Pages

Monday, May 14, 2012

Istana Intelek para Pembual

Istana Intelek Para Pembual 
sebuah sarkasme Ekstrem untuk para intelektual


Suatu hari yang tak biasa
Aku berjalan berkeliling istana
istana yang dipenuhi buku buku tak tersentuh
istana yang dipenuhi manusia manusia penuh celoteh dan omong kosong

Ada yang berani bicarakan Kebahagiaan
namun belum merasakan kehinaan
ada yang berani bicara negara nirwana
namun enggan melihat Neraka


Lalu
disebuah pintu kudengar
nyanyian nyanyian dan puja puja nama-mana mayat entah berantah dari negeri mana
ada yang bilang mayat itu dahulunya buat Sabda sabda tandingan para nabi
ada yang bilang mayat mayat itu telah berjasa buat Sampah sampah yang mereka namakan pengetahuan

ada pula yang tiap hari berceloteh kian kemari
menyumpratkan air ludah  penuh nanah dan sumpah serapah  dengan sumringah
pada seonggok manusia yang pandangannya lurus kedepan dengan tatapan mata penuh kemunafikan

Ku pikir para pendengar menangkap tiap bualan
ku pikir sebagian mereka takut bila tinta di coreti dengan kata yang disebut nilai
ku pikir pendengar setia ini lebih memiih meminum ludah bernanah
daripada coba saling membantah

Cuma,
dihari yang berbeda
Ada  seorang Makhluk berdiridengan gagah
buat pembual tunggal terperangah

dipikiran si pembual..
ada jutaan tanda tanya penuh curiga
"Apakah makhluk ini  tahu bahwa yang kuucapkan adalah bualan bualan dari para lintah dikuburan mayat entah berantah?"

Lalu,kulihat mata makluk itu dalam dalam
kutelusuri isi otaknya yang dipenuhi lendir lendir elektron yang siap menjadi halilintar
ku dengar detak jantung sang mahkluk berdegup kencang

namun,sang mahluk duduk kembali
dan biarkan kata kata memperkosa pemberontakan hati
dengan jutaan pernyataan yang ia kumpulkan dari bualan tiap hari..

kulihat bibirnya bergerak
ku baca kata per kata dengan sejuta tanya

begini bunyinya kudengar
"mengapa harus jutaan teori dari mayat ini yang disemburkan kepada kami?"
"bukankah kita bisa memakai teori dari rumah sendiri?"
"bukankah mayat mayat dalam negeri lebih berjasa bangunkan negeri ini?"

Lalu,si pembual berjalan terpincang  -pincang
"Aku lebih ingin diperkosa oleh teori mayat mayat luar negeri"
"karena kudengar,lintah lintah jalang dari mulut mayat mayat itu dikeluarkan dengan seribu luka"
"daripada mayat mayat dalam negeri,berbibir manis namun hanya diracik dengan kudis kudis berbau amis"

oh..

inilah istana intelek para pembual