Waktu seperti patung Dewa dewa yunani
Disembah dan disukai ,tanpa alasan yang logis yang tak
pernah pasti
Waktu sepertinya mulai merangsang
Membuat benakku semakin liar menjadi berang
Masa kini adalah mimpi
Yang tak pernah ku sadari dan impikan di masa lalu
Dinamika terus bergulir
Sebagai esistensi masa lalu
Lalu dimana sepi beterbangan dengan sayap sayap para
bidadari
Atau bahkan seperti sayap sayap malaikat yang mengitari
Bumi dan bulan tak henti hentinya saling memberi
Memberikan sejuta kenangan dan rebut cinta dari mentari
Aku menjadi bingung
Ketika menghadap langit
Bagi virus yang mikro
Telapak tanganku adalah langit
Pijak langkahku adalah langit
Air mataku adalah lagit
Hai tataran raja klana
Aku mau bilang bahwa aku sudah punya kerajaan hati
Didalam nya terdapat wajah wajahku yang kutinggalkan
Dari masa lalu satu wajahku penuh tangis
Tentang derita derita batin yang terlanjur menyakiti
Diantara wajah wajahku
Ada seorang peri kecil
Begitu indah
Wajahku tiada henti memandang pancaran mata peri kecil itu
Mata dari wajahku bermandikan pelipur lara dan rembesan air
mata
Yang tiada henti ingin membutakannya dari kejamnya dunia
kala lalu
Hai tataran raja Klana
Aku mau sampaikan pada pengawalmu
Bahwa di kerajaaan
hati ku terdapat pula pengawal layaknya raja raja di daerahmu
Di suatu tempat pengawal hatiku merantai binatang raksasa
dengan rantai baja
Binatang itu bernama naluri lelaki yang buruk bentuknya
Matanya tajam menatapi pengawal yang berpedang pedang
Telinganya nya dan
mengembang mendengarkan
suara suara dari Bidadari yang tertawa terkekeh kekeh dari
kerajaan luar
binatang ini Kurantai dari rantai baja masa lalu
binatang ini kupaku dari masa depan yang berang bila kali
ini tiada lepas dari genggamanku
binatang ini Kupasung dari paku kerajaaan tuhan lalui ayat
ayat dan syariat nya
Dan
Hai tataran raja Klana
Aku mau mengadu pada raja raja lain soal menyalah
Di kadipaten ku terdapat musuh cantik berasal dari masa lalu
Hingga rakyatku merasa tak tentram untuk tidur dimalam hari
Hingga rakyat masa depanku tak henti hentinya menangisi sang musuh durjana
Hingga rakyat ku tak tenang bathinnya oleh Raut dari musuhku
yang ini
Namun tenang dulu raja tataran raja Kelana
Aku punya bala bantuan lebih dari satu pasukan pendekar
bathin
Ia bersayap putih bermandikan harapan
Ia pendekar indah dari bayangan bayangan Rona idah dari
negeri Seribu warna
Ia berada jauh dari Laksamana Masa Depan yang begitu gagah dan siap menyergah
Maka biarkan aku
dilindungi olehnya
Jangan lepaskan Binatang aluri dan musuh cantika dari masa
lalu yang begitu aneh kurasa
No comments:
Post a Comment