Hey blogi
Kemarin aku ke rumah citia siregar,ngantarin tumsos untuk menginap di rumahnya,soalnya besok yaitu pada hari ini akan ada pertadingan futsal internal Sosiologi.Nah ,di salah satu sudut ruang rumahnya kuperhatikan tumsos sedang ngukur tinggi,yap aku tertarik ,lalu menuju timbangan,ternyata tinggiku gak jauh berubah ,cuma 152,5 cm.Ini berharga sekali
Sman plus prop.Riau moment
Pertama ali aku sadar bahwa di dunia ini persoalan tinggi badan dipermasalahkan adalah ketika tes masuk sman unggulan ini,jadi sangat menggelikan,tapi aku lumayan bisalah menutupinya dengan bahasa inggris
Sman pintar ks
kabarnya setelah aku jadi angkatan pertama smantar kuansing,angkatan berikutnya,tepatnya aku lupa,juga dimintai tinggi badan,wah benar benar menggelikan,dan aku jelas bakal protes soal ini,coba pikir,bayangkan di smantar yang seleksinya cuma se-kabupaten mereka yang bibit unggul perkecamatan harus diseleksi lagi itnggi badannya ,menggelikan
IPDN
Tak cukup sampai di SMA,sebelum masuk perguruan tinggi ,tepatnya aku punya niat di IPDN dan angkatan,eh tinggi badan jelas sekali bermasalah,kembali menggelikan
Mata kuliah pengantar ilmu pemerintahan
Nah tak cukup sampai disana,ternyata persoalan tinggi badan juga dibahas dalam teori kepemimpinan,kala itu pak dosen menyampaikan bahwa tinggi badan mempengaruhi tingkat kewibawaa,makanya harus kusampaikan karena persoalan tinggi badan ,kemarin aku nyontreng bukan SBY tapi JK heheheh
Jodoh
Entahlah,soal fisik kadang memang begitu menentukan,yang jelas soal jodoh ,kembali berakhir dengan sebuah entahlah ,dan harus dicatat aku lebih suka tantangan :DDan bakal aku bilang sama jodohku "Sayang,kau boleh minta aku berubah ke arah lebih baik kecualiiiii Tiiiiiiiiiiiit tak perlu kusampaikan
Ini mungkin efek premateur,selain itu faktor genelogis ayah dan bundo,tetapi perlu dicatat entah DNA bagian mana yang turun,adik kandung ku banyak yang tinggi ,setidaknya,biarkan saja,dan positif thingking memang diperlukan :D
No comments:
Post a Comment