MAKALAH TENTANG
“PERGUMULAN POLITIK DAN IDEOLOGI NEGARA SERTA INSTITUSI POLITIK”
DISUSUN OLEH;
WIRIYANTO ASWIR
TARMIZI
BAYOEN ANGGRISENA
MUHAMMAD MASHUR
IRFAN MARTIAN
AIDL DARMA SETIADI
SAMSUL
DEVE MAULANA
Mk; Pemikiran pemikiran politik
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Kata Pengantar
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 ; PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.3 RUMUSAN MASALAH
BAB II ;PEMBAHASAN
1.1 Politik,Ideologi dan Institusi Politik
1.2 Pergumulan politik
1.3 Ideologi politik Indonesia
1.4 Institusi politik di indonesia
BAB III :PENUTUP
3.1 kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I :PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan politik ,telah menjadi kajian yang amat menarik untuk diteliti dan dipahami.Hal ini dikarenakan selalu ada bahasan bahasan serta pelajaran baru yang bisa kita analisa disetiap pembahasannya.Dalam hal ini kelompok kami menyusun sebuah pendekatan sesuai dengan judul yang kami kedepankan “pergumulan politik dan ideologi negara dan Institusi Politik” yang dalam hal ini kami kemukakan perinciannya di masa era dinamika politik di negara Indonesia.
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini berfungsi sebagai bahan tinjauan bagi kami menganalisa,bagaimana hubungan pergumulan politik yang di sertai dengan perkembangan ideologi politik yang tentunya berkaitan dengan institusi politik di pelbagai perkembangan Era di negara republik Indonesia.
Selain itu penulisan makalah ini di harapkan dapat di gunakan kepada sidang penulis untuk memperkaya khazanah ilmu politik.Dan tentunya bermanfaat bagi kami selaku tim dan kelompok penyusun makalah ini.
1.3 Rumusan Permasalahan
a.Apa yang dimaksud dengan politik,ideologi politik dan institusi politik
b.Bagaimana pergumulan politik dalam perkembangannya dengan ideologi politik
c.Apa sajakah yang termasuk institusi politik? Dan bagaimana perkembangannya?
d.Apakah hubungan antara pergumulan politik,ideologi politik dan institusi politik?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Politik,Ideologi Politik dan Institusi Politik
a.Politik.
Menurut Inu Kencana Syafiie, politik dalam bahasa Arabnya disebut “siyasyah” atau dalam bahasa Inggris “politics”. Politik itu sendiri berarti cerdik dan bijaksana. Pada dasarnya politik mempunyai ruang lingkup Negara, membicarakan politik galibnya adalah membicarakan Negara, karena teori politik menyelidiki Negara sebagai lembaga politik yang mempengaruhi hidup masyarakat, jadi Negara dalam keadaan bergerak. Selain itu politik juga menyelidiki ide-ide, asas-asas, sejarah pembentukan Negara, hakekat Negara, serta bentuk dan tujuan Negara, disamping menyelidiki hal-hal seperti kelompok penekan, kelompok kepentingan, elit politik, pendapat umum, peranan partai, dan pemilihan umum.1
Menurut Miriam Budiarjo politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu system politik atau Negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan mengenai apakah yang menjadi tujuan dari system politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternative dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih itu. 2
1.Inu Kencana Syafiie; ilmu politik, dalam buku suntingan Toni Adrianus Pito, Kemal Fasyah, dan Efriza; Mengenal Teori-teori Politik, Cetakan Pertama, Depok, 2005, hal 7
2.Miriam Budiarjo; Dasar-Dasar Ilmu Politik, dalam buku suntingan Toni Adrianus Pito, Kemal Fasyah, dan Efriza; Mengenal Teori-teori Politik, Cetakan Pertama, Depok, 2005, hal 8
Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu tentu diperlukan kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut pengaturan dan atau alokasi dari sumber-sumber resources yang ada. Untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan dan kewenangan, yang akan dipakai baik untuk membina kerja sama maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini. Cara-cara yang dipakainya dapat bersifat paksaan. Tanpa unsure paksaan kebijakan ini hanya merupakan perumusan keinginan belaka. Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat, bukan tujuan pribadi seorang. Selain itu politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok termasuk partai politik dan kegiatan individu.
