesuai dengan pembangunan. Mereka memandang bahwa pembangunan
hampir seluruhnya sebagai proses ekonomi dan proses tertib sosial. Komponen
politik dari pandangan ini biasanya berpusat pada stabilitas politik yang
didasarkan pada kemampuan melaksanakan perubahan secara tertib dan terarah.
Stabilitas yang hanya merupakan stagnasi dan dukungan sepihak terhadap status
quo jelas bukan pembangunan, kecuali jika pilihanya adalah penciptaan keadaan
yang lebih buruk. Tetapi stabilitas dapat dihubungkan dengan pembangunan dalam
arti bahwa setiap bentuk kemajuan ekonomi dan sosial umumnya tergantung pada
suatu lingkungan yang lebih banyak memiliki kepastian dan perencanaan yang
didasarkan pada prediksi yang cukup aman (Karl W. Deutsch, 1963)
Studi
Ekonomi Mempelajari
bagaimana orang/keluarga/ masyarakat/perusahaan (micro) dan
negara/pemerintah (macro) memilih (choice) dan menggunakan
sumberdaya (resources) produktif (productive) yang langka (disefeciency),
karena dianggap memiliki manfaat (utilities) atau alternatif prioritas (priority)
untuk menghasilkan barang (goods) dan jasa (service) dengan
mendistribusikan (distribution) sebagai sesuatu yang bersifat konsumtif
(consumtive) untuk kebutuhan sekarang (saving) dan masa depan (investasi)
dengan menggunakan uang (money) maupun dengan tukar menukar sesuatu (barter/
exchange)
C.Pembahasan
Dalam
teori diatas kita bisa memperhatikan adanya hubungan antara masalah pembangunan
politik dan Ekonomi.Yang mana beberapa masalah pembangunan politik yang kita
hadapi adalah beberapa masalah pembangunan di Indonesia :
1. Tingginya jumlah pengangguran
2. Kesenjangan pembangunan
3. Rendahnya kualitas SDM
4. Menurunnya kualitas SDA
5. Rendahnya penegakan hukum dan keadilan
6. Rendahnya kualitas pelayanan kepada publik
7. Belum optimalnya fungsi kelembagaan
8. Ancaman separatisme dan terorisme
9. Tingginya tingkat kejahatan/kriminalitas/korupsi
(konvensional, transnasional)
10. Rendahnya kemampuan Hankam
Sepuluh
hal di atas adalah persoalan yang tengah kita hadapi dalam sistem politik
Indonesia,ditambah lagi kita perlu mengingat beberapa tuntutan reformasi yang
digulirkan dalam dinamikan politik di Indonesia,antara lain ;
• Perbaikan Ekonomi
• Perbaikan Tata Pemerintahan (Governance)
• Supremasi dan Taat Hukum (Rule of Law)
• Demokrasi, dan
• Bersih dari KKN
• Aparat Birokrasi yang Netral (A-Poilitis) dan
Profesional
• Efesiensi, Transparan, dan Akuntabel
Dalam
point pertama ,disebutkan tuntutan perbaikan Ekonomi,dalam hal ini kita bisa
melihat bagaimana pendekatan ekonomi dalam memandang persoalan politik yang ada
saat ini.
Metode/Pendekatan
|
Substansi/Fenomena Ekonomi
|
Substansi/Fenomena
Politik
|
Ilmu
Ekonomi
|
Ekonomi Makro
Ekonomi Produksi
|
Public Choice
|
Ilmu
Politik
|
Pendekatan Kekuasaan
terhadap Ekonomi
(Rational Choice)
|
Ilmu Politik
|
Berbagai macam bentuk pemerintahan
yang terjadi di negara dunia ini mengalami perubahan dengan mencoba
memformulasikan konsep tatanan pemerintahan yang baik yang juga dapat
mengembangkan pembangunan ekonomi yang stabil di masing-masing negara.
Pemerintahan demokrasi ialah pemerintahan yang di impikan oleh berbagai negara
karena system pemerintahan ini dianggap baik untuk kestabilan suatu bangsa
dalam menjalankan roda pemerintahan negara. Segala sesuatu berasal dari, oleh
dan untuk rakyat adalah inti dari konsep pemerintahan yang demokratis, sehingga
dapat menjamin kebebasan masing-masing individu dalam suatu negara untuk
bergerak mengembangkan dan melakukan hal yang mereka inginkan.[4]
Robert Dahl menyatakan bahwa
setidaknya ada lima standar yang dapat digunakan untuk mengukur apakah suatu
proses politik berlangsung secara demokratis atau tidak. Kelima criteria
tersebut adalah: a. partisipasi yang efektif, b. persamaan dalam memberikan
suara, c. pemahaman yang jernih dari warga negara atau kelompok asosiasi, d.
pengawasan agenda dan, e. mencakup orang dewasa.
