"AKu yakin bila satu orang saja,yg punya pengalaman yang berbeda beda bisa menuliskan nya dalam bentuk karangan ,bayangkan betapa banyak jejak jejak hidup yang unik tersebut bisa merekam kehidupan yang tidak abadi ini dalam tinta keabadian,sebagai kado kehidupan yang ditinggalkan,mulailah menuliskannya ..."
Saturday, July 7, 2012
Menjadi Calo Tiket yang “baik”-masih seputar AFC
Malam ini,profesiku sedikit berubah,dari mahasiswa “tukang parkir”,ke mahasiswa bagian “tiketing”,bagi kawan kawan,ini merupakan kenaikan jabatan atau pangkat,tapi tetap saja,menjadi tukang parkir mungkin pendapatan lebih besar,mengingat harga karcis yang labil sekali.
Menjadi calo yang baik? adakah itu? mengingat preseden negatif yang sering diberikan dan telah menjadi perspentif plus generalisasi yang selama ini disandang.Aku tak tahu berapa keuntungan yang ditangguk berbagai pihak dalam AFC ini.Yang jelas,pertandingan malam ini Indonesia vs Timor Leste,kuduga akan semeriah pertandingan malam pertama kemarin,ternyata sedikit meleset dari dugaan,memang stadion utama di Riau masih dikerumuni bak gula yang direng para semut,tapi tak semeriah dan tak “berdesak -desakann” sebagaimana hari kemarin
Back to the topic,disepanjang jalan masuk stadion,akan kita temukan jejeran tukang parkir,baik legal maupun ilegal,baik dari yang berpakaian ala preman,maupun berpakaian dengan label Ormas,dan Satuan pengamanan,dan tak jarang kita temukan jejeran ibuk ibuk,bapak bapak,remaja,bahkan anak anak yang menenteng-nenteng tiket,ada yang bawa dua tiket,sampai yang bertumpuk.Memang,panitia telah menyediakan tempat penjualan tiketnya disebuah tempat .Akan tetapi,tak jauh dari dugaan biasanya para “pembirong” lah yang beli duluan sejak sore hari .Dan lokasi tiketing yang cukup jauh dari stadion,menjadi sasaran empuk bagi para “pemborong” ini.
harga tiket pun menjadi bervariasi,sebagai contoh tiket kategori 3 yang harganya Rp.25.ooo ,ada yang menjual seharga 30 ribu,35 ribu bahkan terakhir kudengar samar samar,ada pula yang menjual sampai harga 50 ribu rupiah.Hal ini bisa jadi beragam tergantung situasi dan kondisi.Alang bukan kepalang semakin malam,dan semakin cepat bagian “tiketing formal” ditutup,maka akan semakin tinggilah harga Bargaining tiket yang akan dijajakan oleh para penjual jasa dan barang berlabel “calo”
Disekeliling stadion yang belum semuanya terbangun sempurna itu pun ribuan masyarakat bertumpah ruah.Tapi malam ini jalur masuk terlihat lebih damai,tidak seperti biasanya,yang untuk masukpun disemua arah macet bukan main,mungkin lebih panjang garis antriannya daripada macetnya Jakarta.
Bicara soal harga tiket,aku tak tau menau,yang jelas ,bagiku,siapapun ia yang menjadi “calo” ini,bagi yang baik,pastilah menjual harga tiket sesuai ketetapan panitia dan pihak ofisial AFC ini,jadi,tiket yang tertera di lembaran itu 25 ribu ,ya dijual 25 ribu.Akan tetapi,perspektif ini tentu akan menjadi sama sekali berbeda ketika kebutuhan dan kepentingan berbicara,konon kudengar,bahkan penontonpun kalau sudah berada di stadion tidak akan memikirkan lagi harga tiketnya,yang katanya tiket ini sudah disebarkan ke ormas ormas dan okp yang ada di Riau,wah//
tulisan ini juga di upload di Kompasiana http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/07/07/menjadi-calo-tiket-yang-baik-masih-seputar-afc/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment