kutulis untuk para demonstran yang masih mau turun kejalan,juga untuk mereka yang anti-demonstran yang masih diliputi keraguan
Aku hidup ditahun '28..Saat itu aku dan kawan kawan berusaha menyatukan tanah air ini.Lalu bersama angin dan lautan kami saksikan persamaan kami diatas perbedaan,di bumi ini ,dibagian dalam pula terpisah kami samakan persepsi kami,walau kala itu hidup susah.Kami muak pada penjajah..Aku senang kami berjuang bersama,tanpa pengkhianat bagi kami selain penjajah//Lalu Aku tua..dan mati
Aku lahir kembali tahun 45,besar begitu saja,kelaparan..Suasana begitu berbeda,Jepang begitu sengit..Aku saksikan sukarno dan hatta bacakan teks proklamasi..Sampai ,aku mati kembali,
Aku kembali reinkarnasi ditahun 66 ,kurasuki ruh jiwa mahasiswa kala itu..wah sukarno menjadi mirip raja jawa saja,punya bini sana dan sini..Akhirnya Aku turunkan sukarno..yang tak lagi menurutku seperti dahulu//lalu aku mati
Tak lama waktu berlalu ,aku kembali hidupdi 98..ikut ikutan bersama sama turunkan Soeharto,tak sedikit dari bagian jiwa pelajar yang bersemangat,turunkan rezim tua bangka keparat sana dan sini..tak sedikit pula spionase dari keparat Barat,dan aku bangga..masih kurasakan perjuangan hikmat dan nikmat...aku mati///
Aku bangun lagi di 2012,kali ini bukan hidup lagi,entah mengapa ,jiwa pelajar saat ni sulit kurasuki..Diantara pelajar yang kusebut mahasiswa bermacam macam motivasi ,
lain dan beda sama sekali...
Suatu ketika aku masuki jiwa seorang pemuda...bagiku sangat baik dan indah sama sekali..namun tak lama setelah itu,aku sadri ,wah ini juga tak kalah meyimpang...Aku pun pergi mencari jiwa jiwa lain..yang kutemukan sama saja...selain kekuasaan,nama dan jabatan,tak jarang mereka berjuang memikirkan isi perut dan sebagainya...
Aku bertanya tanya pada sebagian jiwa jiwa lainnya yang juga kesulitan masuk kedalam raga raga anak anak ini..Apakah kami benar benar tak boleh masuk lagi?
Atau..
jangan jangan ada yang salah pada jiwa pemuda saat ini...
Lalu aku akhirnya aku bersembunyi
didalam sebuah jiwa yang tak kalah mungkin bersemangatnya
ku pilih jiwanya karena satu alasan
aku masih bisa berpengharapan ,mulutnya bmasih bisa teriakkan sana dan sini kritikan pedas
walaupun aku sendiri tak mengetahui ,apakah bocah ini nanti juga sama dengan bocah bocah keparat lainnya
yang pada akhirnya tunduk kepada kenistaan dan lupakan apa apa yang di suarakannya..
beruntunglah mereka yang mati dalam damai setelah pekikkan suara suara bising
lalu mati ditebasan pedang para penjajah jaman dahulu
atau mati dibakar para jepun di jaman dulu
atau
mereka yang mati bercucuran darah
setelah puas sampaikan suara suara nurani
yang masih bersih dari apa yang kini mereka sebut?
kepentingan buta dari pribadi ataupun kelompok sendiri
wah
terlalu lelah rasanya..
No comments:
Post a Comment