Maka Dari pengertian diatas dapat kit pahami bagaimana Sesungguh nya politik itu diterjemahkan dalam berbagai pendekatan,yang mana usaha usaha tentu saja dilakukan untuk mencapai tujuan dari nagara republik Indonesia yang tidak bertentangan dengan Undang – undng dasar Negara Republik Indonesia.
b.Ideologi Politik
Pengertian awal Ideologi menurut Destutt de Tracy (1754-1836), adalah “ilmu tentang gagasan.” Kemudian menurut Kaplan (2000), pengertian awal tersebut mengalami pergeseran akibat pengaruh Karl Max, Freud, dan Mannheim. Ideologi biasanya mengacu pada sistem gagasan yang dapat digunakan untuk merasionalisasikan, memberi teguran, memaafkan, menyerang atau menjelaskan keyakinan, kepercayaan, tindakan, atau pengaturan kultural tertentu. Dengan demikian bila saat ini orang menyatakan bahwa suatu sistem gagasan bersifat “ideologis”, berarti gagasan tersebut bersifat partisipan, tidak objektif, melainkan disusun untuk mendukung (atau menyerang) suatu misi atau maksud tertentu.3
Awal perkembangannya, ideologi politik melahirkan kesan negatif. Konotasi negatif ini terjadi akibat praktik ideologi tersebut oleh penguasa maupun lawan politik. Ideologi dijadikan instrumen bagi penguasa untuk menjustifikasi kekuasaan dalam masyarakat dan ideologi dijadikan landasan konsep bagi kelompok untuk mengkritik atau menyerang kebijakan penguasa politik.
Rodee ef.al (2000), menyatakan bahwa ideologi telah memberikan pengesahan mutlak kepada pemerintah dan membenarkan status quo. Namun di sisi lain, ideologi dimanfaatkan pemberontak untuk menyerang balik status quo tersebut.
Secara definisi, menurut Sargen (1986), ideologi sebagai sistem nilai atau sistem kepercayaan yang diterima secara nyata atau kebenarannya oleh suatu kelompok.
3. Sosiologi Politik: Sejarah, Definisi, dan Perkembangan Konsep, Budi Suryadi, S.Sos., M.Si.
Beberapa Jenis Ideologi Politik di Dunia
1. Konservatisme
Menganut status quo, takut pada perubahan yang dahsyat, otoriter, menolak kebebasan, setia pada tradisi, dan menekankan pada asal-usul.
2. Liberalisme
Setiap individu dihargai kebebasannya dalam ekonoi, politik, hukum, budaya, maupun agama dalam suatu Negara, yagn dikemas dalam istilah kebebasan, kemerdekaan, dan persamaan.
3. Komunisme
Pengaturan sosial yang didasarkan pada kepemilikan, produksi, dan konsumsi yang sama rata dan sama rasa. Tidak ada kelas dan perbedaan golongan.
4. Sosialisme
Sosialisme menekankan ajarannya pada kepemilikan kolektif atas alat-alat produksi.
5. Kapitalisme
Pemerintah dibatasi campur tangannya dalam kehidupan perekonomian negara atau disebut “Penjaga Malam”. Kaum pemilik modal (kapitalis) tidak dibatasi kepemilikan dan perilaku ekonominya. Lebih menekankan individualisme dibandingkan kolektif.
6. Radikalisme
Merupakan gagasan yang tegas melakukan perlawanan atau perbaikan terhadap sistem yang telah ada sebelumnya.
Istilah institusi berasal daripada perkataan Latin, instituere yang membawa maksud sesuatu yang diwujudkan atau ditubuhkan. Ini bermaksud bahawa institusi adalah satu corak kegiatan atau aktiviti manusia yang wujud dan berterusan. Istilah ini begitu popular di kalangan sarjana sains politik, kerana institusi menjadi pusat kepada segala tindak tanduk manusia. Fahaman mengenai institusi dipelopori oleh ahli sosiologi. Walau bagaimanapun istilah ini diubahsuai dan digunakan oleh ahli sains politik untuk menjelaskan kegiatan politik.
Institusi politik wujud daripada proses-proses sosial terutamanya yang cuba mengatur susunan masyarakat. Sekaligus ini menggambarkan bahawa kepentingan kumpulan-kumpulan manusia tertentu sentiasa dijaga dan dipertahankan oleh mereka melalui proses penyertaan dan penglibatan politik. Institusi politik bukan sahaja mencorakkan tingkahlaku pemegang kuasa tetapi ia juga mempengaruhi bagaimana organisasi sosial dapat berinteraksi serta dapat bertindak mempertahankan kepentingan mereka.
Dalam sesuatu sistem pemerintahan terdapat tiga institusi politik yang utama iaitu Badan Legislatif, Badan Eksekutif dan Badan Kehakiman. Walau bagaimanapun kita tidak boleh menafikan kewujudan institusi politik lain yang juga memainkan peranan dalam perjalanan pemerintahan sesebuah negara. Antaranya ialah parti politik, birokrasi, tentera, kumpulan pendesak, kumpulan bersekepentingan dan lain-lainnnya.
No comments:
Post a Comment