Pages

Sunday, June 10, 2012

malam pembunuh rasa

Pada akhirnya aku berkata
malam itu takkan kubilang lagi sebuah kata
kata aneh bernama cinta dan semacamnya

Mulai kugunakan kata lain menggantikannya
dengan caraku
kini aku hanya bilang suka,sayang atau sebagiannya
kadang pula aku gunakan kata Amour,Ai,kadang pula Liebe ..tak lagi Love..kalau pun ia pasti Lovia

Malam itu aku sudah tak pernah berkata apa
aku hanya merenung
sebuah kegelisahan bercampur kekecewaan

Kalau benar itu ada?
Tak kah kau tanyakan pada pelaku pembantian diseluruh dunia
takkah kau tanya kan pada Habil?
lalu ini semua apa?

Gereja,Masjid,Sinagog,Altar para dewa di Athena atau bahkan Lokalisasi?
seakan semua tanpa guna
Kita dengan segala pembenaran kita
menganggap rasa itu benar adanya

Tapi Aku cuma mau bilang,rasa yang bag sebagian manusia lain itu lebih penting  dari pada Tuhan
adalah sudah mati

Cinta?
omong kosong macam apa?
Dibalik nya kau simpan nafsu birahi,kau simpan maksud harta,materi,kau kawinkan dengan kebohongan.


Satu satunya yang harusnya kau percaya
cuma..

Diri dan hati

Malam ini pun sama
dahulu aku lebih percaya para demonstran ria,kakek kakek dan nenek tua dengan cucunya
Aku percaya itu semua

Kini pun tak jauh beda
mungkin cuma tinggal kakek dan nenek tua saja yang kupercaya
manifestasi sejati sebuah rasa
bukan cinta?
itu tiada berguna kusebut lagi
karena suatu malam telah terjadi

pada suatu malam sudah ku yakini

Aku baru saja menghakimi sebuah rasa
Dimalam pembunuh rasa

2 comments:

  1. perasaan memang paling pekah yg dapat membuat eluruh tubuh merasakannya...

    mari berkunjung ke kampusku. :)

    ReplyDelete