masing masing kita memilih
ada yang memilih lapak lapak di jalanan
tak pedulikan hangat tubuhnya menggeretak
Sedang daya siapa tahu batasnya
batas antara fana dan abadi semakin sirna
Aku berada dimana
engkau berada dimana
siapa sangka ,siapa menerka
Kita jalani hari hari
kadang penuh hura hara
juga harap harap kecemasan didalamnya
perjelaslah langkahmu ibarat mata air surga
abadinya tiada tara
namun yakinkan batinmu
bahwa bila takdir dalam genggamanmu
kita bisa berbuat apa,rivalku mau berkata apa
kita berjalan menuju arah yang mungkin berbeda
kau sembuhkan berbagai macam penyakit
sedang aku mungkin akan mati berkarat dengan beragamnya
tanpa kau aku bisa apa
dengan kaupun aku bisa berbuat apa
entahlah
langitku kini tiada warna
bila kau tak keberatan
kembali dan tulislah apapun yang ingin kau utarakan
agar sesekali bila aku menatapnya
ada bianglala disana dengan beragam warnanya
"Aku cinta Damai,karena tuhan ciptakan kita untuk menjadi Khalifahpe rancangnya,Aku bukan pencinta kefanaan ,maka Cintai ku demi keabadian,dan temani aku layaknya teman,yang akan kau puja untuk kini dan masa depan,yang entah manusia mana bisa menerka batasnya"
kutipan ini kutuliskan untukmu yang tanpa nama
entah dimana dan kapan kita kan bersua
langit hanyalah batas yang oleh Khayyam dipenuhi teka teki astrologia
langit hanyalah sekumpulan senyawa kimia
yang bagi Avicenna hanya kumpulan badai yang resapi kegamangan batinnya
bila kau nanti baca dengan mata yang tak lagi berkaca kaca
ijinkan aku menatap senyum tanpa duka
soalnya wajahku sudah dipenuhi ratusan dupa
yang dibakar begitu batinku remuk karena luka
ah
siapa menyangka
Ruh kita diatas sana sedang bercengkrama
soal ketiadaan dan kefanaan kita di dunia
Ah siapa menyangka
batinku berlabuh dengan siapa?
dan kalau bisa
aku kembali tak sebut nama
namun jelaslah bahwa
aku suka
Nice..^_^
ReplyDeleteThank's full
ReplyDelete