Secara tradisional, tujuan penyelenggaraan
pemerintahan demokrasi adalah untuk mencegah akumulasi kekuasaan kedalam satu
atau beberapa orang. Demokrasi sebagaimana dikemukakan Winston Churchill
sebagai 'least bad' form of government, artinya bahwa pemerintahan
demokrasi bertujuan mengurangi ketidakpastian dan instabilitas serta menjamin
warga negara dalam mendapatkan kesempatan yang berkala.
Dalam hal perekonomian, sistem
ekonomi didalam negara yang demokrasi berjalan menuju perekonomian yang
liberal. Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh
penemu liberal klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats. Sistem
ekonomi liberal tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan
alami". Konsep dari ekonomi liberal ialah bergerak kearah suatu sistem
ekonomi pasar bebas dan sistem berpaham perdagangan bebas.
Hubungan
Pemerintahan dan Kemajuan suatu Negara
Sikap suatu pemerintah dapat terlihat dari
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan tersebut untuk mencapai
kepentingan nasional negaranya. Termasuk didalamnya adalah hal perekonomian,
pemerintah Indonesia pernah menerapkan kebijakan deregulasi ekonomi yang
menyangkut 3 aspek, diantaranya: untuk menyehatkan persaingan pasar dengan
membuka kesempatan bagi pendatang baru, mengurangi campur tangan pemerintah
dalam hal pengelolaan badan usaha dan pengambilan keputusan produksi maupun
harga, pemerintah telah mulai merombak status BUMN menjadi persero dan
mengalihkan saham dari perusahaan negara pada sektor swasta. Dengan demikian
pemeintah Indonesia secara langsung telah menerapkan kebijakan ekonomi yang
liberal meskipun tidak diimbangi dengan kestabilan industry dalam negeri.
Kemajuan ekonomi suatu negara pasti memiliki
keterkaitan rezim disuatu negara karena, rezim suatu negara memiliki kekuasaan
penuh dalam menentukan sistem ekonomi yang diinginkan. Kebijakan rezim suatu
negara dalam memajukan ekonomi memiliki dua tipe kebijakan didalamnya, menurut
Mynt yang pertama kebijakan melihat keluar (outward looking policy) dan kedua
kebijakan melihat ke dalam (inward looking policy). Kebijakan ke dalam
berhubungan dengan intervensi negara yang besar dalam wilayah ekonomi yang
dihubungkan dengan kebijakan ekonomi yang direncanakan, dengan memenuhi
permintaan pasar dalam negeri. Sebaliknya, melihat kebijakan keluar lebih
mengandalkan intensif ekonomi dan peran yang lebih besar pada mekanisme pasar
perdagangan luar negeri.
Pembangunan Ekonomi Indonesia
Dalam
laporan-laporan internasional banyak dijumpai konsep “economic growth”. Konsep
tersebut dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai pertumbuhan ekonomi
yang diakibatkan sebagai adanya pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi berarti pertumbuhan kapasitas produksi dalam perekonomian
suatu negara secara keseluruhan. Secara matematis definisi ini menyiratkan
gerakan keluar dari kurva kemungkinan produksi dalam perekonomian.
Menurut
Meier dan Baldwin (dalam Safril, 2003:142) bahwa “Pembangunan ekonomi adalah
suatu proses, dengan proses itu pendapatan nasional real suatu perekonomian
bertambah selama suatu periode waktu yang panjang”.
Hal
senada dikemukakan pula oleh Djojohadikusumo (1991) bahwa “Pembangunan ekonomi
adalah usaha memperbesar pendapatan per kapita dan menaikkan produktivitas per
kapita dengan jalan menambah peralatan modal dan menambah skill”.
Bila dianalisa lebih lanjut diperoleh beberapa kesimpulan umum tentang pembangunan ekonomi, sebagai berikut:
Bila dianalisa lebih lanjut diperoleh beberapa kesimpulan umum tentang pembangunan ekonomi, sebagai berikut:
- Pembangunan ekonomi diarahkan pada perubahan stuktural yang bersifat kualitatif.
- Pembangunan ekonomi tidak hanya menghasilkan out put yang lebih banyak, tetapi juga terdapat perubahan dalam lembaga dan teknik produksi maupun skill dalam menghasilkan output.
