Senja ini masih sama...
di kawini oleh rintik hujan dari luapan telaga
sedang aku dan kau tetap tak dapat bertatap jua
Kita indah ,dan mungkin akan tetap menjadi indah
namun semua akan menjadi bias
manisku//
Saat relung Nurani tak lagi bisa tersentuh
oleh hati kecil yang hampir busuk dan membatu
Kau yang ada saat masa yang telah lalu
tiba tiba hilang seperti kuburan Siti Fatimah Az-zahra
tanpa jejak ,tanpa percikan kemilau mu //
sementara bekas bekas luka masih ku simpan di muka cacat ku
dan sementara tulang belulang burung merpati
yang damaikan kita dikala lalu
saat senja sedang tak bersahabat
hanya bisa kugantung di kotak Kaca sudut relung itu
relung yang kini lapuk bersama foto lusuh yang kugantung begitu dalam
begitu dalam
hingga debunya menjadi batu..
Mesopotamia
daratan tandus berisikan catatan sejarah kejayaan
tempat indah yang ku bawa madu kasih kita berlari disana
kubayangkan saat kaki kita menyentuh tiap percik pasir panas disana
di kala kita di berikan Oase oase
saat matamu indah kutatap bersama sejuknya angin malam negeri tandus itu
Semua akan menjadi indah bila Tuhan kitan janjikan takdir nanti
Aku dan kau bercengkrama ria
dan mereka yang tertawakan kita
begitu iri
hingga Cleopatra dan Antonio tak perlu menjadi Mummy
oh
mesopotamia
biarkan aku menjadi Abu daripada Jadikan Kisahku menjadi lapuk dan membatu
No comments:
Post a Comment