"AKu yakin bila satu orang saja,yg punya pengalaman yang berbeda beda bisa menuliskan nya dalam bentuk karangan ,bayangkan betapa banyak jejak jejak hidup yang unik tersebut bisa merekam kehidupan yang tidak abadi ini dalam tinta keabadian,sebagai kado kehidupan yang ditinggalkan,mulailah menuliskannya ..."
Tuesday, November 17, 2009
Rabu, 18 November 2009 | 01:40 WIB
JERUSALEM,KOMPAS.com - Israel benar-benar bebal. Ditengah upaya damai yang diinginkan banyak pihak, mereka justru memancing kecaman dengan mengizinkan pembangunan 900 unit perumahan baru di Jerusalem timur telah mereka caplok.
"Komisi perencanaan dan pembangunan telah mengizinkan pembangunan 900 unit perumahan di lingkungan Gilo di Jerusalem," kata juru bicara kementerian dalam negeri.
Langkah tersebut dilakukan ketika AS mendesak negara Yahudi itu untuk menghentikan aktivitas permukimannya, karena ingin membawa Israel dan Palestina kembali ke meja perundingan. Masyarakat internasional acap kali mengkritik Israel karena membangun di tanah Palestina yang direbut Israel pada 1967. Padahal tanah itu adalah tempat Palestina ingin membangun negara mereka di masa depan.
Senin lalu, sebuah harian Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menolak permintaan AS untuk membekukan proyek di Gilo, di pinggiran selatan Jerusalem itu.
Dimintai komentar tentang laporan tersebut, seorang pejabat senior Israel hanya menyatakan bahwa Netanyahu siap untuk menunjukkan pengekangan maksimal mengenai pembangunan di Judea dan Samaria (Tepi Barat) untuk membantu memulai lagi pembicaraan. Namun kebijakan itu tidak berlaku di Jerusalem.
Wali Kota Jerusalem Nir Barkat mengatakan ia menolak dengan keras permintaan Amerika untuk menghentikan pembangunan di Jerusale dan akan membolehkan pembangunan untuk orang Yahudi, orang Islam dan orang Kristen di satu bagian Jerusalem tanpa prasangka.
"Permintaan untuk menghetikan pembangunan oleh agama adalah tidak sah di AS atau di tempat bebas lainnya di dunia."
Gilo terletak di Jerusalem timur yang sebagian besar penduduknya orang Arab, yang Israel rebut bersama dengan Tepi Barat dari Jordania dalam Perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian dicaplok dalam tindakan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Israel menganggap dua bagian kota suci itu sebagai ibukotanya yang abadi dan tak bisa dibagi serta tidak akan meninjau pembangunan di bagian timurnya sebagai permukiman. Palestina ingin menjadikan bagian timur kota Jerusalem itu sebagai ibukota negara mereka yang dijanjikan. Sekitar 180.000 orang Israel tinggal di Jerusalem Timur berdampingan dengan hampir 270.000 orang Palestina.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment