Dunia Purwarupa
puisi ini kudedikasikan pada pejuang nurani yang tertawan jauh di penjara hati
Aku punya cerita
Ada yang baru sampai yang lawas
Ada yang tertawan sampai yang lepas
Ada yang terkerangkeng sampai yang lepas
Tokoh demi tokoh bermunculan
Kadang meremajakan diri dalam kumpulan yang serba tiba tiba
Kadang memposisikan diri dalam kandang yang serba tak
tertebak
Memang di dunia yang fana ini semua bisa menjadi apa saja
Latar demi latar menjadi bumbu hangat
Tempat tempat yang tak terjamah mulai terlihat
Dan kutemukan manusia manusia bersiasat
Kadang kutemukan manusia manusia dengan berbagai sifat
Lalu kupilih menjadi manusia manusia yang bergelantungan
diantara dinding dinding tak terlihat
Lalu kupilih menjadi warna warna yang tak terlihat
Apa kau mau tahu bagaimana cara aku bertahan
Di pengasingan hati yang tak tertawan
Di penjara nurani yang tak terikat
Lalu tiba tiba juga kulihat
Di seberang penjara, dua teman tawanan hati berceritera
Soal negeri yang indah ibarat syurga
Mereka katakan padaku berbagai sabda
Mereka ajarkan aku soal kebaikan
Mereka ceramahi aku soal kebenaran
Mereka doktrinkan aku purwarupa manusia diluar sana
Lalu aku pilih diam
Dua teman ini dipancung tanpa belas kasihan
Darahnya meleleh basahi jubah putih yang dilumuri lumpur
penjara
Sementara manusia manusia lepas saling tertawakan
kematiannya
Dua kawan aneh,yang cuba usulkan perbaikan
Mati ditiang pancungan
Sementara di pelataran dua algojo pencabut nyawa mereka
menangis
Merintih – rintih,lalu kulihat tak lama kemudian
Semua terperangah dan terengah engah,
Dua algojo memenggal kepala mereka sendiri
Sesat pikir! Karena membunuhi dua pejuang nurani
Sesaat kemudian,aku berpikir
Percik darah dua kawan setawanan belum kering
Inilah dunia purwarupa
Mereka yang pertahankan nilai syurga harus dikirim cepat ke
syurga
Inilah dunia purwarupa
Mereka yang inginkan neraka harus dikirim cepat keneraka
Ku pilih jalan jalan sunyi
Lampu penjara hati mulai terangi bibir bibir jeruji
Ku pilih jalan ku sendiri
Biar sepi jadi teman sejati
Ku pilih warna ku sendiri
Karena keyakinan lebih dari sekedar eksistensi
No comments:
Post a Comment