Pages

Monday, December 5, 2011

untuk si Petra

Kau? Tetaplah indah Petra

Indah..

Dari awal kau memang seperti sajak sajak Kahlil Gibran

Kau begitu menyentuh ,jauh dari pelupuk mata Socrates

Yang teorinya sudah hampir butakan mataku

Diantara cerahnya aras indah negeri Petra

Aku serasa takjub akan kilaumu

Chairil besyair dan terus bersyair

Ia mati tanpa terbalaskan kasihnya

Gibran juga Bernaas dengan Ajalnya

Saat kalangan Izrail tak pedulikan Perkataan Jibril

Sementara..

Masih bersama Naas nya angin malam tadi

Ku genggam Petikan Buku lusuh berisi syair syair sampahku

Isinya mulai dari Puisi yang membuat wanita cantik itu berkerut

I

Kau tahu Petra?

Dia heran ,begitu heran

Bagaimana Makluk Hina berselubung emas ini isa kau taklukkan

Bukan

Bukan kau taklukkan

Lebih dari itu..

Kau hanya selipkan wajah meronamu diantara Cerebelum ku

Sebuah sistek canggih karangan tuhan

Di tubuh seperti konan ini

Kau goreskan Nama kau tepat

Di barisan Arteri koronariaku

Sehingga setiap otot otot jantungku berdetak

Gugusan namamu ia ukir sambil menandaskan Kalsiumku

Sampai nanti Osteoporosis serang tulangku sampai patah dan bengkok

++++

Tiada berulah Tuan Hang tuah untuk ku takuti

Petra..

Matipun Aku mau

Asal di jantan jalang itu tandas di belati yang kususup lewai buku lusuh ini

+++

Ah..sudah muak busa mulutku bisik namamu

Biar rumput yang bergoyang jawab sendiri takdirmu

Aku terlalu lelah..

Matipun kini tak lagi berdarah

Tetaplah indah Petra

Walau Petra bukanah namamu

Ia hanya sebuah tempat indah,

Sampai matipun ku kagumi indahnya

Socrates dan cicero tetap tak kan biarkan ku mengunjungimu

Apalagi ingin milikimu

Bisa bisa Cjulius Caisar anggap aku Ramses yang akan cintai Cleopatranya

Tetaplah indah...

Petra

No comments:

Post a Comment