Pages

Friday, November 19, 2010

materi studi kependudukan buat kelas ip a

Fertilitas merupakan performan reproduksi aktual dari seorang
wanita atau sekelompok individu, yang umumnya
dikenakan pada seorang wanita atau sekelompok wanita.
Paritas adalah jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita.
Lahir hidup adalah : kelahiran seorang bayi tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda- tanda hidup lainnya, seperti denyut jatung, denyut tali pusat atau gerakan otot atau menurut definisi UN dan WHO,yaitu :peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandan apakah tali pusat sudah dipotong atau belum.
• Lahir mati adalah ; kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukan tanda-tanda kehidupan.
• Abortus adalah : kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu.
• Masa Reproduksi (fekunditas) adalah : kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam reproduksi.masa dimana wanita mampu melahirkan, yang disebut juga usia subur (15–49 thn)
• In-fekunditas/ sterilitas adalah tidak adanya kemampuan dalam reproduksi
• Beberapa problema pengukuran fertilitas penduduk:
1. Kemampuan biologis seseorang untuk melahirkan sangat sulit untuk diukur., ahli demografi hanya mengadakan pengukuran terhadap kelahiran hidup (live birth)
2. Seorang wanita dapat melahirkan lebih dari seorang anak, dan wanita yang telah melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut menurun.
3. Kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri)
4 Tidak semua wanita mengalami resiko melahirkan karena ada beberapa kemungkinan dari mereka tidak dapat pasangan untuk berumah tangga, juga ada beberapa wanita yang bercerai dan menjanda.
1. Yearly Performance (current fertility / fertilitas tahunan)
a. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate)
Tingkat kelahiran kasar didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1.000 penduduk pada pertengahan tahun. Dimana mencerminkan fertilitas dari suatu kelompok penduduk/ berbagai kelompok penduduk untuk jangka waktu satu tahun.
Dalam ukuran CBR jumlah kelahiran tidak dikaitkan secara langsung dengan penduduk wanita melainkan dengan penduduk secara keseluruhan.
• CBR = B x k
Pm
• CBR = crude birth rate ( tingkat kelahiran kasar)
• Pm = banyaknya penduduk pada pertengahan tahun
• K = bilangan konstan (1.000)
• B = banyaknya kelahiran selama 1 tahun.
• Misalnya :
• Banyaknya kelahiran di kota pekanbaru tahun 2000 adalah 1852.880 orang bayi.
• Banyaknya penduduk pekanbaru pada pertengahan tahun 2000 sebesar 4.546.942 orang.
• Maka : CBR = 182.880 x 1000 = 40,2 perseribu penduduk.
4.546.942
• Kebaikannya: perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
• Kelemahannya : tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun keatas, jadi angka yang dihasilkan sangat kasar.
b. Tingkat Fertilitas Umum ( General Fertility Rate / GFR)
• Yaitu banyaknya kelahiran tiap seribu wanita yang berumur 15-49 atau 15-44 tahun.
• Rumus :GFR = B x k
• Pf (15-49)
• B = banyaknya kelahiran selama 1 tahun.
• Pf (15-49) = banyaknya penduduk wanita yang berumur 14-49 tahun
pada pertengahan tahun.
• K = bilangan konstan.
• Misalnya : dari contoh pada (1), apabila diketahui banyaknya penduduk wanita berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun seesar 1.165.680 orang, maka :
• GFR = 182.880 x1000 =156,9/1000 penduduku wanita usia 15-49 Thn.
• 1.165.680
• Kebaikannya : ukuran ini lebih cermat dari pada CBR karena hanya memasukkan wanita yang berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang “ expsed to risk”
• Kelemahannya ; ukuran ini tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai kelompok umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai risiko melahirkan yang sama besarnya dengan wanita yang berumur 25 tahun.
– Tingkat fertilitas menurut umur ( Age Specific Rate/ ASFR)
• Yaitu banyaknya kelahiran tiap seribu wanita pada kelompok umur tertentu.
• Diantara wanita usia reproduksi terdapat variasi kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas wanita pada tiap-tiap kelompok umur.
• rumus : ASRF = Bi x 1000
Pfi
• bi = banyaknya kelahiran di dalam kelompok umur I selama 1 tahun.
• Pfi = banyaknya wanita kelompok umur I pada pertengahan tahun.
• K = bilangan konstans.
• Misal:
• Table 1. Perhitungan ASFR pekanbaru 2000
Umur wanita(1)Penduduk wanita (2)Kelahiran (3)ASFR tiap 1000 wanita (4)15 – 1920 – 2425 – 2930 – 3435 – 3940 – 4445 - 49264.960208.080200.880163.440151.200110.160 66.96015.84041.04050.40049.68018.000 7.200 720 60197251304119 65 11
• Kebaikannya :
 Ukuran lebih cermat dari GFR karena sudah membagi penduduk yang “exposed to risk” ke dalam berbagai kelompok umur.
 Dengan ASFR dimungkinkan pembuatan analisa perbedaan fertilitas (current fertility) menurut berbagai karakteristik wanita.
 Dengan ASFR dimungkinkan dilakukannya studi fertilitas menurut kohor.
 ASFR ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas dan reproduksi selanjutnya (TFR,GRR dan NRR)
• Kelemahannya:
 Ukuran ini membutuhkan data yang terperinci yaitu banyaknya kelahiran untuk tiap kelompok umur. Sedangkan data tersebut belum tentu ada di tia Negara/ daerah, terutama di Negara yang sedang berkembang. Jadi pada kenyataannya sukar sekali mendaat ukuran ASFR.
 Tidak menunjukkan ukuran tertilitas untuk keseluruhan wanita umur 15 – 49 tahun.
2. Reproduktive History (commulative fertility/ fertilitas komulatif)
a. Jumlah anak yang pernah dilahirkan (children ever born / CEB)
dimana mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa kelompok wanita selama reproduksinya; dan disebut juga paritas.
• Kebaikannya ;
 mudah didapatkan informasinya (di sensus dan survai)
 tidak ada referensi waktu.
Kelemahannya :
 angka paritas menurut kelompok umur akan mengalami kesalahan karena kesalahan pelaporan umur penduduk, terutama di Negara yang sedang berkembang. Ada kecenderungan semakin tua semakin besar kemungkinannya melupakan jumlah anak yang dilahirkan.
 Fertilitas wanita yang telah meninggal dianggap sama dengan wanita yang masih hidup.
• Factor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk.
 faktor demografi, antara lain : struktur umur,lama perkawinan, status perkawinan, umur kawin pertama, paritas dan proporsi yang kawin.
 faktor non demografi, antara lain, keadaan ekonomi penduduk, faktor sosial, psikologis, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan industrialisasi.
 Kingsley Davis & Judith Blake.
Ada sejumlah variabel yang secara langsung berkaitan dengan tahap-tahap reproduksi yang menurut Davis dan Blake sebagai variabel Antara. Tiga tahap penting dalam proses reproduksi sebagaimana yang dikenal dan digunakan dalam hidup bermasyarakat yaitu : pertama hubungan kelamin, kedua, konsepsi, dan ketiga, kehamilan dan kelahiran, yang kesemuanya ada 11 variabel antara yang dikelompokkan sebagai berikut:
A. factor-faktor yang mengatur dan meniadakan hubungan kelamin dalam masa reproduksi.
1. umur memulai hubungan kelamin.
2. selibat permanent : proporsi wanita yang tak pernah mengadakan hubungan kelamin.
3. lamanya periode reproduksi sesudah atau diantara masa hubungan kelamin.
a. Bila kehidupan bersuami-istri itu berakhir karena perceraian, perpisahan dll.
b. Bila kehidupan bersuami-istri itu berakhir karena partner lelaki meninggal.
• Faktor-faktor yang mengatur kemugkinan untuk hubungan kelamin di dalam perkawinan;
• Abstinensi sukarela.
• berpantang karena terpaksa ( impotensi, sakit, berpisah sementara yang tak dapat dihindari)
• Frekwensi hubungan seks ( tidak termasuk masa abstinensi)
– Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk konsepsi.

• Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tak disengaja.
• menggunakan atau tak menggunakan metode-metode kontrasepsi.
• Menggunakan cara-cara mekanis dan bahan-bahan kimia.
• Menggunakan cara-cara lain (seperti metode ritme dan senggama terputus)
• Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh factor-faktor yang disengaja ( mis, sterilisasi)
• Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran dengan selamat.
• Mortalitas janin yang disebabkan oleh factor-faktor yang tak disengaja.
• Mortalitas janin oleh factor-faktor yang disengaja.
• Setiap variabel dari kesebelas variabel Antara itu dapat memberikan efek positif atau negatif pada fertilitas. Antara masyarakat hal ini dapat berfariasi. Umpamanya di masyarakat tertentu variabel 1 mempunyai efek positif karena umur perkawinan yang rendah, sedangkan di masyarakat lainnya variabel tersebut mempunyai efek negatif akibat umur perkawinan yang tinggi.
• Menurut generalisasi sementara yang dibuat Blake dan Davis, masyarakat sedang berkembang (pra-indusri) cenderung memiliki nilai fertilitas yang tinggi untuk variable 1,2,8,9; nilai-nilai yang biasanya rendah untuk variable 4 dan 10. sedangkan untuk variable 5,6 dan 7 sulit ditemukan perbedaan yang konsisten bila dibandingkan antara masyarakat pra-industri dan masyarakat industri.
• Ronald Freedman.
• “Intemediate variable “ sangat erat hubungannya dengan norma-norma social/masyarakat. Jadi pada akhirnya perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh norma yang ada. (lihat skema)
• H. Leibenstein :
• Anak dilihat dari 2 segi yaitu segi kegunaannya (utility) dan biaya (cost). Kegunaanya ialah memberikan kepuasan, dpat memberikan balas jasa ekonomi atau membantu dalam kegiatan berproduksi serta merupakan sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa depan sedangkan pengeluaran untuk membesarkan anak adalah biaya dari mempunyai anak tersebut.
• Gary Becker
• Ia menganggap anak sebagai barang konsumsi tahan lama (durable goods). Orang tua mempunyai pilihan antara kuantitas dan kualitas anak.

No comments:

Post a Comment