Dan sawah sawah hijau selalu akan menuju suatu makna,sajak sajak manusia yang menyepelekannya
(R.A)
(R.A)
Si Upik
diam di tepi sawah,sahabat terdekatnya ini terlihat sangat
lelah,memangkul cangkul ..terlihat cuma beberapa butir keringat di
keningnya,lalu upik berikan sapu tangannya.
"Perhatikanlah
betapa romantisnya kita,bahkan hari ini masih bisa aku mendapatkan
segelah teh dan sepiring nasi bersama telur mata sapi buatan teman ku
ini",Bejo tersenyum sambil mengelap keringatnya
"Aih,jangan
segitunya,biasa saja,tadi aku un baru pulang dari rumah ,jadi sekalian
mampir saja...bagaimana kabarmu mas?",Upik kali ini tersenyum malu
"Pik,coba
perhatikan sawah ini,hijau..menentramkan..rasanya tidak ada lagi yang
kuinginkan selain sawah sawah ini nanti akan menelurkan beras..."Bejo
terlihat tidak seperti biasa,kini tanpa keluh kesah
"Loh,mas
..tumben tidak banyak bermimpi lagi..bagaimana dengan Australianya? apa
sudah puas bermimpi sampai di hamparan sawah saja?",tanya upik keheranan
"Tentu
tidak pik..aku bukan laki laki petani yag mudah menyerah,kali ini lebih
nyaman rasanya berbincang soal sawah,kesibuka kuliah di kota terasa
membingungkan,sampai sejauh itukah negara yang harus kukunjungi untuk
meraih bahagia? perhatikan lagilah pik..kudengar dari dosen ku..negeri
kita punya potensi ternak yang tinggi..kok masih import ternak dari
Australia..aku takut itu sapinya sapi gila..dan yang makan jangan tukang
korup dan gila semua",jawab Bejo sambil memacul cangkulnya di rimbunan
pohon bambu ditemani hijau nya sawah
Upik dan
Bejo,dua sahabat dekat sejak kecil..dua duanya anak kuliahan,yang
Muharram ini kebetulan libur 4 hari ,jadi mereka pulkam ,lalu Bejo
menuju sawah..itu saja..sederhana sekali
"Lalu
akan kemana tujuan mu setelah ini mas?,bagaimana mimpi mimpi mu
berikutnya?",upik heran lagi ,kali ini ia buka rantang yang diisi ikan
tri,dan beberapa lembar telur..
"memangnya
kenapa pik? apa kau malu nanti kalau berteman hidup sebagai
petani..perhatikan saja pikandai pemerintah kita bijak,pada nasib petani
kita,bahkan kita tak perlu import beras dari Thaland yang pernah bawa
wabah krisis moneter di 97 lalu...andai saja petani petani desa ini
diberdayakan..oh betapa indahnya..hanya saja...Mimpiku sederhana saja
kali ini,bakal lebih banyak nulis kala di kota nanti,ini usaha
pencerahan efisiens,melanjutkan studi tentu saja,tapi ketika aku bincang
sama dosenku soal buku "pengakuan bandit bandit kapital" itu loh..buku
yang memuat ,kebijakan salah Soeharto ,yang mengirimkan putra putri
terbaik kuliah di Amerika,untuk menjiplak habis sistem
kapitalisme,hingga kini berhutanglah kita...memalukan bukan?",Bejo
menjelaskan
"Jadi,kau menyalahkan Amerika? ",tanya Upik
"Tidak
pik...bagiku manusia itu adalah sama..sama sama punya potensi menjadi
gila..bodoh,angkuh..hanya saja,belum tepat kiranya untuk menjiplak
sistem negara yang menguji demokrasi sejak ratusan tahun lalu,kita
negara berkembang ini harusnya bisa dan tahu diri...toh coba
perhatikan,banyak yang belum siap kaya..dan cuma jadi penghianat
berikutya,yang pintar di bongak bongak i..dan sebagainya lah"
Kini cuma ada ladang ladang hijau
dan petani petani yang beranak ,lalu sekolah ka anak nya tnggi tinggi
esok apa?
entahlah...ladang hijau lah yang menjawabnya
sumber :Klik disini
No comments:
Post a Comment