Aku semakin takut
Semakin ku ikuti langkah ku yang terseok seok dibalik Awan
Aku menemukan
Lawan lawan tak beraturan
nila yang berbenturan
Nuraniku berkata
Sepiku membalut jiwa
Kain putih yang bercengkrama
Kuharap tak mudah sirna
AKu takut
Sungguh takut
Kadang sepi membayang jauh di balik ruang ruang pita sura yang bergemetar
Kadang kaki melangkah tanpa arah
Namun setiap titip kunikmati sendiri
Aku yang selalu dibayang sepi
berkawinkan alas alasa hitam aspal menganga
Disisi sisi bagian jalan kutemui keheningan
Di dalam ribuan massa ku temui kegelisahan
Aku semakin tersadar
Dunia ini semakin Fana
Semakin aku bertanya
Semakin kutak paam jawabnya
Namun kunikmati terbangku
Patahnya sayapku
Putuskan bubulu nadiku
Soal Cinta bukan hal mudah
Aku ingin
Akuingin
Kuteriakkan pada Barisan Oksigen yang menipis
Jantung ku bergetar tak menentu
Aku ingin hening
namun yang muncul gejolak yang tak pahami ritme ombak
Aku ingin Di temeni
Jalanku kian merekah
Hampaku kian membelah
Kapan lagi?
aku yang terbiasa dalam kalut bersemraut
Aku yang terbiasa diam dalam kelam
Aku yang terbiasa terbilas dalam keadaaan tertindas
Aku yang tak percaya
AKu yang tak bisa pernah percaya
Meniti langkah langkah penuh terjal
Kuku kuku ku tak lagi kuat mengcengkeram senja
kuputuskan untuk memberontak
ku harapkan akan ada jawaban
akan kegelisahan yang hilang diterpa pelangi
sebab diantara awan awan dan geuruh yang kutemui
ku harap akan ada jawaban dibilangan warna pelangi
No comments:
Post a Comment