- Pembangunan ekonomi meliputi perubahan-perubahan dalam struktur output sebagai akibat adanya alokasi input pada sektor perekonomian.
Dari beberapa definisi tersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu kegiatan yang
diarahkan kepada kehidupan perekonomian yang lebih baik bagi masyarakat suatu
bangsa.
a.
Pembangunan Ekonomi Indonesia
Pembangunan
ekonomi yang dilaksanakan bangsa Indonesia meliputi seluruh aspek perekonomian
masyarakat, baik kehidupan masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan,
dengan tujuan utama mempebaiki dan meningkatkan taraf hidup seluruh rakyat
Indonesia. Pembangunan ekonomi tersebut dilaksanakan dengan menitikberatkan
pada upaya pertumbuhan sektor ekonomi dengan memanfaatkan segala potensi yang
dimiliki, baik potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya.
Agar
pelaksanaan pembangunan ekonomi dapat menyentuh seluruh aspek perekonomian
masyarakat dan pemerataan hasil-hasilnya, maka pemerintah mengeluarkan beberapa
arah kebijaksanaan pembangunan di bidang ekonomi.
b.
Arah Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi
Indonesia
Pembangunan
yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya
mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan sosial,
politik yang demokratis, yang telah menyebabkan krisis moneter dan ekonomi,
yang nyaris berlanjut dengan krisis moral yang memprihatinkan. Hal tersebut
kemudian menjadi penyebab timbulnya krisis nasional (tahun 90-an), yang
membahayakan persatuan dan kesatuan serta mengancam kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Oleh karena itu, reformasi di segala bidang harus dilakukan untuk
bangkit kembali dan memperteguh kepercayaan diri dan kemampuan untuk melakukan
langkah-langkah penyelelamatan, pemulihan, pemantapan, dan pengembangan
pembangunan ekonomi dengan paradigma baru Indonesia yang berwawasan kerakyatan.[5]
Selain
dari arah pembangunan Ekonomi Indonesia,kita juga dapat melihat bagaimana
formulasi kebijakan bidang pembangunan dalam hal ini fokus bidang ekonomi dalam
strategi pembangunan Ekonomi nasional Indonesia
MACAM–MACAM STRATEGI PEMBANGUNAN INDONESIA[6]
Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan
dalam mempelajari perekonomian suatu negara adalah mengetahui tentang strategi
pembangunan ekonomi. Beberapa strategi pembangunan ekonomi yang dapat
disampaikan adalah :
1. Strategi
Pertumbuhan
Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan
terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara
seimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek
pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh
golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle – down – effect )
pendistribusian kembali. Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan hal
tersebut merupakan syarat terciptanya pertumbuhan ekonomi. Kritik paling keras
dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah
ketimpangan yang semakin tajam.
2. Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan
ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering,
seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3. Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua
mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965
muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari
konsep strategi ketergantungan adalah :
- Kemiskinan di negara – negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak atau negara lainnya.
- Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “Teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (Self Development).
4. Strategi yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman,
yang mengemukakan sebab – sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang
secepat daerah yang lebih kaya atau lebih maju. Menurut mereka, kurang mampunya
daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan atau
pengaruh pendistribusian dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil
daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya
(Back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa
Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai.
Sedangkan Hirschman, mempercayai pandangan tersebut walaupun baru akan tercapai
dalam jangka panjang.
5. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi
kemiskinan secara massal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi
Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok
manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat
kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya
usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan
pokok dan sejenisnya.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Strategi Pembangunan[7]
Dalam melakukan pembangunan suatu negara atau bangsa
diperlukan strategi yang bagus untuk mencapai hasil yang memuaskan. Tetapi di
dalam strategi itu pasti ada faktor – faktor yang memperngaruhinya. Faktor – faktor
tersebut adalah :
- Sumber Daya Alam ( SDA ), adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, jika SDA mencukupi dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara akan .
- Sumber Daya Manusia ( SDM ), merupakan salah satu faktor berikutnya yang sangat penting untuk pembangunan ekonomi, jika semakin baik SDM, maka akan semakin cepat jalannya suatu pembangunan.
- Tenaga Ahli, disini tenaga ahli bisa di samakan dengan SDM, tetapi tenaga ahli adalah SDM yang dilatih dan di didik sehingga lebih mempunyai skill dan keterampilan.
- Teknologi, merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan, karena penggunaan teknologi yang semakin canggih akan mempercepat pertumbuhan dan pembangunan suatu bangsa atau negara.
STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
1. Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia
dengan cara membangun pusat-pusat perekonomian di setiap pulau. Selain
mengembangkan klaster industri berbasis sumber-sumber superior. Baik komoditas
maupun sektor. Koridor pembangunan ekonomi Indonesia terbagi dalam empat tahap
:
- Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi.
- Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti trafik barang.
- Validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni pengaturan area tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas.
- Menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misalnya menghubungkan area pertambangan dengan kawasan pemrosesnya.
2. Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal
maupun internasional. Hal ini bisa mengurangi biaya transaksi, menciptakan
sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan dan menyadari perlunya akses-akses ke
sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan
serta pintu perdagangan dan pariwisata internasional. Integrasi ekonomi
merupakan hal terbaik untuk mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi
produksi. Serta dalam jangka panjang, meningkatkan standar kehidupan. Saat ini,
aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan Sumatra.
Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak menjangkau
pelosok. Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah
TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan
tersebut diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi kemiskinan di Jawa yang
melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra yang sekitar tujuh juta
jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3. Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu
pengetahuan nasional atau Iptek. Selain tiga strategi utama ini, juga ada
beberapa strategi pendukung seperti kebijakan investasi, perdagangan dan
finansial. Beberapa elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan kualitas
pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan
level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan aktivitas riset dan
pengembangan, baik pemerintah maupun swasta, dengan memberikan insentif serta
menaikkan anggaran. Kemudian mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk
pembiayaannya. Saat ini, masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan riset dan
pengembangan yang digunakan untuk mencari solusi teknologi. Kemampuan pengguna
untuk menyerap teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset dan
pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun
dengan baik.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN[8]
1. Manfaat Perencanaan Pembangunan
Fungsi atau manfaat perencanaan yaitu, sebagai
penuntun arah, minimalisasi ketidakpastian, minimalisasi inefisiensi sumber
daya, dan penetapan standar dalam pengawasan kualitas. Adapun syarat
perencanaan harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:
- Tujuan akhir yang dikehendaki.
- Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).
- Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
- Masalah-masalah yang dihadapi.
- Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya.
- Kebijakan – kebijakan untuk melaksanakannya.
- Individu, organisasi, atau badan pelaksananya.
- Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.
2. Periode Perencanaan Pembangunan
Perjalanan dokumen perencanaan pembangunan nasional
sebagai kompas pembangunan sebuah bangsa, perkembangannya secara garis besar
dapat dilihat dalam beberapa periode yakni :
- Dokumen Perencanaan Periode 1958-1967
Pada masa pemerintahan presiden Soekarno (Orde Lama)
antara tahun 1959-1967, MPR Sementara (MPRS) menetapkan sedikitnya tiga
ketetapan yang menjadi dasar perencanaan nasional yaitu TAP MPRS No.I/MPRS/1960
tentang Manifesto Politik republik Indonesia sebagai Garis-Garis Besar Haluan
Negara, TAP MPRS No.II/MPRS/1960 tentang Garis-Garis Besar Pola Pembangunan
Nasional Semesta Berencana 1961-1969, dan Ketetapan MPRS No.IV/MPRS/1963
tentang Pedoman-Pedoman Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan Haluan
Pembangunan.
- Dokumen Perencanaan Periode 1968-1998
Landasan bagi perencanaan pembangunan nasional periode
1968-1998 adalah ketetapan MPR dalam bentuk GBHN. GBHN menjadi landasan hukum
perencanaan pembangunan bagi presiden untuk menjabarkannya dalam bentuk Rencana
Pembangunan Lima Tahunan (Repelita), proses penyusunannya sangat sentralistik
dan bersifat Top-Down, adapun lembaga pembuat perencanaan sangat didominasi
oleh pemerintah pusat dan bersifat ekslusif. Pemerintah Daerah dan masyarakat
sebagai subjek utama out-put perencanaan kurang dilibatkan secara aktif.
Perencanaan dibuat secara seragam, daerah harus mengacu kepada perencanaan yang
dibuat oleh pemerintah pusat walaupun banyak kebijakan tersebut tidak bisa
dilaksanakan di daerah. Akibatnya mematikan inovasi dan kreatifitas daerah
dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakatnya. Distribusi anggaran negara
ibarat piramida terbalik, sedangkan komposisi masyarakat sebagai penikmat
anggaran adalah piramida seutuhnya.
