Nyanyian “SerioSa” di subuh 26 september 2011
Subuh memilukan Kembali Kawinkan Mataku dengan beberapa lembar buku kecil yang telah kusumpah
“Selama mahasiswa “ aku tak kan pernah lagi di Bayar bila harus berdemonstrasi
Suatu malam Ayah
Aku selalu mempertanyakan kepada mereka Apa yang akan kudapat setelah kuliah Di jurusan ,yang lulusannya harus “diperkosa” hak untuk menjadi “pNS” oleh Lembaga “non-sens” bernama” IPDN”
Namun Dapat KU janjikan “AKAN ADA MASANYA ALUMNI IPDN MERASAKAN HAL YANG SAMA DENGAN APA YANG DIRASAKAN ALUMNI ILMU POLITIK LAIN YANG BERPROSES DI UNIVERSITAS”
“SAMA AKAN DIKAWINKAN DENGAN PERASAA PENUH KETIDAK JELASAN”
Biukan jelasan yang kini menjadi permasalahan dari tiap alumni ilmu pemerintahan ,namun mereka di kampus hanya di “racuni” dengan teori teori asing yang belum tentu relevan dengan keaaan dilapanga,kita terlalu busuk bila ingin menceritakan bagimana Lord Acton ,memberikan “racun” mengenai apa itu kekuasaan,Namun tak semua menyadari hal ini,ataupun menyadari ,lebih mirip dengan si bajing bajing tengik,”ketika sadar” membiarkan dirinya kalut dalam Kemunafikan
Seorang Dosen ,guru ,atau semacamnya memiliki tanggung jawab “moral” untuk mendidik Mahasiswanya penuh,agar mereka benar-benar dapat memanfaatkan teori yang diajarkan,mereka harus di-“up_grading”
M.nuh pernah bercokol didalam sebuah pertemuan Akbar ,bahwa Yang diperlukan Adalah pendidikan berkarakter,Namun itu hanya akan menjadi bualan sampah yang tak akan berbuih diantar lembaran lembaran Pagi yang kini menyesak ke keadaan.
Alhasil,”soeharto- Soeharto” muda kini membangun sesuka hatinya,proyek-proyek raksasa namun bermental “kuman-kuman spilis” hanya akan menjadi “ikon” ketidak “berotakkan” pemimpin di negeri ini.
Ayah terkadang benar, “kau uruslah –ayam ayammu,lebih baik bertuan kepada ayam daripada konsep konsep yang dahulu juga pernah aku rasakan” aku dan rekan rekan yang tergabung di kelembagaan terlalu mengurus urusan umat,namun bagaimana lagi Ayah,aku lebih memilih ber”munafik” ria dengan melacurkan diriku di kelembagaan positif,Men”caci” penguasa,dan mengatasnamakan rakyat,dari pada aku harus terjebak dengan kondisi “hedon” kebablasan,daripada aku harus menjadi seperti “babi-babi temok” yang terteguk ria di kafe-kafe jejalanan...menikmati nyanyian seriosa pagi bersama “pelacur-pelacur” di negeri pusat Peradaban Melayu.Ah..sudahlah..bahkan di negeri Pendosa ini Seorang yang Ahli dalam menyelimuti Provinsi nya dengan bacaan Al-Qur’an,pernah bermalam ria,berzina,bahkan menelantarkan nasib rakyatnya dngan pembangunan Transendental ayah//
Subuh subuh ria ,aku dan izrail akan menunggu pagi sejenk,ia hadir dari balik semak-semak,suatu ketika ia menghujamki,menindihku di alam mimpi,”apa kau siap” ,tersontak aku menertawakannya,”apa kau pikir aku sudah siap?” “izrail,dasar Robot” kini aku sudah siap,setidaknya berilah waktu sejenak,biarkan Pagi menemani tetes tetesan ini keluar dengan hangatnya,aku akan menikmatinya, “AB” memang unik,nikmat dari darah lainnya.