Pages

Sunday, March 4, 2012

larva-kutulis untuk dia yang ku takkan sebut nama


masing masing kita memilih

ada yang memilih lapak lapak di jalanan

tak pedulikan hangat tubuhnya menggeretak

Sedang daya siapa tahu batasnya

batas antara fana dan abadi semakin sirna

Aku berada dimana

engkau berada dimana

siapa sangka ,siapa menerka

Kita jalani hari hari

kadang penuh hura hara

juga harap harap kecemasan didalamnya

perjelaslah langkahmu ibarat mata air surga

abadinya tiada tara

namun yakinkan batinmu

bahwa bila takdir dalam genggamanmu

kita bisa berbuat apa,rivalku mau berkata apa

kita berjalan menuju arah yang mungkin berbeda

kau sembuhkan berbagai macam penyakit

sedang aku mungkin akan mati berkarat dengan beragamnya

tanpa kau aku bisa apa

dengan kaupun aku bisa berbuat apa

entahlah

langitku kini tiada warna

bila kau tak keberatan

kembali dan tulislah apapun yang ingin kau utarakan

agar sesekali bila aku menatapnya

ada bianglala disana dengan beragam warnanya

"Aku cinta Damai,karena tuhan ciptakan kita untuk menjadi Khalifahpe rancangnya,Aku bukan pencinta kefanaan ,maka Cintai ku demi keabadian,dan temani aku layaknya teman,yang akan kau puja untuk kini dan masa depan,yang entah manusia mana bisa menerka batasnya"

kutipan ini kutuliskan untukmu yang tanpa nama

entah dimana dan kapan kita kan bersua

langit hanyalah batas yang oleh Khayyam dipenuhi teka teki astrologia

langit hanyalah sekumpulan senyawa kimia

yang bagi Avicenna hanya kumpulan badai yang resapi kegamangan batinnya

bila kau nanti baca dengan mata yang tak lagi berkaca kaca

ijinkan aku menatap senyum tanpa duka

soalnya wajahku sudah dipenuhi ratusan dupa

yang dibakar begitu batinku remuk karena luka

ah

siapa menyangka

Ruh kita diatas sana sedang bercengkrama

soal ketiadaan dan kefanaan kita di dunia

Ah siapa menyangka

batinku berlabuh dengan siapa?

dan kalau bisa

aku kembali tak sebut nama

namun jelaslah bahwa

aku suka

2 comments: