Pat pat gulitpay..
Tatap lah bumi yang seolah terbelah menjadi empat
Ia ditaburi suksesi satu dan lain
Sementara Aku cuma penyaksi
Sambil berkata
“Pat pat gullipat’s”
Semua terjadi
Semua berganti
Mari kita belah menjadi Empat..
Satu..
Kau tahu
Sudah lama aku menunggu
menyaksimu dengan senyum yang kututup tutupi dalam ketupat ketupat
dalam sudut sudut dan tempat tempat tak terlihat
dibalik merah marun hati,kuning putih otak,hitam putih mata
Lalu bercumbu merah merekah bermimis darah
kusadari .hasrat ..ada tapi tak terlihat dan tak pernah ingn terlibat
Kini kubilang pat pat gulipat
Dua..
Duniaku mulai terlihat
jalan jalan sendiri
tersenyum gila sendiri
seperti monyet tak tau diri
mendengarmu,ceriteramu,baca mata ,baca pikir,baca hatimu
Aku cuma tercengang..dan disingkirkan seperti debu
sayangnya..aku tak peduli..kau pun tau semua takkan berhenti
TIGA
Pat pat Gulllipat’s
Awal kau bersedih..awal kau terluka..awal kau terhina
aku marah,aku bingung,mana posisi ketupatku?
Mana tempatku? mana kepantasanku?
Kuceramahi para Pelangi
Mengapa mereka tak bisa jaga agar sejenak kau tetap tersenyum bahagia saja?
Kucelotehi para awan gemawan di siang hari
mengapa mereka tak bisa jaga,agar kau bertahan lalu hidup dalam bungkus hidup bahagia
Kusumpahi senjakala,meski lembayungnya teduh kan jiwaku,merabaku,ajarkan ku rahasia petang
tapi mengapa senja tak bisa bersabar,menghiburmu agar tak ada tetes kecewa..
yang selalu coba kau lipat dalam bahagia ditengah luka
yang selalu coba kau simpan,dalam senyum paksa di gemuruh gila
Empat
Pat pat gulipat
Sudah marahi semuanya
maka sudah saatnya bukan bertengkar dengan jiwa
bukan saatnya lagi mengeluh akan hamba
sedang bulir dan embun saja..
punya ruang untuk menghiasi dahaga rindu ,yang tertanam di belati subuh
Sudah kubilang pat pat gulipat’s
Kau sudah nyata
Tinggal menunggu waktu saja
ketahuilah dalam episode pat pat gulipat’s
Kita adalah pengemis dan gelandangannya
Dalam titik Nol dan awal terciptanya telaga didunia
Namun..
Biarlah..
harap selalu merindukan cemas
Hilang selalu merindukan hadir
Miskin selalu merindukan kaya
Yang semua mereka haus dalam mabuk di bahtera bahtera tak tampak
lagi lagi pat pat Gillipat’s
Kupikir semua sudah terlihat
Kupikir semua sudah terikat
Dan…
Gullipat’s
kubilang..ku tak mau lagi cuma sampai disini
kecuali mati yang melipat lipat harap tiba menjemput
maka matilah ,dan kukubur dalam lipatan lipatan bak Labirin
Yang terlipat lipat..
Gullipat’s..
Tatap lah bumi yang seolah terbelah menjadi empat
Ia ditaburi suksesi satu dan lain
Sementara Aku cuma penyaksi
Sambil berkata
“Pat pat gullipat’s”
Semua terjadi
Semua berganti
Mari kita belah menjadi Empat..
Satu..
Kau tahu
Sudah lama aku menunggu
menyaksimu dengan senyum yang kututup tutupi dalam ketupat ketupat
dalam sudut sudut dan tempat tempat tak terlihat
dibalik merah marun hati,kuning putih otak,hitam putih mata
Lalu bercumbu merah merekah bermimis darah
kusadari .hasrat ..ada tapi tak terlihat dan tak pernah ingn terlibat
Kini kubilang pat pat gulipat
Dua..
Duniaku mulai terlihat
jalan jalan sendiri
tersenyum gila sendiri
seperti monyet tak tau diri
mendengarmu,ceriteramu,baca mata ,baca pikir,baca hatimu
Aku cuma tercengang..dan disingkirkan seperti debu
sayangnya..aku tak peduli..kau pun tau semua takkan berhenti
TIGA
Pat pat Gulllipat’s
Awal kau bersedih..awal kau terluka..awal kau terhina
aku marah,aku bingung,mana posisi ketupatku?
Mana tempatku? mana kepantasanku?
Kuceramahi para Pelangi
Mengapa mereka tak bisa jaga agar sejenak kau tetap tersenyum bahagia saja?
Kucelotehi para awan gemawan di siang hari
mengapa mereka tak bisa jaga,agar kau bertahan lalu hidup dalam bungkus hidup bahagia
Kusumpahi senjakala,meski lembayungnya teduh kan jiwaku,merabaku,ajarkan ku rahasia petang
tapi mengapa senja tak bisa bersabar,menghiburmu agar tak ada tetes kecewa..
yang selalu coba kau lipat dalam bahagia ditengah luka
yang selalu coba kau simpan,dalam senyum paksa di gemuruh gila
Empat
Pat pat gulipat
Sudah marahi semuanya
maka sudah saatnya bukan bertengkar dengan jiwa
bukan saatnya lagi mengeluh akan hamba
sedang bulir dan embun saja..
punya ruang untuk menghiasi dahaga rindu ,yang tertanam di belati subuh
Sudah kubilang pat pat gulipat’s
Kau sudah nyata
Tinggal menunggu waktu saja
ketahuilah dalam episode pat pat gulipat’s
Kita adalah pengemis dan gelandangannya
Dalam titik Nol dan awal terciptanya telaga didunia
Namun..
Biarlah..
harap selalu merindukan cemas
Hilang selalu merindukan hadir
Miskin selalu merindukan kaya
Yang semua mereka haus dalam mabuk di bahtera bahtera tak tampak
lagi lagi pat pat Gillipat’s
Kupikir semua sudah terlihat
Kupikir semua sudah terikat
Dan…
Gullipat’s
kubilang..ku tak mau lagi cuma sampai disini
kecuali mati yang melipat lipat harap tiba menjemput
maka matilah ,dan kukubur dalam lipatan lipatan bak Labirin
Yang terlipat lipat..
Gullipat’s..
Miris nih kalo bicara soal hati kawan
ReplyDeletemiris banget kawan ,hampir gila dibuatnya...jadi hati hati kalau main hati,kiranya itu saja...meski kadang..kita butuh kepastian dan kejelasan :D
ReplyDelete