Kau? Tetaplah indah Petra
Indah..
Dari awal kau memang seperti sajak sajak Kahlil Gibran
Kau begitu menyentuh ,jauh dari pelupuk mata Socrates
Yang teorinya sudah hampir butakan mataku
Diantara cerahnya aras indah negeri Petra
Aku serasa takjub akan kilaumu
Chairil besyair dan terus bersyair
Ia mati tanpa terbalaskan kasihnya
Gibran juga Bernaas dengan Ajalnya
Saat kalangan Izrail tak pedulikan Perkataan Jibril
Sementara..
Masih bersama Naas nya angin malam tadi
Ku genggam Petikan Buku lusuh berisi syair syair sampahku
Isinya mulai dari Puisi yang membuat wanita cantik itu berkerut
I
Kau tahu Petra?
Dia heran ,begitu heran
Bagaimana Makluk Hina berselubung emas ini isa kau taklukkan
Bukan
Bukan kau taklukkan
Lebih dari itu..
Kau hanya selipkan wajah meronamu diantara Cerebelum ku
Sebuah sistek canggih karangan tuhan
Di tubuh seperti konan ini
Kau goreskan Nama kau tepat
Di barisan Arteri koronariaku
Sehingga setiap otot otot jantungku berdetak
Gugusan namamu ia ukir sambil menandaskan Kalsiumku
Sampai nanti Osteoporosis serang tulangku sampai patah dan bengkok
++++
Tiada berulah Tuan Hang tuah untuk ku takuti
Petra..
Matipun Aku mau
Asal di jantan jalang itu tandas di belati yang kususup lewai buku lusuh ini
+++
Ah..sudah muak busa mulutku bisik namamu
Biar rumput yang bergoyang jawab sendiri takdirmu
Aku terlalu lelah..
Matipun kini tak lagi berdarah
Tetaplah indah Petra
Walau Petra bukanah namamu
Ia hanya sebuah tempat indah,
Sampai matipun ku kagumi indahnya
Socrates dan cicero tetap tak kan biarkan ku mengunjungimu
Apalagi ingin milikimu
Bisa bisa Cjulius Caisar anggap aku Ramses yang akan cintai Cleopatranya
Tetaplah indah...
Petra
No comments:
Post a Comment