Pages

Tuesday, May 15, 2012

Dupa politea

Aku membakar dupa malam ini
bukan dupa punya etnis tiong hoa
dupa kubakar untuk hatiku
yang akan diuji dengan mayat mayat hidup lain di depanku

diantara dupa dupa itu ada 3 warna dan 3 foto

foto pertama wajah ku yang tak bisa ku kenali lagi
wajah seorang anak premateur yang mukanya tak kutetahui lagi
Dahulu hanya seekor ulat yang menjijikkan
bahkan tiada seorangpun yang memandang

Kini ...
wajah itu menjadi ular yang liat
tak terkendalikan
cuma seperti setan
ia pengaruhi satu manusia dan manusia lainnya

hingga aku tak lagi mengenal wajah gambar pertama ini

Gambar kedua adalah temanku
yang tiba tiba mengasahkan pisaunya padaku
dahulu sembunyi sembunyi di balik selimutku
dan ingin menikan ku

lalu aku masih tersenyum melihatnya
mahluk tak berguna dan tak tahu malu kataku

setelah  puas memakinya
gambarku semakin sulit untuk ku kenali lagi

Lalu gambar ketiga adalah gambar pengkhianat
disampingnya lelaki congkak berumur jagung yang sangat sengak
sepertinya ingin memakan ular ular tua saja gayanya
sungguh buat aku muak

Ku bakar tiga dupa di malam ini
untuk tiga gambar yang tak kan ku kenali lagi
karena esok lusa aku akan punya tiga musuh nyata

Gambarku yang tak ku kenali lagi
Gambarku yang tak seperti dahulu lagi
gambarku yang kini bahkan aku pun tak bisa mengendalikannya lagi


kedua,
gambar kedua yang akan segera ditikam oleh gambar pertamaku
tanpa peduli masa lalu ketika gambar pertama itu bersahabat dengan gambar kedua
gambar pertama yang hina akan segera melenyapkan gambar kedua
tanpa lagi mengenal dosa

ketiga,
gambar ketiga dengan wakilnya yang congkak
angkuh dan menjengkelkan
yang juga akan segera diserang gambar pertama tanpa belas kasih

Saat aku membakar dupa
lilin lilin kamarku mulai berjatuhan
lalu gambar pertama ku berbicara

"hai kau,bukan dengan ambisi mu kau yang ciptakan aku?"
"bukankah atas nama ambisimu,kau yang sengaja ciptakan sahabatmu yang akan membunuhkku?"
"bukankah kau yang inginkan agar gambar dua dan tiga mati bersujud berteuk lutut di hadapmu?"
"lalu mengapa kau begitu hina?"


Aku tak bisa berkata apa apa
Hatiku yang selalu berontak berkata

"aku pilih gambar pertama"

lalu api dupa tiba tiba menjalar
membakar tubuhku sampai hangus


No comments:

Post a Comment