- Dokumen Perencanaan Periode 1998-2000
Pada periode ini yang melahirkan perubahan dramatis
dan strategis dalam perjalanan bagsa Indonesia yang disebut dengan momentum
reformasi, juga membawa konsekuensi besar dalam proses penyusunan perencanaan
pembangunan nasional, sehingga di periode ini boleh dikatakan tidak ada dokumen
perencanaan pembangunan nasional yang dapat dijadikan pegangan dalam
pembangunan bangsa, bahkan sewaktu pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
terbersit wacana dan isu menyangkut pembubaran lembaga Perencanaan Pembangunan
Nasional, karena diasumsikan lembaga tersebut tidak efisien dan efektif lagi
dalam konteks reformasi.
- Dokumen Perencanaan Periode 2000-2004
Pada sidang umum tahun 1999, MPR mengesahkan Ketetapan
No.IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004. Berbeda
dengan GBHN-GBHN sebelumnya, pada GBHN tahun 1999-2004 ini MPR menugaskan
Presiden dan DPR untuk bersama-sama menjabarkannya dalam bentuk Program
Pembangunan Nasional (Propenas) dan Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) yang
memuat APBN, sebagai realisasi ketetapan tersebut, Presiden dan DPR
bersama-sama membentuk Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional 2000-2004. Propenas menjadi acuan bagi penyusunan rencana
pembangunan tahunan (Repeta), yang ditetapkan tiap tahunnya sebagai bagian
Undang-Undang tentang APBN. sedangkan Propeda menjadi acuan bagi penyusunan
Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (Repetada).
D.Kesimpulan
Masalah
Pembangunan Politik tidak terlepas hubungannya dengan bidang Ekonomi.Dalam hal
ini sangat berkaitan dikarenakan tujuan dari pengentasan permasalahan
pembangunan politik adalah terciptanya kemakmuran dalam suatu sistem politik
suatu negara.
Dalam
perkembangannya,persoalan ekonomi merupakan salah satu tuntutan reformasi di
Indonesia,dalam hal ini pemerintah Indonesia ,telah mengupayakan berbagai
strategi Nasional untuk mengadakan pembangunan di bidang ekonomi,yang tujuannya
selain untuk kesejahteraan bangsa Indonesia yang merupakan amanah UUD 1945 dan
tujuan Negara Republik Indonesia, ,juga merupakan suatu pembangunan Ekonomi
Politik yang terjadi di negara Indonesia melalui berbagai tahapan perkembangan
dalam perjalanannya.
Daftar Pustaka
Harry Azhar Azis,dalam
GAGASAN :Refleksi Kepemimpinan dan Demokrasi.hal.138 Vol.3 Tahun 2012
Djojohadikusumo,
Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.
(DIGITAL
// BOOKS) TAHUN AJARAN ATA// TINGKAT 1 UNIVERSITAS GUNADARMA
http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajianperencanaan/kajianperencanaan/sistemperencanaanpembangunannasionalsppn
terakhir diunggah pada 16 April 2013.pukul 10 .22 wib
http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1344352/tiga-strategi-pembangunan-ekonomi
http://www.karokab.go.id/i/index.php?option=com_content&view=article&id=136&Itemid=112&lang=en
terakhir diunggah pada 16 April 2013 Pkl 10.25
http://azmuharam.blogspot.com/2010/11/ekonomi-politik-pembangunan-i-demokrasi.html
terakhir diunggah pada 6 April 2013 pkl 09.45 wib.
http://mollo-mutis.blogspot.com/2012/11/pengertian-pembangunan-politik.html
terakhir diunggah pada 16 April 2013 Pkl.09.27 wib
[1] Harry
Azhar Azis,dalam GAGASAN :Refleksi Kepemimpinan dan Demokrasi.hal.138 Vol.3 Tahun
2012
[2] http://mollo-mutis.blogspot.com/2012/11/pengertian-pembangunan-politik.html
terakhir diunggah pada 16 April 2013 Pkl.09.27 wib
[3] Ibid.
[4] http://azmuharam.blogspot.com/2010/11/ekonomi-politik-pembangunan-i-demokrasi.html
terakhir diunggah pada 6 April 2013 pkl 09.45 wib.
[5] Djojohadikusumo,
Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.
[6] http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajianperencanaan/kajianperencanaan/sistemperencanaanpembangunannasionalsppn
terakhir diunggah pada 16 April 2013.pukul 10 .22 wib
[7] (DIGITAL
// BOOKS) TAHUN AJARAN ATA// TINGKAT 1 UNIVERSITAS GUNADARMA
[8] http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1344352/tiga-strategi-pembangunan-ekonomi
http://www.karokab.go.id/i/index.php?option=com_content&view=article&id=136&Itemid=112&lang=en
terakhir diunggah pada 16 April 2013 Pkl 10.25