Catatan Malam
oleh Deny Rendra
sumber: http://www.denyrendra.net/2011/11/catatan-malam
Ratusan abad yang lalu, Aristoteles mengatakan pendapatnya tentang
hubungan manusia. Dengan sebuah pernyataan bahwa human is zoon
politicon. Bagi yang terbiasa bergelut di dunia sosial politik ataupun
filsafat mungkin kalimat ini tidak asing lagi dan sudah menjadi kalimat
yang selalu digadang-gadangkan.
Menurut literatur, Aristoteles yang merupakan murid dari plato ini
mendefinisikan spesies manusia sebagai ZOON POLITIKON, yang arti umumnya
adalah social animal(makhluk sosial) / political animal(makhluk
politik). Secara sederhana artinya adalah manusia makhluk sosial karena
manusia tidak dapat hidup sendiri; mereka membutuhkan orang lain dan
membutuhkan rasa untuk dibutuhkan oleh orang lain.
Secara implisit yang saya pahami kemudian adalah bahwa setiap manusia
memiliki jejaring kehidupan dengan manusia lain, baik itu secara
langsung ataupun tidak secara langsung. Setiap manusia memiliki peran,
dan setiap manusia memiliki manfaat untuk manusia yang lain. Dan saya
ulangi lagi dengan penegasan, baik itu peran dan manfaat secara langsung
ataupun tidak secara langsung.
Dengan tidak bermaksud mengecilkan makna seorang budak, saya juga ingin
menyatakan bahwa budak/ hamba sahaya saja itu juga punya manfaat dan
peran penting untak kehidupan manusia lain. Tanpa mereka, siapa yang mau
dan rela mengerjakan hal-hal yang kotor dan menjijikkan, atau pekerjaan
yang cuma remeh temeh dan pekerjaan-pekerjaan yang tidak mungkin mau
dikerjakan oleh seorang raja/ penguasa.
Lalu haruskah kita menampikkan peran dan manfaat mereka, hanya karena mereka seorang budak?!
Jika seorang budak saja punya manfaat dan peran terhadap manusia lain,
lalu bagaimana dengan sang Raja/ Penguasa?! Tentu saja, dengan penegasan
kembali karena Ia juga adalah manusia, maka sedikit ataupun banyak -
besar ataupun kecil - langsung ataupun tidak langsung, ia juga memiliki
peran dan manfaat bagi manusia yang lain. Bahkan Raja Ramses II yang
dikenal sebagai Firaun terdzolim pun juga memberi peran dalam kehidupan.
Maka, terlalu naif kita sebagai manusia jika membuat sebuah penyangkalan
bahwa manusia lain tidak ada memberi manfaat terhadap kita. Apalagi
jika manfaat itu sebenarnya pernah kita rasakan secara langsung.
Makna implisit berikutnya yang saya pahami adalah ketika ada jejaring
kehidupan antara manusia satu dengan manusia yang lain, maka interaksi
itu akan memberi warna tersendiri terhadap manusia tersebut. Bisa saja
terjadi interaksi yang baik, dan mungkin juga interaksi yang tidak baik.
Tapi yang perlu di pahami adalah walaupun terjadi interaksi yang tidak
baik, kita juga tidak bisa menyangkal bahwa manusia tersebut tidak
memberi peran dan manfaat bagi kita. Karena kata kuncinya tadi adalah
setiap manusia adalah makhluk sosial, setiap manusia terhubung dalam
sebuah jejaring kehidupan dan setiap manusia memberi peran dan manfaat
kepada manusia lain secara langsung maupun tidak secara langsung.
Ini cuma sekedar catatan malam menjelang tidur karena kegelisahan
melihat manusia yang menganggap hanya ada satu manusia superior sehingga
mata hatinya menjadi buta dan tidak melihat manfaat dan peran manusia
yang lain. Tidak ada maksud menggurui dan menganggap paling benar. Tapi
paling tidak saya sudah mencoba memberi manfaat dan peran sebagai
manusia untuk memberikan sebuah pemahaman. Lalu masihkah manusia tidak
mau berpikir?!
No comments:
Post a Comment