Pages

Saturday, August 11, 2012

kumpulan puisi ku hari ini di kompasiana

 1.

Cuma Puisi



Punyamu aku baca
Lisanku tiada berdaya
hingga Jantungku pun angkat bicara
mataku pun bicara
Aku terpedaya
oh sungguh terpedaya
serasa rasanya berada di alam baka
dimana mulut ini tidak bicara
hanya si pesakitan bisu dengan beragam kutukan yang digdaya
sebuah penerimaan sia sia
Aku kembali baca
Apa tulisan ini yang kau rasa?
Kalau benar oh betapa menderitanya
betaa kasihannya
Tapi
seandainya itu cuma tipudaya dan bercumbu rekayasa
sebagaimana yang kau rasa
bicaralah padaku dalam kata per kata
Sayang
aku bukan pujangga
namaku mudahkan sirna
kau pun tahu siapaku
lepas bebas  yang ingnku
namun saking tiada bersarangnya aku
dalam puisi ku ikat sebagianku
Sayang aku bukan dosen dan guru sastra
yang bahasanya luar biasa
memikat hati sini dan sana
ketika mati dikenang masa
sedangkan aku inginkan sirna
tak bernama pun tiada soal
Aku cuma ingin tulis
ya cuma puisi
selebihnya
terserah saja

2.
 

Kisah Senja

 


Semua memahami hakikat mimpi
ia terbut ibarat embun
lalu berderai lagi di hening kisah ku dan kisahmu
pada sebuah senja
Semua tertegun saat menyadari
didikan akal dan juga budi
bersama harap yang tak mungkin kembali
lalu ia berhenti di cahayamu dan bayangan ku
di cahaya senja
Jalan ini..
waktu ini tak akan pernah kembali
meski puisi ,bait perbait sajaknya coba menjadi temali
yang ikat niatku niatmu dalam satu lidi
di sebuah kisah bestari
kubilang..
kisah senja


3
Buat si Lamda
Aku muncul di tempat kau tiada bisa pergi
lalu bergerak  dimana kau tak bisa duga
berjalanpun terasa lelah..
menyeberangi wilayah hampa..


jangan kau tunjukkan Api
soal bajumu kujahit dari pusaran air
mengapa dan mengapa?
kau masih mabuk juga
kau masih diragu jua
Eits..Salah tebak
hampir  aku terhanyut dalam medan ini
hampir aku lupa siapa aku an kau Lamda
Trams
Aku tersadar!
disini bukankah begitu dingin
sambil tersenyum aku berbisik
buat Lamda ku yang penuh telisik
“Cuaca berarti musim”
“medanpun telah menjadi dimensi”
“pimpinan berarti kepercayaan’
“disiplin pun berarti garis”
sahabat berkasih sayang berbalut tangis
lalu mati dalam angan dan ketiadaan kosong
sekali kau diam dalam bangunan harapan
berarti kepercayaan tiada lagi kuberi
dan silahkan terima sirnaku ini
Wah..nyaman sekali
aku dan kau dikutuk sunyi,
disambut kerontang gersang
dan juga sepi
betapa nikmatnya angin disini
sedang kita cuma sedang dikutuk sunyi
kecuali para boneka yang tidak tahu diri
betapa nikmatnya hidup begini
Oh…janganlah kau bersikap sok tahu begitu
menerka adalah sia sia
menjeratku adalah hampa
menjengkaliku?
kubilang tanaman tanaman purba
Dan sampailah kita pada sebuah simpul
selagi kau percaya  Gibran dan memakai topeng bopeng
bertuhan pada dunia
jangan kuberi berlas kasih
Lamda
oh lamda
si dasamuka sidasamuka
Sampai mati aku lamda
Aku luka sedang kau papa

No comments:

Post a Comment