Aku gerah ketika mendengar tugu PON dihancurkan,
Semua marah ketika mendengar Gerbang Kantor DPRD di rusak
lalu perlahan aku tersenyum
Ratusan media Cetak menerbitkan berita beita kotor yang menyengat hati
lalu kembali aku tersenyum
ketika media Elektronik tidak sekedar menjadi BANCI dan pelacur tunasusila di kantor kantor pejabat korup sebuah negeri
lalu aku tertawa
ketika Teling dan kuping KPK ,dan berbagai lembaga Yudikasi dijewer para mahasiswa ini dan itu
Ini adalah kehidupan disebuah negeri
Ketika anarkisme merebak ke mana mana
Selalu ada pihak yang merasa sok tahu dan mencaci maki para pelaku Amuk massa yang merusak rentetan peretas di berbagai jejalanan
Selalu ada Akademisi yang menggonggong layaknya Anjing Anjing berkudis yang mencela para mahasiswa ini bertingkah laku seperti orang gila
Namun mereka para akademisi banci,rakyat rakayat tak tahu diri,mahasiswa yang seperti babi
tertunduk diam dan duduk terkangkang ketika tak menyadari
uang dan pajak berlimpah limpah
dinikmati para binatang bintang dan lintah lintah di Teras dan blakon blakon Gedung megah meriah ini dan itu
jadi,
ku ambil kesimpulan
Anarkislah ketika itu diperlukan
hancurkan para Barbar yang tak tahu diri dan tak pernah mengerti
bahwa mereka tak ubah nya seperti Lonte lonte sana sini
bahkan lebih buruk dari pada banci dan para tunasusila yang dibayar mahal setelah dipakai berkali kali
No comments:
Post a Comment