Penikmat Hujan
Sekilas info,malam ini di Panam,Kota
Pekanbaru Propinsi Riau ,tepat saat aku nulis ini ,hujan mengguyur
begitu deras,loteng loteng jadi hingar bingar,tapi tahukah kawan,aku
merasa sangat nyaman,memang malam malam seperti ini,yang hingar bingar
cuma hujan dan loteng,selebihnya pulas….
Sesaat Facebook memang begitu
aneh,selalu saja jejaring sosial ini memaksa penggunanya untuk
menyatakan “Apa yang anda pikirkan?” kolot banget gak sih? tapi ini
cukup baik,memaksa orang untuk berpikir itu baik,bukankah ada pepatah
yunani,Cogito Er Gosum?Nah,gak usah dibahas bagian ini,yang jelas aku
memikirkan hujan
Di Riau,atau bagian bumi
Indonesia,terutama para petani karet ,jelas akan terganggu,dapat
dibayangkan ketika dalam Agamaku Tuhan menyuruh malaikat Mikail untuk
menebarkan berkah melalui hujan,disisi lain banyak orang yang menggerutu
kala hujan datang,bayangkan pula berapa banyak para penderes karet yang
gak bisa berangkat subuh ini untuk mendereskan pisau takiak-nya untuk mencari berkah,di negeri yang pemerintahnya sibuk ngurusin soal rebutan dan pertahankan kekuasaan.
Mikaill oh mikail…
Nah disisi lain,hujan memang pantas
dinikmati,contohnya seperti mahasiswa - mahasiswa yang besok pagi (atau
pagi ini) telah menikmati masa libu,maklum tanggal merah peringatan Satu
Muharram ,wah selamat ya…atau juga Jum’at yang Harpitnas (hari terjepit
nasiional) yang pasti bikin banyak para pejabat kantor yang malas
datang dan nambahin cuti,tenaga pengajar yang kurang profesional dan
siapapun itu pastinya.
Hujan bagiku berikan ketenangan,dimana
manusia tidak sibuk sibuk lagi ngoceh ngoceh ngeras ngerasin
suara,dimana manusia bisa merasakan kehadiran kuasa Tuhan melalui petir
dan halilintar yang sewaktu waktu bisa membcantai manusia
Hujan ajarkan ketenangan dan ketegangan,hujan ya hujan
Berlainan dengan petani karet yang pada
galau tingkat tinggi,untuk para pemilik kebun Sawit di Riau pasti
bertepuk tanga,katanya sawit minumnya banyak
Lain lagi dengan pedagang ayam
potong,yang karena majoritarian usaha di kampung kulah itu ialah petani
karet,jadi angka konsumsi ayam potong jelas menurun drastis,kadang di
desa ku ,masyarakat cenderung mengganti profesi menjadi penambang
emas,beda dengan yang di Papua sana ,yang maa para pengeruk
emas,menggali dan meninggalkan Raksa beracun dibalik berkilo kilo
emas,Nah disini,desaku orang masih gunain cara semi tradisional,dengan
dulang tapi pake genset penyedot air.Jadi jelaslah ada korelasi..yang
jelas hujan itu menyenangkan