Demonstrasi,
Tak banyak peminat.cuma cukup memekakkan telinga pihak yang di demo untuk dapat mendengarkan caci maki ,para demonstran yang berkejar kejaran sana dan sini menggunakan TOA ,alat efektif pengeras suara.
Awalnya aku mengutuk cara penyampaian pesan begini di minggu pertama perkuliahan.
A.mengapa aku tidak menyukainya?
1.Demonstran Bayaran.
Defenisi ini agak berlebihan.Kadang aku menyatakan bahwa,Demonstran yang dibayar ini tak ubahnya dengan pelaku prostitusi.Sama - sama dihargai dengan sejumlah uang ,lalu memuaskan Pihak pihak tertentu,dalam Ilmu politik ini disebut Interest atau kepentingan.Aku mulai memahami ini kala itu ikut demonstrasi pertama di gedung DPRD Propinsi Riau.dua buah Bus menjemput kami ,lalu seseorang yang cukup berkapasitas dan SOK ditakuti dikampus mengumpulkan kami dan mengajak demonstrasi.lalu berikan uang makan dan uang 20.000 rupiah,kami ke kantor DPRD tidak mengetahui apa apa,tiba tiba aku melihat seorang yang sampai sekarang belum pernah kutemui,tinggi,tegap berkulit hitam rambut pendek,berjaket hitam.yang mengenakan toa dan mengeluarkan kertas kertas selebaran berisi beragam data (entah valid entah tidak) berisi kumpulan kalimat yang intinya mengklaim bahwa pihak yang di demokan ini benar benar salah.
Aku masuk dan menaiki gedung bersama kawan kawan Fisip UR lainnya,dan dihadang polisi,tiba tiba ada tambahan massa AKSI.kali ini juga agak sedikit aneh,Ibuk ibuk tua,bapak bapak tua tak ubah nya seperti keledai tua yang meringkik kesakitan karena sesuatu.
Setelah tuntutan dan ratusan kalimat caci maki,kotor dan menghujat serta menjatuhkan.Disertai Carut marut dan kata kata "luar biasa" ,ditambah sedikit AIR MATA BUAYA (karena setelah demo ibu ibu itu sibuk berikan kami makanan dan tertawa tawa)
itu lah the first ACTION AND DEMONSTRASION yang aku ikuti
ini disebut demonstrasi Bayaran,dan sekali lagi,mereka yang dibayar (dengan maksud tertentu yang belum tentu tepat) tak ubahnya seperti ANjing anjing lapar,atau para banci di simpang arengka,dengan menisbikan arti dan posisi nya sebagai mahasiswa,ya bila ada ayam ayam kampus.Maka para demonstran yang ditunggangi dengan "SADAR" tanpa pertimbangan disebut "anjing anjing kudis kampus"
2.Tidak mekanistis
sebenarnya aku menyadari bahwa ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum turun kejalan dan berteriak teriak seperti orang kesetanan.Diantaranya Hearing,Diskusi dan sebagainya.Bila langkah ini sudah mandeg.Maka barulah diadakan demonstrasi yang harus merupakan respon atas ketidak sesuaian fakta dan isu yang tersebar luas.Namun bila tanpa mekanisme ini,kembali mankhluk yang disebut mahasiswa itu dapat gelas "anjing anjing kudis kampus" dan kalau ada wanita yang berteriak teriak kembali ku gelari "anjing betina tak tahu diri"
Lalu bila aku mengetahui mengapa berdemonstrasi?
1.Suatu hari yang tak biasa,beberapa pejabat daerah terbukti korupsi,nah pejabat ini adalah tikus tikus yang terserang kanker otak stadium lanjut,serakah dan sebagainya.lalu beberpa dikampus sama sekali tidak ada tanggapan
Dosen dosen tidak ada bedanya sepertiguru SD dan Guru tk,cuma lebih elit sedikit dengan menggunakan peralatan presentasi yang canggih.bercerita,mengumpat ngumpat mahasiswa yang telat,juga tak jarang dosen yang menjelekkan dosen lainnya.Ini disebut mahkluk aneh.Dan ada pula yang sibuk menduduki posisi strategis dikampus dengan ambisi
Tapi Demonstrasi masih menjadi alat efektiv dalam menyuarakan aspirasi,ini hal yang nyata,cuma mekanismenya harus diatur.
Anarkis? harus malah,anarkis ini tidak akan terjadi kalau aparat tidak emosi dan kalau tuntutan yang biasanya cuma pengen ketemu dengan pejabat bersangkutan tidak dihalang halangi oleh SAtpol PP (anjing bulder penjaga kandang babi_) .Dan juga apabila demonstran tidak mengeluarkan caci maki seperti Keledai bodoh dan terlihat tidak elegant,cuma bila harus anarki ya..anarkilah,karena Koran koran dan media massa sudah banyak pula yang menjadi Banci banci serta lintah penghsap pejabat
No comments:
Post a Comment