Pages

Thursday, November 15, 2012

di sawah ke-97

Dan sawah sawah hijau selalu akan menuju suatu makna,sajak sajak manusia yang menyepelekannya
(R.A)


Si Upik diam di tepi sawah,sahabat terdekatnya ini terlihat sangat lelah,memangkul cangkul ..terlihat cuma beberapa butir keringat di keningnya,lalu upik berikan sapu tangannya.
"Perhatikanlah betapa romantisnya kita,bahkan hari ini masih bisa aku mendapatkan segelah teh dan sepiring nasi bersama telur mata sapi buatan teman ku ini",Bejo tersenyum sambil mengelap keringatnya
"Aih,jangan segitunya,biasa saja,tadi aku un baru pulang dari rumah ,jadi sekalian mampir saja...bagaimana kabarmu mas?",Upik kali ini tersenyum malu
"Pik,coba perhatikan sawah ini,hijau..menentramkan..rasanya tidak ada lagi yang kuinginkan selain sawah sawah ini nanti akan menelurkan beras..."Bejo terlihat tidak seperti biasa,kini tanpa keluh kesah
"Loh,mas ..tumben tidak banyak bermimpi lagi..bagaimana dengan Australianya? apa sudah puas bermimpi sampai di hamparan sawah saja?",tanya upik keheranan
"Tentu tidak pik..aku bukan laki laki petani yag mudah menyerah,kali ini lebih nyaman rasanya berbincang soal sawah,kesibuka kuliah di kota terasa membingungkan,sampai sejauh itukah negara yang harus kukunjungi untuk meraih bahagia? perhatikan lagilah pik..kudengar dari dosen ku..negeri kita punya potensi ternak yang tinggi..kok masih import ternak dari Australia..aku takut itu sapinya sapi gila..dan yang makan jangan tukang korup dan gila semua",jawab Bejo sambil memacul cangkulnya di rimbunan pohon bambu ditemani hijau nya sawah

Upik dan Bejo,dua sahabat dekat sejak kecil..dua duanya anak kuliahan,yang Muharram ini kebetulan libur 4 hari ,jadi mereka pulkam ,lalu Bejo menuju sawah..itu saja..sederhana sekali

"Lalu akan kemana tujuan mu setelah ini mas?,bagaimana mimpi mimpi mu berikutnya?",upik heran lagi ,kali ini ia buka rantang yang diisi ikan tri,dan beberapa lembar telur..
"memangnya kenapa pik? apa kau malu nanti kalau berteman hidup sebagai petani..perhatikan saja pikandai pemerintah kita bijak,pada nasib petani kita,bahkan kita tak perlu import beras dari Thaland yang pernah bawa wabah krisis moneter di 97 lalu...andai saja petani petani desa ini diberdayakan..oh betapa indahnya..hanya saja...Mimpiku sederhana saja kali ini,bakal lebih banyak nulis kala di kota nanti,ini usaha pencerahan efisiens,melanjutkan studi tentu saja,tapi ketika aku bincang sama dosenku soal buku "pengakuan bandit bandit kapital" itu loh..buku yang memuat ,kebijakan salah Soeharto ,yang mengirimkan putra putri terbaik kuliah di Amerika,untuk menjiplak habis sistem kapitalisme,hingga kini berhutanglah kita...memalukan bukan?",Bejo menjelaskan
"Jadi,kau menyalahkan Amerika? ",tanya Upik
"Tidak pik...bagiku manusia itu adalah sama..sama sama punya potensi menjadi gila..bodoh,angkuh..hanya saja,belum tepat kiranya untuk menjiplak sistem negara yang menguji demokrasi sejak ratusan tahun lalu,kita negara berkembang ini harusnya bisa dan tahu diri...toh coba perhatikan,banyak yang belum siap kaya..dan cuma jadi penghianat berikutya,yang pintar di bongak bongak i..dan sebagainya lah"
Kini cuma ada ladang ladang hijau
dan petani petani yang beranak ,lalu sekolah ka anak nya tnggi tinggi
esok apa?
entahlah...ladang hijau lah yang  menjawabnya

sumber :Klik disini

No comments:

Post a Comment